PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

  • (https://bujangmasjid.blogspot.com)
    Masjid Agung Banten, Jl. Moh. Yusuf, Serang, Banten. Koordinat GPS :  6° 2' 9" S dan 106° 9' 14.40" E

    Masjid Agung Banten terletak di Jalan Moh. Yusuf, Desa Kasemen, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten. Bangunan masjid berbatasan dengan perkampungan di sebelah utara, barat, dan selatan, alun-alun di sebelah timur, dan benteng atau keraton Surosowan di sebelah tenggara.

    Masjid Agung Banten didirikan pertama kali pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin dan putranya Sultan Maulana Yusuf pada tahun 1566 M atau bulan Zulhijjah 966 Hijriah. Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kasultanan Banten yang juga putra pertama Sunan Gunung Jati, Sultan Cirebon. Menjadikan Masjid Agung Banten Menjadi salah satu dari 11 masjid tertua di Indonesia (baca: GPS Wisata Spiritual).


    Masjid Agung Banten dirancang oleh 3 arsitek dari latar belakang yang berbeda. Yang Pertama adalah Raden Sepat, Arsitek Majapahit yang telah berjasa merancang Masjid Agung Demak dan Masjid Agung Ciptarasa Cirebon. Arsitek kedua adalah arsitek China bernama Cek Ban Su ambil bagian dalam merancang masjid ini dan memberikan pengaruh kuat pada bentuk atap masjid bersusun 5 mirip layaknya pagoda China. Karena jasanya dalam membangun masjid itu Cek Ban Su memperoleh gelar Pangeran Adiguna. Arsitek ketiga adalah Hendrik Lucaz Cardeel, arsitek Belanda yang kabur dari Batavia menuju Banten di masa pemerintahan Sultan Haji tahun 1620, dalam status mualaf dia merancang menara masjid serta bangunan tiyamah di komplek masjid agung Banten. Karena jasanya tersebut, Cardeel kemudian mendapat gelar Pangeran Wiraguna.

    Masjid Agung Banten merupakan suatu kompleks dengan luas tanah 1,3 ha dan dikelilingi pagar tembok setinggi satu meter. Pada sisi tembok timur dan barat masing-masing terdapat dua buah gapura di bagian utara dan selatan yang letaknya sejajar. Bangunan masjid menghadap ke timur berdiri di atas pondasi masif dengan ketinggian satu meter dari halaman.

    Deskripsi Bangunan


    Menara

    Menara Masjid Agung Banten (https://2dheart.wordpress.com)

    Menara berkonstruksi batu bata setinggi kurang lebih 24 meter ini dulunya berfungsi sebagai menara pandang atau pengamat ke lepas pantai dan juga digunakan untuk menyimpan senjata dan amunisi pasukan Banten. Menara ini dapat dimasuki sampai ke atas melalui 82 anak tangga. Di dalam menara terdapat empat pintu dan bentuknya sama dengan pintu masuk menara.

    Atap

    Atap tumpukan tiga (https://2dheart.wordpress.com)

    Masjid Agung Banten sejak awalnya beratap tumpuk lima, namun pada abad ke-17 pernah diubah menjadi tiga. Hal demikian dimungkinkan karena dua atap teratas sebenarnya hanya atap tambahan yang ditopang tiang pusat yang bila dihilangkan tidak mengganggu konstruksi di bawahnya. Dua tumpukan atap paling atas itu tampak lebih berfungsi sebagai mahkota dibanding sebagai atap penutup ruang bagian dalam bangunan.

    Pintu masuk Masjid

    Pintu masuk Masjid (https://bujangmasjid.blogspot.com)

    Masjid memiliki pintu masuk berjumlah enam buah menggambarkan rukun iman. Pintu masuk sengaja dibuat pendek untuk memaksa pengunjung merunduk sebagai simbol ketundukan kepada sang pencipta.

    Ruang utama (https://forum.detik.com)

    Bangunan ruang utama berdenah empat persegi panjang dengan ukuran 25 × 19 m. Lantai dari ubin berukuran 30 × 30 cm berwarna hijau muda (sekarang ditutupi karpet merah) dan dibatasi dinding pada keempat sisinya.

    Dinding timur memisahkan ruang utama dengan serambi timur. Pada dinding ini terdapat empat pintu dengan lubang angin yang merupakan pintu masuk utama. Pintu terletak di tengah bidang segi empat dari dinding yang menonjol berukuran 174 × 98 cm dengan dua daun pintu dan kayu. Pintu bagian atas berbentuk lengkung setengah lingakaran. Lubang angin pada dinding timur ada dua buah yang mengapit pintu paling selatan berbentuk persegi panjang dan didalamnya terdapat segi tiga berjajar terdiri atas dua baris dan diantarannya terdapat hiasan motif kertas tempel.

    Dinding barat tingginya 3,3 m memiliki tiga buah jendela berbentuk segi empat berukuran 180 × 152 cm dengan dua daun jendela berkaca buram. Lubang angin terdiri dari kumpulan segi tiga seperti dinding timur.

    Dinding barat tersebut berhiaskan pelipit rata, penyangga, setengah lingkaran,dan pelipit cekung. Dinding sisi utara membatasi ruang utama dengan serambi utara dengan sebuah pmtu masuk berbentuk empat persegi panjang berukuran 240 × 125 cm, berdaun pintu dua dan kayu. Jendela pada dinding utara dua buah dengan dua daun jendela berbentuk segi empat berukuran 180 × 152 cm. Sedangkan dinding selatan.hanya mempunyai satu pintu yang menghubungkan ruang utama dengan pawestren, terletak di dekat sudut barat dinding.

    Tiang

    Tiang-tiang penyangga Atap (https://danlangkah.blogspot.com)

    Tiang yang terdapat pada ruang utama berjumlah 24 buah terdiri dan empat buah tiang utama dan 20 buah tiang penyangga. Tinggi tiang lama 11 meter terbuat dari kayu jati dengan delapan tanpa hiasan. Tiang-tiang yang lain tingginya berbeda. Tiang yang mempunyai ketinggian 7,30 m ada delapan buah, sedangkan sisanya 12 buah berukuran tinggi 4,40 m Tiang berdiri di atas umpak dari batu andesit berbentuk buah labu. Umpak tiang mama tingginya 50 cm dengan pelipit rata pada bagian atas dan bawahnya. Umpak-umpak yang ruang utama tersebut bervariasi dengan bagian bawah dihiasi oleh pucuk daun yang mengarah ke bawah dan ada pula hiasan daun tumpang tindih.

    Konstruksi atap ditambahkan besi baja melintang (https://2dheart.wordpress.com)

    Mimbar dan Mihrab

    Mimbar dan Mihrab (https://2dheart.wordpress.com)

    Mimbar Masjid Agung Banten letaknya satu meter dari dinding barat, dan pada pondasi padat setinggi 90 cm. Bentuk pondasi empat persegi panjang berukuran 385 × 194 cm. Bagian bawah terdapat dua buah lubang arah utara selatan. Tangga terdapat di muka dan terdin anak tangga. Diujung bawah tangga terdapat batu hitam bentuknya seperti pot bunga. Pada bagian atas muka mimbar terdapat penampil berbentuk lengkung di sisi timur dan di dalamnya ada tulisan Arab.

