PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

  • Kampung Cempluk (https://www.seputarmalang.com)

    Kampung Cempluk berada di Dusun Sumberjo RW. 02 Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Dusun yang sangat dekat keberadaannya dengan wilayah Kota Malang, karena merupakan Dusun paling ujung timur Desa Kalisongo.

    Meski berada tak jauh dari pusat kota dan hanya lima menit dari Plasa Dieng, kampung ini baru dialiri listrik pada tahun 1992. Sebelumnya, warga menggunakan cempluk (lampu minyak bersumbu) sebagai alat penerangan, sedangkan di kampung lain sudah menggunakan petromax. Dari sinilah awalnya kampung ini dikenal dengan sebutan Kampung Cempluk.


    Pendidikan dan Pekerjaan

    Kampung Cempluk merupakan daerah yang tertinggal maka warga kampong cempluk memandang pendidikan bukanlah hal penting sehingga rata-rata warga di kampong ini perpendidikan Tamatan Sekolah Dasar bahkan tak jarang yang hanya bias membaca dan menulis (tidak lulus SD). Pekerjaan Warga kampong Cempluk rata-rata yang Laki laki adalah buruh Bangunan sedangkan yang perempuan buruh pabrik. Namun demikian semangat kebersamaannya tidak diragukan lagi dikampung ini yang namanya Azas Kegotong Royongan dan berkesenian sangat tinggi.sehingga tidaklah heran bila di kampung ini tumbuh pesat berbagai kesenian rakyat antara lain Seni Barong singo Yudho, Pancak Silat, musik Perkusi, Jaran Kepang atau kuda lumping, bahkan masih berdirinya sebuah kesenian yang hampir punah yang diberi nama Seni Ande-Ande Lumut.

    Terbentuknya Festival

      Kampung Cempluk Festival (https://www.galacara.com)

    Mengingat demikian kuatnya jiwa berkesenian warga Desa Kalisongo dan banyaknya kegiatan kesenian sebagai cikal bakal kebudayaan daerah, maka dibutuhkan ruang untuk berapresiasi dari setiap komunitas kesenian yang ada.

    Rasa kebersamaan dan kegotongroyongan yang melekat dikehidupan warga Desa Kalisongo melahirkan sebuah wadah berpresiasi bersama yang bisa menampung hasrat para pelaku seni budaya di sana.

    Kampung Cempluk Festival

    Bermodal dana seadanya hasil swadaya warga lahirlah sebuah acara seni budaya yang saat ini dikenal dengan nama Festival Kampung Cempluk.

    Penggagas dari Komunitas Kampung Cempluk ini dimandegani oleh beberapa orang diantaranya : Bapak Priyo Sidhi, Redy Eko Prastyo, Bapak Sulaiman, Bapak Sukadi, serta dibantu saudara Denny Mizar dari Komunitas Pelangi Sastra Malang.

    Kampung Cempluk Festival

    Anggota Kesenian

    • Kesenian Ande-Ande Lumut “Ngudi Lestari Budhoyo“
    • Seni Pencak Silat “Panca Manunggal“
    • Kuda Lumping “Turonggo Joyo Mulyo“
    • Kesenian Perkusi kontemporer “Garuda Putih“
    • Rumah Budhaya Cempluk “Sanggar Klampis Ireng“

    Jenis Kegiatan

    1. Kegiatan Reguler Tahunan : Berupa Festifal Kampung Cempluk yang dilaksanakan setiap tahun sedah berjalan 3 tahun kegiatan berbentuk Pekan Budhaya dan Pasar Rakyat.
    2. Pasar Kampung Cempluk yang dilaksanakan setiap Hari Minggu
    3. Pelatihan dan Kegiatan Sanggar Budhaya dilakukan di Rumah Budhaya Cempluk.
    4. Kerja sama Bidang Kesenian dan Budhaya dengan Sanggar Lain telah dilaksanakan setiap Bulan sekali.
    5. Tukar informasi dengan daerah lain (Studi Banding)

