PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: March 10, 2014 / comment : 0

    Ilustrasi. Tari lengger. (FOTO ANTARA/Fikri Adin)

    Beograd (ANTARA News) - Tari pergaulan Lengger Banyumas yang dibawakan oleh kelompok "Coconut Mind" memikat pengunjung pameran pariwisata internasional (IFT) ke-36 yang digelar di paviliun Indonesia di Serbia, Jumat (28/2) sore.

    Para penari mengajak para pengunjung yang memenuhi pavilun yang mengusung tema Phinisi dan diikuti 11 industri pariwisata dari Tanah Air itu untuk ikut menari bersama.

    "Kami sangat bangga bisa ikut memeriahkan pameran pariwisata dengan menampilkan tari pergaulan dari Banyumas, Jawa Tengah," ujar salah satu penari asal Solo yang tergabung dalam kelompok Coconut Mind, Wirastuti Susilaningtyas (31) kepada Antara London.

    Suatu kebanggaan bisa tampil menyemarakan Paviliun Indonesia, ujar Tuti yang pernah ikut dengan Garin Nugroho pada acara pementasan Opera Jawa, Tusuk Konde, di Paris.

    Menurut Tuti, panggilan akrab Wirastuti Susilaningtyas, yang sudah sering mengikuti misi budaya Indonesia di luar negeri, senang bisa ikut menyemarakan pameran yang dibuka oleh Menteri Ekonomi Serbia Igor Mirovic.

    Ia mengatakan pengalaman yang menarik grup asal Solo itu bekerja sama dengan Coconut Mind untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia dalam pameran, dimana Indonesia menjadi mitra penyelenggara pameran yang digelar untuk ke-36 kalinya.

    Perempuan yang pernah tampil dalam opera "Coronation of Popea" di gedung Opera London, dan menari dalam karya Atila Soeryajaya di Chiang Mai, Thailand, ini mengharapkan dengan kehadiran penari dari Solo dapat memberikan dampak positif bagi pariwisata dan kebudayaan Indonesia.

    Selain Wirastuti Susilaningtyas, penari lainnya adalah Cahwati, Fitria Trisha Murti, Agustina Kristianti, Siska Hariyati, Danang Pamungkas, Havid Ponk Zaharia Koestoto. Mereka didukung empat pemusik, yaitu Sigit Pratama, Misbahhudin, Yulianto Dwi Nugroho dan Dwi Harjanto. Mereka juga tampil dalam acara Malam Budaya Indonesia yang dihadiri ibu negara Serbia.

    Sementara itu penari lainnya, Danang Pamungkas mengatakan kesan yang menarik baginya saat tampil dalam acara itu adalah bisa mengekspresikan diri untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia Luar.

    Selain itu, katanya, ajang ini merupakan kesempatan bagi generasi muda untuk mempelajari kebudayaan luar. Ia kerja sama semacam ini akan terus terjalin sehingga Indonesia akan semakin maju dan negara lain akan lebih terbuka lagi untuk bekerja sama, baik lewat budaya maupun yang lain.

    Sementara tim kesenian dari Bayuasin menampilkan seni tradisional dari Musi Banyuasin yang ditarikan secara bersama yang disebut tari Missal Dana.

    Tari ini dibawakan oleh remaja yang sedang bergembira berjumpa dengan sahabat-sahabat mereka lalu berpasang-pasangan dengan gerakan yang sederhana dan kompak. Selain itu juga terlihat lemah gemulai diiringi musik yang bernuansa irama Melayu.

    Tim Musi Banyuasin juga menampilkan Tari Ginde Menindai yang merupakan gambaran dari anak seorang pemuka masyarakat pada zaman dahulu, kehidupan kesehariannya dipingit.

    Tari Ginde Menindai dibawakan dengan gerak dinamis, diiringi musik rampak, gendang, gitar gambus, gong, gitar tunggal yang diangkat dari ciri khas musik daerah Kabupaten Musi Banyuasin dan bernuansakan Islam.

    Sumber: AntaraNews

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says