    Mimbar berdenah empat persegi panjang berukuran 93 × 170 cm dengan dinding di sisi utara, barat, dan selatan. Di depan dinding utara dan selatan terdapat pipi dinding tubuh yang berhiaskan bingkai. Dalam mimbar terdapat tempat duduk dengan injakan kaki setinggi 16 cm.

    Pada sisi luar dinding tubuh mihrab terdapat hiasan dalam bidang segi empat sebanyak tiga buah di sisi utara selatan. Dinding bagian bawah berisi teratai mekar, tengah motif bingkai cermin, dan bagian atas berisi motif oval yang di dalamnya ada lubang berbentuk daun semanggi. Pada setiap sudut panil terdapat hiasan daun yang diapit oleh semacam lukisan binatang. Di atas panil terdapat susunan pelipit dan di atas pelipit tersebut terdapat bidang persegi panjang di sisi utara, timur, dan barat, serta berhiaskan pilin ganda dengan posisi saling berhadapan, bunga, dan daun-daunan.

    Pawestren

    Untuk masuk ke dalam pawestren melalui pintu di dinding utara yang menghubungkan dengan tiang utama. Pada dinding selatan terdapat juga pintu yang menghubungkan pawestren dengan serambi pemakaman selatan. Lubang angin di dinding ini berbentuk segi tiga dan hanya sebagian yang terbuka karena tertutup atap makam selatan. Dinding barat pawestren hanya terdapat lubang angin dengan bentuk kumpulan segi tiga dengan bunga di antaranya.

    Serambi

    Serambi depan (https://2dheart.wordpress.com)

    Pada umumnya masjid di Indonesia mempunyai serambi. Serambi yang terdapat di Masjid Agung Banten terdapat di keempat sisi dan merupakan serambi terbuka, kecuali serambi selatan yang dijadikan kompleks pemakaman.

    Bedug

    Bedug (https://2dheart.wordpress.com)

    Bedug masjid berbentuk silinder, terbuat dari kayu jati, sedangkan bidang pukulnya terbuat dari kulit kerbau. Panjang bedug 156 cm terletak di atas penyangga dari kayu berkaki empat. Tinggi penyangga 228 cm berbentuk segi delapan dan berdiri di atas umpak berbentuk buah labu. Untuk memukul bedug, karena letaknya tinggi sehingga dibuatkan tangga dengan empat anak tangga. Pada anak tangga teratas di bagian bawahnya terdapat lapik dari batu andesit. Permukaan anak tangga dibuat kasar agar tidak licin bila diinjak.

    Bangunan lain


    Kolam

    Kolam (https://bantenculturetourism.com)

    Kolam berada di depan serambi timur berbentuk persegi panjang terbagi atas empat kotak yang dipisahkan oleh pematang tembok dan dihubungkan dengan lubang pada masing-masing pematang. Kolam berukuran 28,10 × 3,10 m dan dalamnya antara 75-100 cm. Di sekeliling kolam terdapat tembok setinggi 1,20 m dan tebalnya 32,5 cm. Untuk mencapai kolam dipergunakan tangga turun sebanyak tip anak tangga dari arah halaman dan lima anak tangga dan serambi timur.

    Istiwa

    Istiwa penunjuk waktu (https://goseasia.about.com)

    Pada halaman timur dekat gapura den bagian utara terdapat penunjuk waktu yang menggunakan sinar matahari (istiwa). Bentuk istiwa segi delapan dengen melebar pada bagian atasnya, terbuat dari semen berwama kuning muda. Garis tengah istiwa bagian atas 249 cm dan tingginya 76 cm dari permukaan tanah. Bagian atas terdapat lubang sedalam 12 cm berbentuk lingkaran.

    Tiamah (Pavilliun)

    Tiamah disebelah kiri (https://panoramio.com)

    Bangunan lain di kompleks Masjid Agung Banten adalah tiamah, yaitu bangunan tambahan yang dahulu digunakan sebagai tempat bermusyawarah dan berdiskusi soal-soal keagamaan. Denah bangunan empat persegi panjang berukuran 19,5 × 6,5 × 11,5 m dan terdiri dari dua tingkat. Masing­masing masing tingkat mempunyai tiga ruangan berderet dari barat-timur. Ukuran ruangan barat dan timur masing-masing 5,62 × 5,30 m, sedangkan ruang tengah 7,25 × 5,60 m. Atap tiamah berbentuk limasan dan ditunjang oleh dinding-dindingnya.

    a. Tingkat I Pintu masuk utama berada di dinding selatan (muka) berbentuk empat persegi dengan ukuran 192 × 149 cm, memiliki dua daun pintu. Pintu tersebut menuju ke ruang utama dengan lantai tegel merah hati berukuran 40 × 40 cm. Pada ruang tengah terdapat jendela berukuran 125 × 125 cm dengan dua daun jendela dan mengapit pintu masuk, dan mempunyai jeruji besi. Dinding utara (belakang) terdapat pintu tanpa daun pintu yang menghubungkan tiamah dengan pemakaman selatan dan dilengkapi dua anak tangga, karena pemakaman lebih tinggi dari tiamah. Pintu yang terdapat pada ruang barat dan timur masing-masing terdiri dari dua daun pintu dan ukurannya sama dengan pintu utama. Jendela pada tiap-tiap ruangan terdapat dua buah. Selain itu terdapat pula tangga kayu dua buah menuju tingkat dua.

    b. Tingkat II Lantai tingkat dua terbuat dari papan. Pintu pada tingkat dua ada empat buah, dua buah di ruang barat dan dua lagi di ruang timur, serta saling berhadapan berukuran 374 × 167 cm. Pada tingkat ini jendelanya ada sebelas buah terdiri dari empat di ruang barat, tiga buah di ruang tengah dan empat lagi di ruang timur. Bahan jendela dari kaca bening dan diberi teralis.

    Sejarah Pemugaran

    Masjid Agung Banten dibangun pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, sultan pertama Kerajaan Islam Banten yang memerintah tahun 1552-1570. Keadaan masjid sampai saat ini mash terawat dan dikelola oleh yayasan yang dipimpin oleh H. Tubagus Wasi Abbas. Masjid tersebut selain berfungsi sebagai tempat shalat juga sebagai tempat pengajian, tempat acara santap bersama seusai shalat hari raya Idul Fitri serta kegiatan sosial lainya. Masjid Agung Banten telah mengalami delapan kali pemugaran yang berlangsung dari tahun 1923 sampai 1987. Pada tahun 1923, dilaksanakan pemugaran oleh Dinas Purbakala, dan tahun 1930 dilakukan penggantian tiang-tiang kayu yang rapuh. Tahun 1945, Residen Banten, Tubagus Chotib, bersama masyarakat melaksanakan perbaikan atap cungkup penghubung di kompleks pemakaman utara, kemudian tahun 1966/1967. Dinas Purbakala memugar menara masjid, dan juga tahun 1969 Korem 064 Maulana Yusuf memperbaiki bagian yang rusak antara lain pemasangan etenit langit-langit. Tahun 1970 dilaksanakan pemugaran serambi timur dengan dana dari Yayasan Qur’an. Pertamina rumah memugar kompleks masjid dengan kegiatan mengganti lantai ruang utama, pembuatan atap serambi pemakaman selatan, pembuatan bak wudlu dan kran air di serambi utara, dan pembuatan pagar tembok keliling kompleks dengan lima gapura. Tahun 1987, dilaksanakan penggantian lantai serambi pemakaman utara dan cungkup makam Sultan Hasanuddin dengan mamer.