    Informasi lebih lanjut hubungi


    Kampung Budaya Cempluk 
    Jl. Dieng Atas, RT. 04/RW. 02, Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur
    Website: https://www.kampungcempluk.com
    Twitter : @kampungcempluk 
    https://id-id.facebook.com/pages/Kampung-Cempluk/261739060504428

  • Kampung Budaya Gabus terletak di Desa Gabus, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Gabus sebagai kampung kantung kesenian di bagian selatan Kota Pati diharapkan dapat menjadi ruang alternatif baru sebagai kantung kesenian di wilayah Pesisir yang kadang terpinggirkan oleh pusat pusat budaya arus besar.

    Upaya membentuk kawasan yang menjadi kantung budaya, seperti yang dilakukan pengiat kesenian di Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, membutuhkan sebuah proses. Itu pula yang coba diletupkan melalui pagelaran Festival Pasar Gabus.


    Pagelaran yang dilangsungkan pada 9 Oktober dan 10 Oktober 2010 di Desa Gabus, Kecamatan Gabus, Pati, Jawa Tengah itu mendapatkan wadah dengan masa hajatan kaum agraris di Tanah Jawa yang biasa disebut Sedekah Bumi. Ekspresi rasa syukur masyarakat desa atas hasil panen dan hasil kerja selama setahun, serta lantunan doa dan harapan akan hari esok yang lebih baik. Kegiatan Sedekah Bumi yang biasa dilakukan di setiap bulan Apit pada penanggalan Jawa.

    Kemudian masyarakat Desa Gabus mendirikan Paguyuban Sedulur Asih di Gabus pada hari Sabtu tanggal 19 Mei 2012 oleh warga Gabus yang memiliki pandangan yang sama untuk memajukan Desa Gabus melalui pendekatan budaya.

    Adapun kelompok penggiat seni budaya yang ada di Desa Gabus antara lain :

    Wisata Musik

    Gagego Musik Kampung


    Keroncong Pesona Gambuse


    Wisata Seni Budaya 

    Teater Gong 


    Sanggar Tari Widyas Budoyo


    Layar Tancep 
    Wayang Tutur 


    Barongsai 


    Sedekah Bumi 


    Festival Pasar Gabus


    Informasi lebih lanjut hubungi

    Kampung Budaya Gabus
    Alamat Sekretariat : Desa Gabus RT. 5 RW. 5, Jalan Raya Gabus, Pati (Utara SPBU Gabus), Kecamatan Gabus, Pati, Jawa Tengah.
    Telp: +62 813 2624 9016 (Bp. Timbul Hadiyanto)
    Website: https://gabuskampungbudaya.blogspot.com

  • Kampung Seni Budaya Jelekong terletak di Kelurahan Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.

    Pintu gerbang Kampung Seni Budaya Jelekong (https://tamudesa.org)

    Seakan mirip Ubud Bali yang menjadi gudang seniman handal dari seniman Giriharja Jelekong terkenal sebagai seniman wayang golek, seni lukis, serta sejumlah kesenian lainnya seperti sisingaan, jaipongan, pencak silat, dan lainnya.

    Suasana Kampung Seni Budaya Jelekong (https://tamudesa.org)

    Desa wisata Jelekong pastinya terkenal sebagai tempat pelukis handal di Bandung. Keahlian melukis pada penduduk Jelekong diwariskan secara turun temurun dari seniman lukis, Odin Rohidin. Dari Odin Rohidin inilah kemudian terbentuk kampung pelukis di Bandung. Saat ini hampir sekitar dua ratus kepala keluarga di Jelekong yang bisa hidup berkecukupan dengan produksi lukisan-lukisan itu. Harga lukisan dari Jelekong kebanyakan cukup murah, namun tetap memiliki kualitas yang tidak kalah dengan lukisan mahal. Seringkali pelukis Jelekong membuat lukisan yang sesuai dengan selera pasar. Karena itu inovasi dan kreasi tetap menjadi modal utama dari para pelukis Jelekong.

