PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: March 22, 2014 / comment : 0


    Sarung merupakan potongan kain yang dijahit pada kedua ujungnya, sehingga berbentuk menyerupai tabung. Dalam pengertian busana Internasional sarung berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya didebatkan pada pinggang untuk menutupi bagian bawah tubuh. Kain sarung biasanya terbuat dari bahan katun, poliester, atau sutera.

    Berdasarkan catatan sejarah, sarung berasal dari Yaman. Di negeri Yaman sarung biasa disebut futah, sedangkan di negara oman sarung dikenal dengan nama izaar, sementara orang Arab Saudi mengenalnya dengan nama izaar. Masuknya sarung ke Indonesia pertama kali dibawa oleh saudagar Arab dan Gujarat pada abad ke 14.

    Sarung Tenun Bali 

    Sumber : https://sarungkhasindonesia.blogspot.com

    Sumber : https://sarungkhasindonesia.blogspot.com

    Pada zaman penjajahan Belanda, sarung digunakan sebagai identitas bangsa Indonesia untuk berjuang melawan budaya barat yang dibawa para penjajah. Kemudian, sarung menjadi satu di antara simbol dan nilai-nilai budaya Indonesia. Sejumlah bukti sejarah juga menunjukkan para aktivis kemerdekaan awal yang berasal dari kalangan santri menggunakan sarung untuk melakukan berbagai macam aktivitas, baik aktivitas kenegaraan maupun ibadah. Pada perkembangannya, penggunaan sarung di Indonesia identik dengan kebudayaan Islam. Meski sesungguhnya pemakaian sarung tidak menunjuk pada identitas agama tertentu.

    Sarung Tenun Sumatera 

    Sumber : https://sarungkhasindonesia.blogspot.com

    Sumber : https://sarungtenunsutera.blogspot.com

    Di Indonesia sarung sudah menjadi busana kehormatan dan kesopanan. Ini terbukti dengan pemakaian sarung pada berbagai acara keagamaan, adat dan pernikahan. Dalam acara ini, baik pria dan wanita biasa memakai busana tradisional terbaik dengan sarung yang penuh warna dan kemegahan. Percampuran budaya sepanjang pesisir Indonesia membuat corak sarung lebih bervariasi. Meleburnya desain Islam, Jawa, China dan Indo-Eropa menjadikan sarung pesisir mempunyai warna, motif, dan pola yang lebih bebas.

    Sarung Tenun Modern Motif Songket 

    Sumber : https://sarungkhasindonesia.blogspot.com

    Sarung Tradisional 

    Sumber : https://www.gajahduduk.com

    Motif kain sarung umumnya adalah garis-garis yang saling melintang. Namun untuk pakaian daerah sarung dapat dibuat kain tenun, songket, dan tapis. Inilah yang membedakan sarung Indonesia dengan sarung negara lain. Kain tenun banyak dijumpai di daerah timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Barat, Nusat Tenggara Timur, Sulawesi, dan Bali. Sedangkan kain songket identik dengan ciri khas adat Minangkabau dan Palembang. Sementara untuk kain tapis sendiri berasal dari daerah Lampung.

    Sarung Tenun Samarinda 

    Sumber : https://sarungkhasindonesia.blogspot.com

    Sarung tradisional tidak bermotif kotak-kotak. Sarung yang terbuat dari kain tenun, diciptakan paling sederhana dan cenderung menampilkan permainan warna. Sekilas antara motif tapis dan songket terlihat sama hal ini dikarenakan keduanya terbuat dari benang emas dan perak. Yang membedakan adalah motif tapis memiliki unsur alam, seperti flora dan fauna sedangkan motif songket, terlihat lebih meriah dengan motif yang mengisi seluruh isi bahan.

    Pembuatan Sarung Tenun Samarinda 

    Sumber : https://sarungtenun-samarinda.blogspot.com

    Pembuatan Sarung Tenun Gresik 

    Sumber : https://www.metrotvnews.com

    Sahabat bisa menjadikan sarung tradisional Indonesia sebagai koleksi pribadi anda. Semoga bermanfaat.

    Sumber: Fitinline

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says