    Sumber bacaan:

  • Oleh Tri Agus Yogawasista

    Arab Saudi


     
    Masjidil Haram, Mekah Al Mukaromah, Arab Saudi

    Jl. King Abdul Aziz, Mekah Al Mukaromah, Arab Saudi
    Koordinat GPS :  21° 25' 18.61" N dan 39° 49' 29.82" E (*)

     
    Masjid Nabawi, Medinah Al Munawaroh, Arab Saudi

    Jl. King Abdul Aziz, Madinah Al Munawaroh, Arab Saudi
    Koordinat GPS :  24° 28' 17" N dan 39° 36' 49" E (*)

    Indonesia


    Sahabat GPS Wisata Indonesia, peninggalan peradaban nenek moyang kita telah dibahas di Wisata Arkeologi, dimana dimulai dari agama kuno (animisme) hingga agama Hindu dan Budha.

    Redaksi mencoba menyusun kembali dari berbagai sumber, dengan masuk Agama Islam, dengan peninggalannya berupa Masjid di Nusantara yang kita cintai ini, dari periode tahun 1200 M - 1600 M. Dimungkinkan dikembangkan peninggalan Masjid Kuno di setiap provinsi di Nusantara ini. Do'a in ya sahabat bisa terlaksana (baca: Wisata Spiritual).

     Masjid Saka Tunggal, Banyumas, Jawa Tengah (https://id.wikipedia.org)

    Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
    Koordinat GPS :  7° 28' 26.05" S dan 109° 3' 20.32" E


    Masjid Asal Penampaan (Didirikan tahun 1412 M) (+)
    Desa Penampaan, Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Nanggro Aceh Darussalam.

    Masjid Wapauwe, Maluku Tengah

    Masjid Wapauwe (Didirikan tahun 1414 M)
    Desa Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah
    Koordinat GPS :  3° 35' 31.49" S dan 128° 8' 30.42" E (**)

    Masjid Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur

    Masjid Sunan Ampel (Didirikan tahun 1421 M)
    Jl. KH. Mas Mansyur, Ampel, Surabaya
    Koordinat GPS :  7° 13' 45.13" S dan 112° 44' 34.54" E (**)

    Masjid Agung Demak, Demak, Jawa Tengah

    Masjid Agung Demak (Didirikan tahun 1477 M)
    Jl. Sultan Patah, Kadilangu, Demak
    Koordinat GPS :  6° 53' 44" S dan 110° 38' 16" E (***)

    Masjid Tiban Wonokerso, Wonogiri, Jawa Tengah

    Masjid Tiban Wonokerso (Didirikan tahun 1479 M)
    Dusun Tekil Kulon, Desa Sendangrejo, Kec. Baturetno, Kab. Wonogiri, Jawa Tengah

    Masjid Merah, Panjunan, Cirebon, Jawa Barat

    Masjid Merah (Didirikan tahun 1480 M) 
    Jl. Kasunanan, Panjunan, Cirebon Utara
    Koordinat GPS :  6° 43' 02.51" S dan 108° 33' 58.38" E

    Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Cirebon, Jawa Barat

    Masjid Agung Sang Cipta Rasa (Didirikan tahun 1498 M) 
    Jl. Keraton Kasepuhan No. 43, Kecamatan Lemah Wungkuk, Cirebon Utara
    Koordinat GPS :  6° 43' 34.42" S dan 108° 34' 26.54" E (**)

    Masjid Sultan Suriansyah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (https://id.wikipedia.org)

    Masjid Sultan Suriansyah (Didirikan tahun 1526 M)
    Utara Kecamatan Kesehatan, Banjarmasin Utara, Kalimantan Selatan
    Koordinat GPS :  3° 16' 54.52" S dan 114° 34' 37.60" E (**)

    Masjid Sunan Kudus atau Masjid Menara Kudus, Kudus, Jawa Tengah

    Masjid Menara Kudus (Didirikan tahun 1530 M) 
    Jl. Kerjasan, Kudus
    Koordinat GPS :  6° 48' 16" S dan 110° 49' 58" E (***)

     
    Masjid Agung Banten, Serang, Banten

    Jl. Moh Yusuf, Serang, Banten
    Koordinat GPS :  6° 2' 9" S dan 106° 9' 14.40" E (**)

     Masjid Mantingan, Tahunan, Jepara, Jawa Tengah (https://id.wikipedia.org)

    Jalan Mantingan Ngabul, Jepara
    Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah
    Koordinat GPS :  6° 37' 9.97" S dan 110° 40' 7.24" E

     
    Masjid Al Alam atau Al Aulia Marunda, Jakarta Utara

    Jl. Kampung Marunda Besar, Kel. Marunda, Jakarta 14150
    Koordinat GPS :  6° 5' 45.09" S dan 106° 57' 35.51" E (**)

    Sumber Peta :
    (*) Peta Navteq
    (**) Peta Google
    (***) POI GPS Mio

    (+) Tambahan
  • Masjid Menara Kudus, Jl. Kerjasan, Kudus. Koordinat GPS : 6° 48' 16" S dan 110° 49' 58" E (Gambar: https://www.beautifulmosque.com)

    Masjid Kudus terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Masjid Kudus berada ditengah pemukiman penduduk dan terletak di tanah datar. Batas yang memisahkan masjid dengan lingkungan sekitarnya adalah di sebelah utara, selatan, dan barat berbatasan dengan pemukiman penduduk, sedangkan di sebelah timur berbatasan dengan jalan raya.

    Deskripsi 

    Gapura utama yang berbentuk candi bentar (https://www.beautifulmosque.com)

    BangunanMasjid Kudus memiliki luas ± 2400 m2. Keadaan tanah berupa sebidang tanah pekarangan yang datar yang diatasnya didirikan masjid dan menara. Untuk memasuki halaman Masjid Kudus harus melewati dua gapura utama yang berbentuk candi bentar. Bentuk asli bangunan masjid sukar untuk diketahui karena telah beberapa kali mengalami perbaikan dan perluasan. Secara keseluruhan Masjid Kudus berbentuk empat persegi panjang berukuran panjang 58 m dan lebar 21 m. Bangunan masjid terdiri dari: menara, serambi, ruang utama, pawestren, dan bangunan lainnya.

    Menara

    Menara (https://www.beautifulmosque.com)

    Salah satu keistimewaan dari Masjid Kudus adalah Menara Kudus. Menara Kudus ini sangat terkenal bahkan orang lebih mengenal menara Kudus daripada Masjid Kudus. Bentuk menara ini mengingatkan akan bentuk candi corak Jawa Timur. Regol-regol serta gapura bentar yang terdapat di halaman depan, serambi, dan dalam masjid mengingatkan kepada corak kesenian klasik di Jawa Timur.