    Giriharja


    Giriharja terletak di Jl. Giriharja Rt 01/01, Kelurahan Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupan Bandung. Lokasinya tidak jauh dari kantor kelurahan, yakni sekitar 500 meter dari kantor kelurahan.

    Giri Harja merupakan nama tempat yang didirikan oleh Dalang Abah Sunarya (alm) pada tahun 1920-an, terutama dengan melestarikan dan mengembangkan seni pertunjukan Wayang Golek Sunda, yang bisa disebutkan ‘paradigma’ kebudayaan Sunda.

    Pentas Wayang Golek Giriharja

    Di dalam media, keluarga seni Giri Harja juga dianggap sebagai ‘Dinasti Sunarya’. Sampai sekarang, di Giri Harja sudah ada empat generasi seniman, Dalang dan Nayaga. Di antaranya ada juga Tokoh Budaya yang terkenal dan terpopuler , seperti Dalang H.Asep Sunandar Sunarya, Dalang H. Ade Kosasih Sunarya (alm.), dan lainnya.

    Wayang merupakan kesenian yang khas di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Isinya menggambarkan perbuatan baik dan buruk. Ada dua jenis wayang yaitu Wayang Kulit dan Wayang Golek. Wayang Kulit merupakan wayang dua dimensi juga sering dikenal sebagai boneka bayang-bayang. Wayang Kulit lebih populer di sekitar Jawa Tengah hingga Bali.

    Cindramata Giriharja

    Wayang Golek adalah boneka kayu tiga dimensi dan berasal dari Jawa Barat. Permainan Wayang Golek pada umumnya mulai pada senja hingga subuh, para penonton bebas menyaksikan sesuka hatinya. Orang yang memainkan Wayang Golek disebut Dalang. Ada dua jenis cerita yang disajikan dalam pertunjukan Wayang Golek yaitu cerita Mahabarata dan cerita Ramayana. Tokoh-tokoh yang ada dalam cerita pewayangan yaitu Rama, Sinta, Anoman, Rahwana, Gatot Kaca Pandawa Lima, dan lainnya. Setiap tokoh wayang memiliki kar akter masing-masing. Wayang Golek terdiri dari bagian-bagian yang dapat dipisahkan.

    Wayang Golek memiliki ukiran yang sempurna, dengan warna yang indah dan mencolok. Pakaian Wayang Golek dihiasi dengan manik-manik dan batik. Beberapa Wayang Golek mempunyai sayap dari kulit yang diukir dan dicat. Pembutan Wayang Golek diukir dengan tangan sehingga terlihat unik. Pengrajin wayang menggunakan bulu dari kelinci untuk memperoleh bentuk dan detil rambut yang sangat baik.

    Cindramata Giriharja

    Paket Seni Budaya Giriharja

    Para seniman-seniman Giri Harja, menyediakan berbagai Seni Budaya, Kerajinan dan Cindramata (Suvenir) yang dapat dipentaskan di berbagai acara sebagai berikut :

    • Wayang golek : Pertujukan atau atraksi, demo pembuatan wayang dan merakit wayang (system pembelajaran atau satu paket) 
    • Upacara Adat 3. Kecapi suling 
    • Jaipongan 
    • Degung 
    • Kliningan 
    • Pop Sunda 
    • Pencak silat 
    • Rampak Dalang Bocah cilik atau Tunggal 
    • Kerajinan Wayang Golek dan Cindramata (suvenir)
    Kampung Pelukis

    Berbagai lukisan dari Kampung Pelukis Jelekong (https://sebandung.com)

    Sepanjang jalan utama Jelekong, akan disuguhkan ratusan kanvas pada kanan dan kiri jalan. Ada sekitar dua puluh galeri di sepanjang jalan ini. Bau cat yang masih basah langsung tercium saat kita memasuki kampung ini. Ada sekitar enam ratus pelukis yang menghasilkan karyanya di Jelekong. Setiap pelukis ini tentu memiliki ciri khas masing-masing dalam setiap karyanya. Hal ini tentu bukan hal yang aneh lagi warga kampung pelukis di Bandung ini.

