PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: March 23, 2014 / comment : 0

    Tenun Cula (https://singkongkejuyummy.wordpress.com)

    Menenun cual awalnya merupakan aktivitas perempuan Bangsawan Muntok, Bangka Barat, keturunan Ence' Wan Abdul Haiyat di Kampung Petenon, pada abad ke-18. Tenun cual mulanya merupakan kain adat Muntok yang berarti celupan awal pada benang yang akan diwarnai.

    Tenun cual merupakan perpaduan antara tekhnik songket dan tenun ikat, namun yang menjadi ciri khasnya adalah susunan motif menggunakan tekhnik tenun ikat. Jenis motif tenun cual antara lain susunan motif bercorak penuh (Pengantek Bekecak), dan motif ruang kosong Jande Bekecak). Cual Bangka dahulu dikenal dengan nama Limar Muntok. Sekilas motif kain tenun cual nampak seperti songket palembang. Yang membedakan adalah jika pada Songket palembang motif diambil dari bentuk-bentuk bunga seperti cempaka atau bunga cengkeh, maka cual mengambil motif bentuk-bentuk alam dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, seperti motif kucing atau bebek, bunga mawar, dan lain-lain yang jika dilihat dari jauh akan timbul motifnya.

    Fungsi sosial dari tenun cual adalah sebagai pakaian kebesaran lingkungan Muntok, pakaian pengantin dan pakaian pada hari-hari kebesaran Islam dan adat lainnya, sebagai hantaran pengantin ataupun mahar yang langsung menggambarkan status sosial (pangkat dan kedudukan) seseorang pada masa itu. Dahulu, kehalusan tenunan, tingkat kerumitan motif dan warna pada tenun cual mengandung filosofi hidup sebagai hasil perjalanan religius penenunnya.

    Tenun cual sangat terkenal karena tekstur kainnyaa/yang begitu halus, warna celupan benangnya tidak berubah, dan ragam motif seakan timbul, jika dipandang dari kejauhan. Peminat tenun cual pun hingga ke luar Bangka, sehingga diperjualkan pula ke Palembang, Belitung, Pontianak, Singapura dan Tanah Melayu lainnya. Hal ini menyebabkan pengguna tenun cual tidak lagi hanya pada keturunan Bangsawan Mentok.

    Tahun 1914 hingga 1918, terjadi perang besar melanda Eropa yang menyebabkan terputusnya bahan baku tenun cual. Masuknya tekstil dari Cina menjadi pelengkap orang-orang Muntok meninggalkan kerajinan tenun cual. Tahun 1990, Perindustrian Kota Madya pangkalpinang menggalakan kembali keraj inan cual di Bangka. Kelompok usaha kerajinan cual yang terdiri dari anggota, keluarga tersebut diketuai oleh Masliana.Tahun 2003 Maslina membentuk Koperasi Tenun Kain Cual Khas Bangka. Kini ada 40 perajin cual yang tersebar di kota maupun kabupaten di Bangka Belitung.

    Sumber: Portalbangkabaratkab

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says