    Menara Masjid Kudus merupakan bangunan kuno hasil dari akulturasi antara kebudayaan Hindu-Jawa dengan Islam, bahkan unsur kebudayaan asli. Seorang sarjana Belanda yang bemama Jasper mengatakan bahwa seni bias atau ukiran dan bangunan Menara Kudus menunjukkan tradisi seni bias dari bangunan Hindu Jawa Majapahit. Sucipto Wirjosuparto menghubungkan ukiran menara Masjid Kudus dengan Candi Jago. Hal ini terlihat sekali pada ornamen tumpal pada susuman tangga yang mirip sekali dengan yang ada pada Candi Jago.

    Unsur Islam yang tampak adalah ornamen yang serba sederhana. Sedangkan unsur Indonesia asli tampak pada hiasan tumpalnya. Motif hiasan tumpal sudah ada sejak zaman pra sejarah di Indonesia.

    Tangga menuju ke Menara (https://hastonophoto.blogspot.com)

    Bagian kaki menara yang terbawah terdapat tiga buah pelipit yang tersusun menjadi satu. Bagian tengahnya merupakan bagian yang menonjol. Sedangkan bagian kaki yang paling atas terdiri dan beberapa susunan yang makin ke atas makin melebar. Sebagai penyangga antara kaki bagian tengah dan atas terdapat sebuah komposisi pelipit. Seluruh bagian pads kaki menara menggunakan material yang merupakan pasangan batu bata merah tanpa perekat.

    Pada sisi barat terdapat konstruksi tangga menara yang mengarah keluar. Hiasan yang terdapat pada kaki menara antara lain hiasan pola geometris yang berbentuk segi empat. Di sudut kaki menara terdapat bidang polos berbentuk pilar. Sedangkan pada sebelah kiri dan kanan tangga terdapat hiasan bentuk tumpal berupa segi tiga sama kaki.

    Tubuh menara bagian bawah merupakan sebuah pelipit besar dan tinggi yang dibagi dua oleh sebuah bingkai tebal. Tubuh menara bagian tengah berbentuk persegi yang ramping. Sisi utara, timur, dan selatan terdapat relung-relung kosong. Pintu masuk ruangan ini terbuat dari kayu. Di dalam bilik ini terdapat tangga dari kayu terletak di tengah tengah ruangan, hampir tegak lurus menuju ke puncak menara.

    Mangkok Keramik (https://sigoese.wordpress.com)

    Tubuh menara bagian atas terdiri atas susunan pelipit-pelipit mendatar yang makin ke atas makin panjang dan melebar. Hiasan yang terdapat pada tubuh menara antara lain pola geometris, mangkok porselin bergambar dan dekorasi bergambar dan dekorasi bentuk silang yang penempatannya selang-seling. Selain itu, terdapat tempelan benda berwujud piring yang berisi lukisan masjid, manusia dengan onta serta potion konna, dan lukisan bunga. Bagian puncak menara berupa ruangan mirip pendopo berlantaikan papan. Ruangan ini ditopang oleh empat buah tiang kayu yang bertumpu masuk pada lantai papan yang berlapis.

    Di antara dua tiang sebelah timur sekarang dipasang hiasan arloji yang cukup besar. Pada salah satu tiang terdapat inskripsi yang ditulis dengan huruf dan bahasa Jawa yang berbunyi “Gapura rusak ewahing jagad” yang berarti 1609 S (1685 M). Atap menara berbentuk limas bersusun dua dan di bagian puncaknya terdapat tulisan Arab “Allah”, sedangkan di bagian bawah atap menara tergantung sebuah bedug dan kentongan. Bedug berukuran panjang 138 cm dengan 0 90 cm, sedangkan kentongan berukuran panjang 150 cm dengan 0 130 cm.

    Serambi

    Serambi Masjid Kudus berupa bangunan terbuka terbagi dua yaitu serambi depan dan serambi tengah. Serambi depan berukuran panjang 9,50 in dan lebar 13,50 m. Pada serambi ini terdapat sebuah gapura kori agung dengan tinggi ± 3 in. Letak kori agung memisahkan antara serambi depan dengan serambi tengah. Bangunan serambi ini merupakan bangunan tambahan perluasan masjid. Hal ini terlihat pada bagian atas serambi terdapat sebuah kubah besar. Lantai serambi dari ubin. Serambi tengah berukuran panjang 26,50 m dan lebar 22 m. Bangunan serambi juga merupakan ruangan terbuka, dan lantainya dari ubin.

    Ruang utama

    Pintu Gerbang di dalam Masjid (https://ayassam.blogspot.com)

    Ruang utama berukuran panjang 28 in dan lebar 21 in. Pintu utama terletak di tengah-tengah ruang utama, sedangkan pintu-pintu lainnya terdapat di sisi barat dan timur ruang utama. Lantai ruang utama dari ubin. Ruang utama ditopang oleh empat buah soko guru (tiang utama) dan empat buah soko rawa (tiang tambahan) dengan tinggi tiang ± 5 in. Di rang utama ini juga terdapat sebuah kori agung yang berukuran panjang 4,80 in, lebar 55 cm, dan tinggi 5 m. Atap bangunan ruang utama berbentuk tumpang tiga dan ditutup oleh genteng merah. Pada puncak atap terdapat mustaka dari tembaga.

    Mihrab (https://www.indonesiakaya.com)

    Di dalam ruang utama terdapat mimbar dan mihrab. Mimbar ada dua buah yaitu di utara dan selatan. Mimbar sebelah utara berukuran panjang 1,44 in, lebar 0,99 in, dan tinggi 2,65 m, sedangkan di sebelah selatan berukuran 1,35 × 0,99 × 2,65 in. Mihrab berukuran panjang 1,62 m, lebar 1,85 m, dan tinggi 1,75 in. Relung mihrab berbentuk lengkung tapal kuda. Di kanan kiri mihrab terdapat jendela. Di atas mihrab terdapat inskripsi berhuruf Arab yang telah usang yang artinya kira-kira masjid didirikan oleh Ja’far Shodiq dalam tahun 956 H.

    Pawestren

    Bangunan pawestren merupakan bangunan baru sebagai perluasan masjid. Letaknya di samping kiri masjid berukuran panjang 15,5 m dan lebar 8 m. Bangunan disanggah oleh delapan buah tiang dari beton. Pintu masuk ada empat buah terbuat dari kayu. Jendela berjumlah enam buah. Lantai ruangan dari ubin keramik berukuran 20 × 20 cm.

    Bangunan lain

    Bangunan lainnya yang terdapat di Masjid Kudus antara lain makam, bak air dan tempat wudlu.

    Makam

    Di belakang Masjid Kudus terdapat kompleks makam, diantaranya makam Sunan Kudus dan Para ahli warisnya, serta pada tokoh lainnya seperti Panembahan Palembang, Pangeran Pedamaran, Panembahan Condro, Pangeran Kaling, dan Pengeran Kuleco. Makam-makam tersebut dalam cungkup tersendiri. Cungkup tersebut berdenah bujur sangkar dengan ukuran sisinya ± 4,35 cm. Makam dengan panjang jirat 298 cm, lebar 76 cm, dan tinggi 28 cm. Nisan berbentuk lengkung bawang yang rata pada bagian atasnya. Ukuran nisan tinggi 79 cm dan lebar tubuh 20 cm, dan lebar bagian kaki 28 cm. Hiasan yang ada pads makam Sunan Kudus terutama pada bagian nisan adalah sulur-suluran yang mengisi bidang tumpal pada bagian kaki makam maupun pada bagian tubuh nisan.