    Berbagai lukisan dari Kampung Pelukis Jelekong

    Beberapa lukisan khas dari Jelekong adalah lukisan tentang panorama pedesaan, adu ayam, buah-buahan, pacuan kuda, ikan koi, dan kereta kencana. Karya lukisan ini tidak hanya dipasarkan di Bandung, namun sudah merambah luar kota, seperti Bogor, Semarang, dan Bali, bahkan sampai ke luar negeri, seperti Arab Saudi dan Malaysia. Beberapa galeri di Bandung memajang lukisan dari Jelekong dengan harga yang lumayan tinggi. Banyak warga Jelekong yang memang menggantungkan penghidupannya dari penjualan lukisan-lukisan.

    Kaligrafi dari Kampung Pelukis Jelekong

    Satu lukisan pemandangan di atas kanvas dengan ukuran 135 cm x 40 cm dihargai bervariasi mulai dari Rp. 150.000,00. Mahal tidaknya lukisan sangat tergantung dengan besarnya lukisan, tingkat kesulitan, serta cat yang dipakai. Lukisan dijual dari harga ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Kita bisa menjumpai karya-karya dari pelukis Jelekong di sepanjang Jalan Braga. Di sepanjang jalan ini kita akan menjumpai lukisan-lukisan dipajang di trotoar. Anda bisa juga langsung mengunjungi Jelekong, yang berada di kawasan Baleendah. Selain wisata budaya, ada berbagai tempat wisata lain di sekitar Jelekong, seperti Goa Landak, Curug Batukarut, dan Curug Cangkring.

    Wisata Alam

    Di Desa Wisata Jelekong Anda juga dapat menemukan situs alam seperti Goa Landak, Curug Cangkring, dan Curug Batukarut.

    Akses

    Desa Jelekong berada di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Letaknya kurang lebih berjarak 12 km dari Kota Bandung, tepat di ruas sebelah kanan jalan raya Bandung - Majalaya. Desa Jelekong merupakan wilayah kelurahan yang wilayahnya terbagi menjadi 27 Rukun Warga. Akses jalan menuju Desa Wisata Jelekong Baleendah rusak sepanjang 600 meter di Kampung Margaluyu RW 14 jadi anda perlu bersabar.

    Informasi lebih lanjut hubungi
           
    Giriharja 
    Jln. Giriharja RT. 01/ RW. 01, Kel. Jelekong, Kec.Baleendah, Kab. Bandung
    Telp.: +62 813 2015 5161 (Bp. Irwansyah, SE)
    Website: https://www.giriharja-jelekong.com
  • Suasana Kampung Adat Kuta, Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Ciamis, Jawa Barat (https://travel.detik.com)

    Kampung Adat Kuta adalah dusun adat yang masih bertahan di Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kampung adat ini dihuni masyarakat yang dilandasi kearifan lokal, dengan memegang budaya pamali (tabu), untuk menjaga keseimbangan alam dan terpeliharanya tatanan hidup bermasyarakat. Salah satu yang menonjol adalah dalam hal pelestarian hutan, sekaligus mempertahankan kelestarian mata air dan pohon aren untuk sumber kehidupan mereka.

    Dipandang dari sudut etimologis, Kampung Kuta berarti kampung atau dusun yang dikelilingi “kuta” atau penghalang berupa tebing. Menurut cerita yang beredar pada masyarakat setempat, dahulu kala tebing itu berfungsi sebagai penghalang serangan musuh dari luar, ketika Kampung Kuta akan dijadikan sebuah kerajaan oleh Prabu Ajar Sukaresi. Kisah tentang sepak terjang sang Prabu yang menjadi penguasa di Kampung Kuta sangat berpengaruh kepada warganya di kemudian hari.

