PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

  • Pada bulan Ramadhan kali ini, Indonesiatop.blogspot.com ingin mengajak pembaca untuk mengenal bangunan-bangunan unik yang telah dibangun pada masa kerajaan Islam di Indonesia. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia tidak hanya meninggalkan bangunan berupa mesjid saja namun juga bangunan-bangunan lainnya yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Kami akan menulis beberapa bangunan unik yang dibangun pada masa kerajaan Islam di Indonesia. Diantaranya yaitu:





    Benteng Keraton Wolio







    Benteng Keraton Wolio dibangun sejak masa pemerintahan Sultan Buton ketiga, La Sangaji, pada abad ke-15. Kompleks benteng ini cukup unik seperti membentuk huruf dal. Ini adalah huruf ke delapan pada alfabet bahasa Arab atau huruf terakhir nama Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wassalam. Benteng berbentuk huruf 'dal' dalam aksara Arab ini, disusun dari batu kapur dan pasir. Luasnya mencapai 22,8 hektar dengan panjang keliling tembok 2.740 meter. Adapun tingginya berkisar antara 1 meter hingga 8 meter dengan ketebalan tembok 0,5 meter - 2 meter. Benteng yang dibangun di atas bukit seluas kurang lebih 20,7 hektar itu, didaulat sebagai benteng terluas di nusantara versi Museum Rekor Indonesia (Muri) tahun 2008. Benteng Keraton Wolio berlokasi di atas tebing Kota Bau-Bau, Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara.





    Gua Sunyaragi





    Gua Sunyaragi juga dikenal sebagai Taman Air Sunyaragi, atau sering disebut Tamansari Sunyaragi. Tamansari Sunyaragi dibangun pada 1703 Masehi oleh Pangeran Kararangen. Gua ini memiliki keunikan pada bangunannya. Arsitektur gua berbentuk gunung-gunungan, seperti rumah semut. Gua juga dilengkapi terowongan penghubung bawah tanah dan saluran air. Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya. Gua Sunyaragi Cirebon terletak di Jl. Brigjen Darsono, Kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat.





    Gunongan





    Gunongan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang memerintah tahun 1607-1636. Sultan Iskandar Muda membangun sebuah gunung kecil yang disebut Gunongan untuk membahagiakan sang permaisuri. Gunongan dianggap sebagai miniatur bukit yang mengelilingi istana Putri Phang di Pahang. Gunongan memiliki bangunan yang tidak besar. Bangunan ini berbentuk unik seperti bunga dan bertingkat tiga dengan tingkat utamanya sebuah mahkota tiang yang berdiri tegak. Gunongan berdiri dengan tinggi 9,5 meter. Gunongan terletak di Jl. Teuku Umar, Banda Aceh.





    Benteng Somba Opu







    Benteng Somba Opu dibangun oleh Raja Gowa ke IX Daeng Matanre tumaparisi Kallonna pada abad ke XVI (1550 1650). Keunikan Bangunan ini dibangun dari tanah liat dan putih telur sebagai pengganti semen. Benteng kokoh ini berbentuk segi empat, dengan panjang sekitar 2 kilometer, tinggi 7-8 meter, dan luasnya sekitar 1.500 hektar. Seluruh bangunan benteng dipagari dengan dinding yang cukup tebal. Benteng ini terletak di Jalan Daeng Tata, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.







    Taman Sari







    Taman Sari ini dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I atau Pangeran Mangkubumi pada tahun 1683 menurut penanggalan tahun Jawa atau tahun 1757 Masehi. Pada masanya, fungsi dari istana air ini tak hanya sebagai sarana rekreasi para Sultan Yogyakarta beserta keluarganya, namun juga sebagai tempat menyepi, merenung atau beribadah. Bahkan, juga sebagai benteng pertahanan. Taman Sari lokasinya hanya sekitar 0,5 km sebelah selatan Kraton Jogjakarta.





    Danau Tasik Ardi





    Danau Tasikardi dibuat pada masa pemerintahan Panembahan Sultan Maulana Yusuf (1570-1580 M), putra Sultan Maulana Hasanuddin, sultan pertama Kerajaan Banten. Tasik berarti danau dan Ardi berati buatan. Danau yang dikenal dengan Situ Tasikardi berfungsi menampung air dari Sungai Cibanten untuk mengairi areal persawahan dan memenuhi pasokan air bagi keluarga keraton dan masyarakat sekitarnya. Keunikannya sebelum air digunakan, terlebih dulu diendapkan di pengindelan abang (penyaringan merah), pengindelan putih (penyaringan putih), dan pengindelan emas (penyaringan emas). Ini merupakan teknologi penyaringan yang cukup modern. Di tengah Danau Tasikardi terdapat sebuah pulau kecil seluas 44 x 44 meter persegi dimana di dalamnya terdapat sebuah rumah kecil. Situs Danau Tasikardi terletak di Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten.





    Benteng Liya Togo





    Konstruksi benteng yang tersusun atas batu-batu tanpa menggunakan perekat semen, merupakan keunikan tersendiri dari benteng peninggalan Kesultanan Buton ini. Benteng Liya Togo yang tersusun dari batu-batu itu dibangun di atas lahan seluas 30 hektare lebih. Benteng Liya Togo terletak di Desa Liya Raya, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.

  • Bahan Ayam:
    ½ kg ayam ambil dagingnya, potong kotak kecil, sisakan tulangnya untuk kuah.
    2 sdm kecap manis
    1 sdm saus tiram
    1 sdt bawang putih halus
    1 buah bawang Bombay cincang kasar.
    1 sdt garam
    ½ sdt merica bubuk

    Bahan Kuah:
    1 sdt bawang putih halus
    ½ sdt merica bubuk
    1 sdt garam
    1 liter air
    sisa tulang ayam
    ½ sdt masako rasa ayam

    Bahan Lain :
    1 Bungkus mie tiau kering, rebus hinnga lunak, tiriskan, lalu beri minyak sayur supaya tidak lengket.
    1 ikat sawi, potong 3 cm lalu rebus.
    Sambal cabe rawit rebus
    Saus sambal / saus tomat
    Kecap manis, bawang merah goreng.

    Cara Membuat :
    Bahan Ayam :
    Tumis bawang putih dan bawang Bombay hingga harum, lalu masukan ayam, kecap manis, saus tiram, merica dan garam. Aduk lalu tambahkan air sedikit, masak hingga ayam matang dan air mengental, angkat sisihkan.

    Bahan Kuah :
    Tumis bawang putih hingga kuning kecoklatan, lalu masukkan air, tulang ayam, merica, garam, masako dan daun bawang, masak hingga mendidih.

    Penyajian :
    Susun mie Tiau, sawi, dan tumisan ayam di mangkok. Lalu sajikan dengan siraman kuah, sambal cabe rawit, saus sambal dan kecap manis dan taburi bawang merah goreng.

Comments

The Visitors says