    Bangunan tajug

    Bangunan tajug atau bale-bale terdapat di dekat pintu gerbang masuk kompleks makam. Bangunan ini berdenah bujur sangkar dengan ukuran 6,63 m setiap sisinya. Bangunan tersebut sudah mengalami pemugaran terutama pada bagian atasnya. Lantai dari batu granit. Bagian atap disanggah oleh 12 tiang kayu di bagian pinggir dan empat buah tiang utama.Bak airDi sebelah barat laut bangunan tajug terdapat bak air yang sampai sekarang masih dipergunakan. Ukuran bak air tersebut panjang 287 cm, lebar 180 cm, dan tinggi 66 cm. Di bagian dalam bak tersebut terdapat dua buah lubang dengan garis tengah 117 cm dan kedalaman 100 cm dari permukaan kaki.

    Tempat wudlu

    Tempat Wudhu Pria (https://newsjid.com)

    Tempat wudlu ada dua buah, masing-masing berukuran panjang 12 m, lebar 4 m, dan tinggi 3 m. Bahan bangunan dari bata merah, lantainya ubin keramik. Bentuk bangunan persegi panjang.

    Latar Sejarah

    Masjid Kudus diperkirakan didirikan pada tahun 956 H atau 1537 M oleh Ja’far Shodiq atau yang dikenal dengan sebutan Sunan Kudus. Perkiraan ini didasarkan pada inskripsi yang terdapat di atas mihrab. Selain itu, disebutkan pula bahwa nama masjid ini adalah Masjid al-Agsa atau al-Manar.

    Ja’far Shodiq atau Sunan Kudus adalah putera R. Usman Haji yang bergelar Sunan Ngudung. la adalah salah seorang dari sembilan wali (wali songo) yang menyiarkan agama Islam di Jawa. Semasa hidupnya Sunan Kudus mengajarkan agama Islam di sekitar daerah Kudus. la juga terkenal dengan keahliannya dalam ilmu agama, terutama dalam ilmu tauhid, usul fiqih, hadits, sastra, dan ilmu fiqih. Oleh sebab itu beliau digelari “waliyyul ilmi” (orang yang sangat ahli dalam ilmu agama). Menurut riwayat, beliau juga termasuk salah seorang pujangga yang mengarang cerita-cerita pendek yang berisi, filsafat serta berjiwa agama.

    Menurut cerita rakyat, asal-usul nama Kudus bermula ketika Sunan Kudus pergi naik haji sambil menuntut ilmu di tanah Arab. Pada suatu hari, di tanah Arab berjangkit suatu wabah penyakit yang membahayakan. Namun berkat jasa Sunan Kudus, wabah penyakit tersebut dapat dilenyapkan. Oleh karena itu, seorang Amir di sana berkenan untuk memberikan suatu hadiah kepada beliau, akan tetapi beliau menolak, namun untuk kenang-kenangan beliau hanya meminta sebuah batu. Batu tersebut katanya berasal dari kota Baitulmak atau Jerussalem.

    Untuk itu, maka sebagai peringatan kepada kota dimana Ja’far Shodiq hidup serta bertempat tinggal diberi nama “kudus”. Masjid Kudus pemah mengalami beberapa kali perbaikan yaitu tahun 1918-1919 berupa pembongkaran masjid. Tahun 1933 perluasan serambi depan masjid, tahun 1960 perbaikan atap ruangan masjid. Selanjutnya tahun 1977-1980 dilakukan pemugaran oleh Sasana Budaya.

    Sumber: Kemenag
  • Indonesia menjadi negara makmur dan maju merupakan impian dari rakyat Indonesia. Negara bisa dikatakan makmur jika mempunyai banyak sektor pemasukan bagi kas negara untuk pembangunan. Pemasukan negara yang berlimpah juga akan bisa mensejahterakan rakyat. Semua hal itu bisa tercapai jika Indonesia melakukan inovasi dalam membangun negaranya.


    Perdagangan luar negeri

    Sumber kekayaan negara bisa didapat dari perdagangan luar negeri. Negara yang makmur adalah negara yang mampu memproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan, sehingga kelebihan hasil produksi tersebut diekspor, dan pada akhirnya akan menambah kemakmuran di negara tersebut. 

    Ahli ekonomi Ibnu Khaldun mengatakan bahwa melalui perdagangan luar negeri, kepuasan masyarakat, keuntungan pedagang dan kekayaan negara semuanya meningkat. Dan barang-barang dagangan menjadi lebih bernilai ketika para pedagang membawanya dari suatu negara ke negara lain. Perdagangan luar negeri ini dapat menyumbang  secara positif kepada tingkat pendapatan negara lain.

    Kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang yang beredar di negara tersebut, tetapi oleh tingkat produksi. Pada zaman dulu di nusantara ini juga dalam sejarahnya pernah muncul negara-negara kerajaan eksportir. Produksi beras di Majapahit dan Demak mampu menghidupi negara-negara Asia Tenggara. Kerajaan Ternate-Tidore di Maluku bisa mengekspor cengkeh sedangkan kerajaan Sunda terkenal akan ekspor ladanya.

    Kini, setelah merdeka, bangsa Indonesia menjadi bangsa importir. Tidak mampu memenuhi kebutuhan sendiri, apalagi menyumbangkan sesuatu kepada dunia. Kini banyak barang yang harus diimpor bahkan untuk sesuatu yang harusnya bisa diproduksi bangsa Indonesia sendiri.


    SDM

    Kekuatan ekonomi Indonesia bisa berasal dari struktur demografi penduduknya. Indonesia sejatinya memiliki potensi modal sosial (social capital) dan pasar domestik yang luar biasa besar.  Indonesia dikaruniai Allah SWT modal dasar  berupa 247 juta jiwa penduduk (terbesar keempat di dunia) dengan kualitas dasar yang sebenarnya bagus, berarti merupakan human capital dan potensi pasar domestik yang sangat besar.  Saat ini, Indonesia mulai menikmati bonus dari jumlah penduduk yang banyak, karena jumlah angkatan produktif jauh lebih besar dan mulai berjalan.

    Kontribusi tenaga kerja sebagai alat membangun kekayaan suatu bangsa, menyatakan usaha tenaga kerja, peningkatan dalam produktivitas, dan pertukaran produk dalam pasar besar menjadi pertimbangan yang utama di balik suatu kemakmuran dan kekayaan negeri.

    Jepang, meskipun sumber daya alamnya terbatas, tetapi makmur berkat sumber daya manusianya. Begitu juga dengan Singapura. Tingginya pendapatan perkapita penduduk Singapura tidak lain karena kemajuan pengembangan SDM-nya  yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Bukan karena kekayaan SDA-nya. Untuk wewujudkan kemakmuran rakyat dan mengembalikan perekonomian Indonesia seharusnya Indonesia membuka banyak lapangan pekerjaan dan memanfaatkan kelebihan SDM itu sebagai modal kemajuan bangsa. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas merupakan modal dasar untuk mencapai kemakmuran di masa depan.


    Pajak yang tidak berlebihan


    Hasil pajak meningkat bisa didapat karena kemakmuran bisnis dengan pajak yang tidak berlebihan.  Tingkat pajak rendah bisa menyebabkan banyaknya tumbuh usaha dibandingkan dengan negara dengan pajak tinggi.