    Kampung Adat Kuta, Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Ciamis, Jawa Barat (https://www.tambaksarionline.com)

    Kampung Kuta terdiri atas 2 RW dan 4 RT. Kampung ini berbatasan dengan Dusun Cibodas di sebelah utara, Dusun Margamulya di sebelah barat, dan di sebelah selatan dan timur dengan Sungai Cijulang, yang sekaligus merupakan perbatasan wilayah Jawa Barat dengan Jawa Tengah.

    Kampung ini dikatagorikan sebagai kampung adat, karena mempunyai kesamaan dalam bentuk dan bahan fisik bangunan rumah, adanya ketua adat, dan adanya adat istiadat yang mengikat masyarakatnya. Salah satu warisan ajaran leluhur yang mesti dipatuhi masyarakat Kuta adalah pembangunan rumah. Bila dilanggar, warga Kuta berkeyakinan, musibah atau marabahaya bakal melanda kampung mereka. Aturan adat menyebutkan rumah harus berbentuk panggung dengan ukuran persegi panjang. Atap rumah pun harus dari bahan rumbia atau ijuk.

    Rumah adat Kampung Kuta (https://www.tambaksarionline.com)

    Kampung Kuta merupakan masyarakat adat yang masih teguh memegang dan menjalankan tradisi dengan pengawasan kuncen dan ketua adat. Kepercayaan terhadap larangan dan adanya mahluk halus atau kekuatan gaib masih tampak pada pandangan mereka terhadap tempat keramat berupa hutan keramat. Hutan keramat tersebut sering didatangi oleh orang-orang yang ingin mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup. Hanya saja, di hutan keramat tersebut tidak boleh meminta sesuatu yang menunjukkan ketamakan seperti kekayaan.

    Larangan 

    Larangan di dalam hutan keramat (https://www.tambaksarionline.com)

    Untuk memasuki wilayah hutan keramat tersebut diberlakukan sejumlah larangan, yakni larangan memanfaatkan dan merusak sumber hutan, memakai baju dinas, memakai perhiasan emas, memakai baju hitam-hitam, membawa tas, memakai alas kaki, meludah, dan berbuat gaduh. Bahkan untuk memasuki Hutan Keramat ini pun tidak boleh memakai alas kaki, Tujuannya agar hutan tersebut tidak tercemar dan tetap lestari. Oleh karena itu, kayu-kayu besar masih terlihat kokoh di Leuweung Gede. Selain itu, sumber air masih terjaga dengan baik. Di pinggir hutan banyak mata air yang bersih dan sering digunakan untuk mencuci muka.

    Upacara Adat Nyuguh

    Upacara Adat Nyuguh (https://ciamisnews.com)

    Sesuai warisan leluhur, acara nyuguh itu harus dilakukan di pinggir Sungai Cijolang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cilacap, Jateng. Pernah satu kali acara nyuguh tak dilaksanakan, tiba-tiba seluruh kampung mendapat musibah. Padi yang siap panen rusak parah, sedangkan sejumlah hewan ternak ditemui mati menggelepar. Warga menyakini kerusakan itu terjadi karena “utusan” Padjadjaran itu tidak disuguhi makanan. Alhasil mereka pun mencari makanan sendiri dengan cara merusak kampung.

    Adapun perjalanan ke Sungai Cijolang sekitar lima kilometer. Kini, Pak Kuncen pun kembali memulai ritual.

    Upacara Nyuguh telah dilaksanakan tanggal 14 Desember 2014 (https://ciamisnews.com)

    Doa kembali dipanjatkan sebelum warga menyantap makanan yang tersedia. Setelah berdoa, seluruh warga kemudian menyantap makanan yang dibawa dari kampung. Makanan khas yang harus ada setiap upacara.

    Upacara Adat Nyuguh ini merupakan suatu upacara ritual tradisional Adat Kampung Kuta, Kec. Tambaksari Kabupaten Ciamis yang selalu dilaksanakan pada tanggal 25 shapar pada setiap tahunnya.

    Inap Desa (Homestay)

    Bagi anda yang berkeinginan untuk menginap di Kampung Adat Kuta, tersedia Inap Desa kurang lebih 50 (lima puluh) rumah dengan kapasitas 3 (tiga) orang setiap rumahnya.

    Akses

    Rute menuju Kampung Adat Kuta (https://ciamisnews.com)

    Untuk menuju ke kampung tersebut jarak yang harus ditempuh dari kota Kabupaten Ciamis sekitar 34 km menuju ke arah utara. Dapat dicapai dengan menggunakan mobil angkutan umum ke Kecamatan Rancah. Sedang dari Kecamatan Rancah menggunakan motor sewaan atau ojeg, dengan kondisi jalan aspal yang berkelok, dan tanjakan yang cukup curam. Jika melalui Kecamatan Tambaksari dapat menggunakan kendaraan umum atau ojeg, dengan kondisi jalan serupa.

    Informasi lebih lanjut hubungi
           
    Kampung Adat Kuta 
    Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat
    Telp.: +62 812 2281 3316 (Bp. Wendry)
  • Pintu masuk Perkampungan Budaya Betawi (https://lembagakebudayaanbetawi.com)

    Kampung Betawi terletak di Jalan RM. Kahfi II, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi.

    Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.

    Setu Babakan (https://foursquare.com)

    Perkampungan dengan luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, Jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.

    Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi, memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.

    Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan (https://kesetubabakannyok.wordpress.com)

    Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi.

    Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.

    Rumah Adat Betawi (https://www.dansapar.com)

    Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.

    Tiga Paket Wisata Setu Babakan

    Wisata Budaya

    Ondel-Ondel (https://www.jakarta.go.id)

    Pengunjung dapat menikmati pergelaran seni, baik musik, tarian, maupun teater topeng di panggung Setu Baba kan. Biasanya digelar setiap Ahad sejak pukul 13.00-16.00 WIB. Merupakan ke giatan yang menawarkan banyak kesan tentang budaya Betawi yang sangat menjunjung tinggi nilai persaudaraan, kecintaan alam, dan kerohanian.

    Wisata Air

    Bermain di Situ Bebek-bebekan (https://bebasopan.blogspot.com)

    Setu Babakan menjadi lokasi yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Bagi yang hobi mancing, danau ini dapat menjadi lo kasi yang tepat untuk berburu berbagai macam ikan air tawar. Mulai dari ikan sepat, lele, emas, bahkan beruntung bila mendapat ikan gurami. Juga tersedia dari pihak pengelola saran transportasi hiburan, seperti sepeda air, bebek-bebekan, dan penyewaan sepeda bagi para pengunjung yang ingin berkeliling di sekeliling tepian Setu Babakan.

    Wisata Kuliner

    Bir Pletok (https://foursquare.com)

    Deretan penjaja makanan sepanjang Setu Babakan menawarkan banyak pilihan bagi para pengunjung. Pedagang setempat menjajakan makanan khas Betawi, semisal kerak telor, selendang mayang, gado-gado, pecak gurame, hingga laksa betawi. Jajanan khas yang tak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Konsep kuliner di Setu Babakan memang diperuntukkan untuk jajanan rakyat.

    Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

    Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Perkampungan Setu Babakan hingga saat ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, seperti tempat ibadah, panggung pertunjukan seni, tempat bermain anak-anak, teater terbuka, wisma, kantor pengelola, galeri, dan pertokoan suvenir. Dengan fasilitas ini pengunjung dapat berfoto menggunakan busana adat khas Betawi dengan lokasi pemotretan yang disesuaikan dengan keinginan pengunjung. Hal yang tak kalah menarik adalah saat ini (mulai Maret 2011) telah terbentuk suatu komunitas sepeda onthel di Setu Babakan dengan nama OSEBA (onthel Setoe Babakan). Komunitas ini biasa kumpul saban Minggu pagi di depan halaman panggung utama.