    Disamping pajak rendah juga perlu diatur sistem peraturan pajak yang sederhana dan tidak rumit. Sistem pembayaran pajak di Indonesia sangat rumit, sehingga perlu disederhanakan agar tidak menghambat iklim investasi. Peyebab para calon entrepreneur tidak memulai berbisnis ialah adanya kendala aturan dan birokrasi yang terlalu banyak dan rumit serta pajak usaha yang tinggi. Membayar pajak bagi orang awam sepertinya tidaklah mudah dipahami. Membayar dan melaporkan pajak terlalu rumit . Terlebih lagi, rakyat sangat sibuk dengan kegiatan bisnisnya. Hampir tak ada waktu tersisa untuk memikirkan pajak.

    Faktor terpenting untuk prospek usaha adalah meringankan seringan mungkin beban pajak bagi pengusaha untuk menggairahkan kegiatan bisnis dengan menjamin keuntungan yang lebih besar (setelah pajak). Pajak dan bea cukai yang ringan akan membuat rakyat memiliki dorongan untuk lebih aktif berusaha sehingga bisnis akan mengalami kemajuan. Jika iklim kewirausahaan di Indonesia baik, jumlah pengusaha pasti bertambah, kehadiran pengusaha ini sendiri akan menciptakan nilai tambah seperti terbukanya lapangan pekerjaan. Seorang wirausahawan mampu membuka dan menciptakan lapangan kerja sendiri dan juga bagi orang lain. Dengan banyaknya wirausahawan yang menciptakan lapangan kerja, maka otomatis jumlah pengangguran akan berkurang. Dengan begitu pendapatan masyarakat juga akan meningkat. Efeknya, akan banyak bermunculan kelas menengah baru. Disamping itu Kalau negara ini dengan pajak rendah bisa dibayangkan betapa banyaknya orang melakukan  investasi di negeri ini baik dari warga sendiri maupun dari investor asing. Tingkat pajak rendah akan menyebabkan banyak perusahaan membuka operasi di negara ini sehingga bisa membuat negara ini menjadi kaya.


    Membangun Birokrasi yang Ideal

    Persoalan yang menghambat laju pertumbuhan usaha, seperti rumitnya birokrasi dan kepastian hukum yang tegas dan aturan yang jelas.  Masalah birokrasi perizinan di Indonesia sangat jauh dari efisien.

    Pelayanan publik di Indonesia masih tidak efisien dan buruk. Banyak sekali meja yang harus dilewati dalam mengurus administrasi serta membutuhkan waktu yang cukup lama dan bertele-tele.

    Birokrasi di Indonesia secara organisasi terlalu gemuk sehingga menimbulkan ekonomi biaya tinggi (high cost economy) dalam mengurus perizinan tertentu. Meski sudah dicanangkan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), masih banyak pihak yang mengeluhkan mengenai perizinan lantaran birokrasi yang terlalu panjang.


    Jangan terlalu banyak peraturan atau regulasi


    Upaya yang bisa dilakukan pemerintah antara lain mengatur perundangan dan mengatasi tumpang tindih perizinan. Harus dilakukan Pemangkasan perizinan dan penyederhanaan undang-undang.

    Saat ini Indonesia sudah memiliki terlalu banyak peraturan terutama mengenai pengembangan usaha. Harusnya mulai di-Stop membuat aturan yang tidak perlu. Cukup harmonisasikan dan selaraskan dengan yang ada. Terlalu banyak peraturan justru bisa menghambat pertumbuhan usaha.  Perizinan usaha pun masih menjadi masalah yang kerap dihadapi. Peraturan harus sederhana dan tidak rumit.

    Saat ini di Indonesia, pemda terlalu banyak membuat aturan perda begitu juga dengan kementerian yang menerbitkan berbagai Peraturan Menteri (Permen).

    Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) mencatat hingga saat ini ada sekitar 2.000 perda yang berpotensi bermasalah. Bahkan, ada beberapa Perda yang harusnya batal demi hukum tetapi tetap dilaksanakan di daerah. Keberadaan Perda tersebut seringkali menghambat pembangunan ekonomi di daerah bersangkutan.

    Selain itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai, hal baru belakangan ini yang membuat salah satu faktor ekonomi nasional melambat adalah egoisme kementerian dalam menerbitkan berbagai Peraturan Menteri (Permen) yang banyak bertentangan dan menyusahkan dunia usaha.

    Begitu juga dengan DPR yang juga sering membuat Undang-undang. Aturan-aturan sektoral yang sering kali tumpang-tindih menjadi salah satu faktor munculnya konflik. Saat ini banyak produk legislasi berupa peraturan perundang-undangan yang menimbulkan masalah karena tumpang tindih.





    Mandiri dalam mengelola semua sumber daya alam

    Pasal 33 UUD 1945 berbunyi “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

    Kalau mengikuti bunyi pasal itu harusnya kekayaan alam Indonesia dikuasai negara untuk kemakmuran rakyat. Namun ternyata Kekayaan alam Indonesia sudah diprivatisasi dan dikuasai oleh swasta baik domestik maupun asing, mereka yang menikmati hasilnya. kekayaan alam Indonesia dikuras asing dan perekonomiannya dikuasai asing. Contohnya untuk tambang emas dan perak di Papua, Freeport dapat 99% sementara 230 juta rakyat Indonesia harus puas dengan 1% saja.

    Indonesia memiliki potensi kekayaan alam yang kaya raya, bukan hanya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui juga sumber daya alam terbarukan. Semua ada di Indonesia ini.  Lahan subur untuk pertanian dan perkebunan, perairan luas yang menyediakan penghasilan bagi para nelayan, hutan lebat yang menyediakan pepohonan, cadangan minyak bumi, gas alam, batubara serta bahan tambang lain yang belum tereksplorasi.

    Sayangnya kekayaan alam Indonesia saat ini masih dikuasai asing. Position paper Asia-Europe People's Forum-9 Sub Regional Conference mengungkap bahwa kekayaan alam tambang Indonesia 100 persen berada di bawah kontrol asing, kekayaan migas sebanyak 85 persen dikuasai asing, dan kekayaan batubara 75 persen dikontrol asing

    Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK,  Abraham Samad pernah mengatakan, alangkah kayanya Indonesia sekiranya potensi sumber daya alamnya, terutana sektor minyak dan gas atau migas, dikelola dengan baik. Angka minimal keseluruhan pemasukan negara dari migas, batubara, dan emas Rp 20 ribu triliun per tahun. Kalau Rp 20 ribu triliun dibagi angka jumlah penduduk, bayangkan berapa banyaknya. Karena itu kita dorong (negara) harus bisa ambil kepemilikan asing 60 persen jadi 40 persen," kata Abraham Samad.


    Jumlah 20 ribu trilyun Itu angka minimal. Coba bandingkan dengan APBN-P Indonesia sekarang yang hanya sebesar Rp 1.500 triliun. Sebenarnya Indonesia bisa menjadi kaya raya dari kekayaan alam saja.

    Contoh negara yang kaya akan kekayaan alamnya adalah Qatar. Minyak terutama gas bumi membuat Qatar kaya. Gaji di Qatar tergolong yang tertinggi di dunia dan membayar pajak hampir tidak dikenal di negara tersebut.