    Akses

    Akses menuju lokasi perkampungan Setu Babakan relatif mudah, karena terdapat banyak kendaraan umum yang melewati perkampungan ini. Dari Terminal Pasar Minggu, pengunjung dapat menggunakan Kopaja No. 616 jurusan Blok M menuju Cimpedak. Setelah sekitar 30 menit dan, pengunjung dapat turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Selain itu, bagi wisatawan yang berangkat dari Terminal Depok dapat menggunakan taksi menuju perkampungan Setu Babakan.

    Alternatif lainnya, pengunjung yang berangkat dari Terminal Depok dapat juga menggunakan Metromini 616 jurusan Blok M - Pasar Minggu - Cimpedak atau menggunakan angkutan umum bernomor 128, kemudian turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung diminta memarkir kendaraannya di tempat yang telah disediakan, kemudian dipersilakan mengunjungi perkampungan dengan berjalan kaki atau bersepeda mengelilingi Setu Babakan.

    Informasi lebih lanjut hubungi
          
    Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan 
    Jln. Moch Kahfi II, Rt.009/08, Kel. Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan
    Telp / Fax : (62) 21 786 2861
    Website: https://lembagakebudayaanbetawi.com
    dan https://kampungbetawi.com

  • Cepu (“tjepoe”) adalah sebuah kota kecamatan yang berada di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Kota ini menjadi perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan Sungai Bengawan Solo sebagai pemisahnya. Kecamatan Cepu dikenal sebagai kota penghasil Minyakbumi dan Kayu Jatinya.

    Penambangan Minyak dan Gas Bumi

    Sumur minyak di Cepu ini pertama kali ditemukan pada tahun 1890 oleh Bataafsche Petroleum Maatchappij (BPM), sebuah perusahaan minyak dari Belanda, yang kemudian berganti nama menjadi Shell.

    Sesudah Kemerdekaan Republik Indonesia, melalui satu Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan Presiden pada 20 Agustus 1968, PN PERMINA yang bergerak di bidang produksi digabung dengan PN PERTAMIN yang bergerak di bidang pemasaran guna menyatukan tenaga, modal dan sumber daya yang kala itu sangat terbatas. Perusahaan gabungan tersebut dinamakan PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (Pertamina).

    Sumur minyak tua dan gas yang tersebar di wilayah sekitar Cepu, Nglobo, Ledok, dan Wonocolo. Jumlah sumur tua yang telah mencapai 648 buah dengan 112 di antaranya masih aktif memproduksi.

    Nama Cepu semakin dikenal dengan eksplorasi Blok Cepu. Blok ini mencakup wilayah Cepu dan Bojonegoro dengan kandungan minyak diperkirakan mencapai jutaan barel. Ada dua operator besar yang terlibat dalam eksplorasi minyak, yakni Exxon Mobile dan Pertamina. Pihak lain yang terlibat adalah Pemerintah Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Blora, dan Pemerintah Bojonegoro.

    Penambangan Tradisional

    Penambangan Minyakbumi oleh masyarakat Cepu (https://kotakkatikdikamar.blogspot.com)

    Sebagian besar sumur-sumur tua secara tradisional ditambang oleh masyarakat setempat. Mereka menggunakan tali dan ember ditarik oleh sekitar 15 orang atau menggunakan sapi untuk menderek.

    Menarik timba minyakbumi dengan Truk bekas dengan roda belakang (https://www.bedigal.com)

    Sumur tua umumnya terletak di daerah perbukitan dan di tengah-tengah hutan jati. Dengan demikian, upaya ekstra harus mampu untuk melihatnya. Agak seperti sedikit petualangan.

    Pompa Angguk (Sucker Rod Pump)

    Pompa Angguk peninggalan Kolonial Belanda (https://www.infoblora.com)

    Wisata sejarah sumur tua masih menggunakan Pompa Angguk (Sucker Rod Pump) peningalan zaman kolonial. Untuk menuju ke sana tidaklah sulit, sebab ada beberapa tempat yang masih memiliki sumur angguk. Seperti di Desa Nglobo, Kecamatan Jiken, kemudian Desa Semanggi Kecamatan Jepon.