    Memanfaatkan kekayaan laut

    Sebagai negeri maritim, Indonesia memiliki potensi kekayaan dari laut. kita harus melakukan reorientasi pembangunan, dari yang selama ini berbasis daratan (land-based development) ke berbasis lautan dan kepulauan (ocean and archipelagic-based development).  Pembangunan berbasis lautan dan kepulauan tidak berarti menegasikan pembangunan di darat. Sebaliknya, justru menyinergikan antara pembangunan di wilayah darat dan laut.

    Potensi kekayaan dari laut itu bukan hanya penangkapan ikan saja tapi masih ada banyak yang potensi lain seperti perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan, pertambangan dan energi, pariwisata bahari, hutan mangrove, perhubungan laut, sumberdaya wilayah pulau-pulau kecil, industri dan jasa maritim dan SDA non-konvensional,

    Indonesia berada di posisi geoekonomi yang sangat strategis karena 45 persen dari seluruh barang dan komoditas yang diperdagangkan di dunia dengan nilai 1.500 triliun dolar AS setiap tahunnya dikapalkan melalui wilayah laut Indonesia (UNCTAD, 2012).

    Laut Indonesia yang kaya akan anekaragam hayati menjadi lumbung pangan masa depan pada saat lahan di darat sudah tidak bisa diandalkan.


    Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

    Suatu negara akan kuat dan makmur jika didukung oleh fondasi Iptek yang kuat. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor yang sangat penting dalam menopang kemajuan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan bangsa secara berkelanjutan. Dengan begitu inovasi akan tumbuh sehingga meningkatkan produktivitas perekonomian dan daya saing bangsa.

    Riset yang mendalam dan menggunakan tekhnologi yang terbarukan, maka produktivitas nasional akan meningkat dengan pesat.

    Revolusi Industri mengubah Inggris menjadi negara industri yang maju dan modern. Sedangkan Jepang sukses setelah Restorasi Meiji. Restorasi Meiji inilah sebagai katalis dalam kemajuan Jepang menuju negara industri maju. Keberhasilan Restorasi Meiji ini diakui dunia tidak ada bandingannya di seluruh dunia. Dalam jangka waktu hanya sekitar 30 tahunan telah berhasil membawa Jepang dari negara terisolasi, terbelakang dan tradisional menjadi negara maju yang kompetitif dengan negara-negara barat. Indonesia juga harus memajukan iptek demi kemakmuran negara.


    Militer yang kuat

    Makmur saja belum cukup bagi suatu bangsa  bila tidak disertai rasa aman. Tanpa diimbangi kekuatan militer,  negara takkan mampu menjaga tanah tumpah darah dan melindungi segenap bangsanya. Itu sebabnya, negara-negara maju membangun kekuatan militernya lewat pengembangan industri dalam negeri.

    Sudah banyak alutsista diproduksi di dalam negeri. PT Pindad, antara lain, sudah memproduksi  pistol, senjata laras panjang, dan panser.  PT PAL memproduksi kapal perang dan kapal selam.  PT DI memproduksi helikopter, pesawat, dan roket. Namun hal itu belum cukup. Teknologi militer Indonesia harus terus dikembangkan.

    Dengan pertahanan yang baik, militer Indonesia bisa menjaga semua kepentingan ekonomi negara. Dengan militer yang kuat, bangsa ini tidak perlu takut pada negara adikuasa dan mengalah dalam setiap perundingan yang merugikan dan membahayakan kepentingan bangsa dan negara.



    Pemimpin berkualitas

    Indonesia butuh pemimpin yang memiliki rasa ingin  melihat negara dan rakyatnya makmur, seharusnya pemimpin harus ahli dan memiliki inovasi yang kreatif untuk memajukan segala aset yang dimiliki negara kita.

    Pemimpin negara adalah faktor penting dalam kehidupan bernegara. Jika pemimpin negara itu jujur, baik, cerdas dan amanah, niscaya rakyatnya akan makmur. Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur, korup, serta menzalimi rakyatnya, niscaya rakyatnya akan sengsara.

    Kita harus memilih pemimpin yang amanah, sehingga dia benar-benar berusaha mensejahterakan rakyatnya. Bukan hanya bisa menjual aset negara atau kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

    Pemimpin juga harus cerdas agar tidak ditipu oleh anak buahnya atau kelompok lain sehingga merugikan negara. Pemimpin yang cerdas punya visi dan misi yang jelas untuk memajukan rakyatnya.

    Kemajuan suatu negera ditentukan oleh kebijakan pemimpinannya, jika seorang pemimpin mempunyai visi misi kedepan lebih maju, bukan sekedar mementingkan suatu kelompok atau golongan masyarakat. Maka kemungkinan besar Negara tersebut mempunyai peluang untuk lebih maju.


    Masih banyak hal-hal yang harus dilakukan untuk memakmurkan negara. Indonesia sebenarnya punya modal untuk menajdi negara yang makmur. Kita memperhatikan di dunia ini memang ada negara yang lebih maju dan makmur dari Indonesia namun negara-negara itu masih punya kekurangan. Kita bisa lebih baik dari negara-negara tersebut.

    Bangsa Indonesia harus menggali sendiri caranya untuk maju. Tidak perlu terlalu meniru cara-cara bangsa lain yang tidak cocok dengan karakter bangsa kita. Kita bisa ambil yang terbaik dari setiap bangsa di dunia yang bisa memakmurkan negeri kita tapi tentu jangan sampai mengorbankan nilai-nilai agama dan budaya.

    Indonesia sebenarnya sangat bisa menjadi negara maju. Syarat untuk menjadi maju semua tersedia, di antaranya kekayaan alam, penduduk yang besar, infrastruktur, dan lain sebagainya. Perpaduan kekayaan alam dan keunggulan pengetahuan teknologi serta semangat untuk maju, akan bersinergi mengantarkan Indonesia menjadi negara yang makmur dan maju.


  • Mesjid Sultan Suriansyah, Banjarmasin. Koordinat GPS :  3° 16' 54.52" S dan 114° 34' 37.60" E.

    Masjid Sultan Suriansyah terletak di Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin. Masjid yang terletak di tepian Sungai Kuin ini memang searah dengan Pasar Terapung Kuin jika kita berangkat dari Kota Banjarmasin.

    Tampak dari depan timur dengan pola tradisional kalimantan berbaur dengan pola taprat dan pola geometri islam

    Pada tahun 1400-an masuklah beberapa kapal asal Keling melalui muara Barito yang dinahkodai Wiramarta, membawa yang DiPertuannya Mpu Jatmika dan istrinya Sira Manguntur beserta dua orang putranya Mpu Mandastana dan Lembu Mangkurat. Pasukannya dipimpin oleh Hulubalang Arya Megatsari dan Tumenggung Tatahjiwa. Berhentilah mereka di sungai Bahan, ketika menggali tanah di sana tanahnya panas laksana api dan tercium harum sebagai harum daun pudak.