    Skema cara kerja Pompa Angguk (https://pompakompressor.blogspot.com)

    Dari Kota Blora menuju ke arah Randublatung, kemudian ada pos pemeriksaan hasil hutan belok kiri sekitar 4 km sudah bisa melihat sumur angguk itu. Sumur angguk memang memiliki kekhasan sendiri, selain mengeluarkan bunyi nyaring juga sangat beraturan, bentuknya juga unik.

    Loko Tour

    Stasiun awal Loko Tour (https://www.infoblora.com)

    Loko Tour di Cepu sudah dibuka sejak 1978. Dan jenis wisata ini merupakan serangkai dari objek wisata yang berada di wilayah Kabupaten Blora, seperti Pusat Penelitian dan Pengembangan Jati milik Perusahaan Umum Perhutani Pusat yang berada di Kesatuan Pemangku Hutan Cepu dan wisata geologi berupa pengeboran minyak dan gas bumi. Di Jawa Tengah, hanya ada dua Loko Tour, yaitu di Cepu dan di Ambarawa.

    lokomotif tua buatan Berliner Maschinenbaun Jerman tahun 1928 (https://en.wikipedia.org)

    Loko Tour merupakan paket perjalanan wisata di hutan jati Cepu yang menggunakan rangkaian kereta api yang ditarik oleh lokomotif tua buatan Berliner Maschinenbaun Jerman tahun 1928. Bahan bakar yang digunakan adalah kayu tunggak (akar kayu). Sekali perjalanan, loko tua ini membutuhkan sebanyak delapan kubik kayu (8 staple).

    Gerbong Loko Tour (https://ardindatyas.blogspot.com)

    Dengan Loko tua yang bisa menampung maksimal 60 penumpang ini, saya memulai perjalanan dari Kantor Perhutani Jalan Sorogo Kesatuan Pemangku Hutan Cepu, sekitar 35 kilometer ke arah tenggara Kota Blora. Selanjutnya kereta kuno ini melintasi hutan jati wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Ledok, Kendilan, Pasar Sore, Blungun, Nglobo, Cabak, dan Nglebur. Jarak tempuhnya mencapai 60 kilometer dengan kecepatan maksimum 20 kilometer per jam. Lokasi yang ditempuh cukup menarik karena berada di ketinggian 25 – 30 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara 22-34 derajat celcius dan curah hujan yang rata-rata 1.670 milimeter per tahun.

    Gerbong Loko Tour (https://ardindatyas.blogspot.com)

    Wisata Loko Tour juga menggelar berbagai macam hiburan kesenian daerah, antara lain kesenian tayub, penanaman jati, tebangan, seradan, serta kunjungan ke museum jati dan Pusat Pengembangan Bio Teknologi Hutan.

    Loko Tour 
    Kantor Perhutani KPH Cepu
    Jln. Sorogo No. 02, Bojonegoro, Jawa Tengah
    Telp.: (62) 296 423 328

    Gedung Pertemuan SOS Sasono Suko

    Gedung Pertemuan SOS Sasono Suko, Cepu (https://adepypy.blogspot.com)

    Gedung Pertemuan SOS Sasono Suko terletak di desa Wonorejo Kelurahan Cepu.

    Stasiun Kereta Api Cepu


    Stasiun Cepu (CU) adalah stasiun kereta api yang terletak di Balun, Cepu, Blora. Stasiun yang terletak pada ketinggian +28 m dpl ini berada di Daerah Operasi 4 Semarang, dan merupakan stasiun KA aktif yang berada paling timur di Jawa Tengah. Stasiun Cepu adalah stasiun KA terbesar di Kabupaten Blora, dan berada di depan Lapangan Ronggolawe. Dari Stasiun Cepu terdapat bekas percabangan rel kereta api menuju Kota Blora, yang kini sudah tidak aktif.

Comments

The Visitors says