    Dinding bangunan pendukung masjid ini denahnya berbentuk segi empat, atapnya juga berbentuk segi empat namun diputar sebesar 45 derajat membentuk pola taprat

    Lalu didirikanlah Kerajaan Kuripan Jaya atau Negara Dipa yang raja pertamanya bernama Pangeran Suryanata (Raden Putra atau Raden Surya Anata) yang selanjutnya diketahui sebagai anak dari Raja Kartawidjaya atau Tjakra Negara dari Majapahit, permaisurinya Putri Junjung Buih. Dengan Patih atau mangkubumi kerajaan yaitu Lembu Mangkurat. Ibukotanya terletak di Margasari, peninggalannya adalah candi Laras dan di Amuntai peninggalannya adalah Candi Agung.

    Pintu sisi selatan dengan pola taprat. lantainya yang dari kayu juga dihiasi pola taprat

    Selanjutnya berubah menjadi Kerajaan Hindu Nagara Daha yang terletak di hulu sungai dengan ibukota Marabahan. Menjelang masuknya Islam, Kerajaan Nagara Daha diperintah oleh Maharaja Sukarama. Ia berpesan kepada putra-putri dan rakyat agar yang menggantikannya menjadi raja bila ia wafat adalah Pangeran Samudera. Pesan ini ditentang oleh Pangeran Tumenggung dan putra lainnya. Ketika Sukarama meninggal dan Pangeran Samudaera masih kecil terjadi kerusuhan dan perebutan kekuasaan, sehingga oleh seorang Mahapatih (Mangkubumi) bernama Arya Trenggana, Pangeran Samudera diungsikan ke daerah Banjarmasin yang waktu itu belum dikenal (dalam kitab Negarakertagama disebutkan bahwa daerah yang dijadikan sebagai jajahan Majapahit di Kalimantan Selatan adalah Barito, Sawku dan Tabalong. Dalam Sunda Manuscript 1518 atau Castanheda tak ada yang menyebutkan nama Banjarmasin).

    Pintu sisi timur dengan pola taprat dan ukiran tradisional kalimantan

    Pengungsiannya ke daerah Banjarmasin yang dekat dengan daerah pelabuhan Muara Bahan (Marabahan) telah mempertemukan Pangeran Samudera dengan Patih Masih yang menjadi pemimpin desa Oloh Masi yang meliputi daerah Kuin, Belitung, Tamban dan sekitarnya sekarang ini. 

    Pola lantai masjid juga berhias taprat yang dibentuk dengan konstruksi jajaran papan kayu ulin, lumayan rumit pembuatannya

    Patih Masih adalah patih dari golongan Oloh Masi atau orang Melayu, yang sebagai seorang patih memungkinkan ia mengetahui hal-hal dan perkembangan politik di Negara Daha, karena itu tak heran jika inisiatif pertama untuk merajakan Pangeran Samudera datang dari orang-orang Melayu yang tinggal di pesisir Kuin. Ada dua alasan kenapa Patih Masih merasa berkepentingan untuk merajakan Raden Samudera, pertama karena ia dan masyarakatnya tidak mau lagi melihat daerahnya sebagai daerah jajahan yang terus-menerus mengantar upeti ke Negara Daha kepada Pangeran Tumenggung. Kedua sesuai dengan wasiat Maharaja Sukarama yang berhak menduduki kursi kerajaan Negara Daha sebenarnya adalah Pangeran Samudera. Itulah sebabnya sesudah Pangeran Samudera di rajakan mereka bersepakat untuk merebut bandar Muara Bahan dan menjadikannya sebagai bandar utama. 

    Bedug (https://bocahpetualang.com)

    Peristiwa ini menimbulkan terjadinya pertentangan yang semakin sengit sekaligus ketakutan penguasa kerajaan Negara Daha atas pengaruh yang lebih besar dari Pangeran Samudera, lalu memicu peperangan antara Pangeran Samudera yang berdiam di daerah pesisir (muara Banjar) dengan Pangeran Tumenggung penguasa daerah pedalaman. Perang keluarga ini terjadi pada tahun 1526.

    Masuk masjid bisa dari sisi utara, bisa dari sisi timur, bisa dari sisi selatan

    Raden Samudra meminta bantuan Raja Demak, Sultan Trenggana, dengan perjanjian mau memeluk agama Islam berikut rakyatnya. Dengan bantuan tentara Demak, Kerajaan Nagara Daha dapat dikalahkan dan Pangeran Tumenggung tunduk kepada Raden Samudra. Setelah masuk Islam Raden Samudra mendapat gelar Sultan Suryanullah atau Sultan Suriansyah, memerintah dari tahun 1595-1620.

    Masjid unik dan indah ini tidak besar

    Menurut cerita yang lain, jauh sebelum pangeran Samudera memasuki Kuin, sebagian masyarakat Banjarmasin sudah ada yang beragama Islam, karena Banjarmasin terletak di daerah pesisir laut dan dekat bandar Marabahan, memungkinkan daerah ini dikunjungi oleh mubalig-mubalig Islam dari Sumatera dan Jawa. Menurut riwayat itu bahwa salah seorang Walisongo yakni Sunan Giri atau Sultan Muhammad Ainul Yaqin ketika masih mengaji ilmu di pesantrennya Sunan Ampel Surabaya pernah diutus berdakwah dan mengadakan pelayaran ke pulau Banjar. Besar kemungkinan ketika tugas dakwah itu dilaksanakan oleh Sunan Giri Banjarmasin belum menjadi kota pelabuhan besar.

    Mimbar untuk khotbah dihiasi ukiran tradisional kalimantan, memiliki anak tangga cukup banyak

    Patih Masih yang menjadi pemimpin orang-orang Melayu di Banjarmasin sebenarnya adalah seorang yang telah memeluk agama Islam, karenanya ia berusaha keras untuk menghapuskan dan melepaskan dominasi kekuasaan kerajaan Negara Daha yang beragama Budha/Hindu terhadap Banjarmasin dan daerah sekitarnya. Dengan cara merajakan Pangeran Samudera penerus atau generasi keturunan kerajaan Negara Daha atau Negara Dipa yang terbuang dan membuat satu konsensus serta mendidik Pangeran Samudera di rumahnya dalam lingkungan orang-orang Islam.

    Soko gurunya juga unik, berpenampang segi empat dibuat dengan pola taprat secara elevasional. bagian bawah dalam satu arah segi empat, dan bagian atasnya dalam segi empat yang mengarah hingga bersudut 45 derajat. bentuk kolom yang ter-rotasi antara bagian bawah (kaki) dan bagian atas (badan kolom) menghasilkan tektonika arsitektural yang estetik

    Itulah sebabnya ketika Patih Masih mengusulkan dan mengutus Patih Balit untuk meminta bantuan kepada kerajaan Islam Demak, Pangeran Samudera menyetujuinya. Dan sebagai seorang muslim setidaknya Patih Masih memiliki akses masuk ke kerajaan Demak, sehingga Demak mau membantu dengan satu syarat bahwa Islam harus dijadikan sebagai agama resmi negara oleh Pangeran Samudera dan rakyatnya kelak. Syarat ini dipenuhi oleh Pangeran Samudera yang pada akhirnya berganti nama menjadi Sultan Suriansyah, memaklumkan berdirinya kerajaan Islam Banjar, serta meresmikan diterimanya Islam secara luas oleh masyarakat Banjar dengan didirikanya masjid Sultan Suriansyah Kuin sebagai pusat peribadatan dan kegiatan dakwah.

    Pola plafond dengan geometri taprat.

    Sumber: Adimust

Comments

The Visitors says