PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: March 05, 2014 / comment : 0


    Batik tidak hanya digunakan sebagai kain penutup tubuh untuk kebanyakan masyarakat. Pada jaman dulu, setiap ibu sadar menyediakan sehelai kain merupakan bekal bagi anak yang dilahirkannya. Bagi anak perempuan, kain menjadi bekal dalam kehidupan rumah tangganya, sedangkan bagi laki-laki, kain merupakan mas kawin yang akan diberikan kepada calon istri, dan bagi orang tua, kain menjadi penutup jenazah atau bekal kubur pada saat meninggal.

    Fungsi dan arti kain bagi masyarakat sangat berkaitan dengan sesuatu yang khas dengan adat istiadat, kepercayaan dan kebiasaan masyarakat tertentu. Kain juga mempunyai nilai yang berarti bagi masyarakat pendukungnya. Hal ini bisa kita lihat dari motif dan hiasan pada kain yang berasal dari masing-masing daerah di Indonesia. Biasanya, motif-motif kain tradisional diambil dari lingkungan alam sekitarnya. Namun, motif tersebut sangat dipengaruhi oleh kepercayaan maupun sejarah perkembangan masyarakatnya.

    Motif untuk setiap siklus kehidupan itu berbeda-beda. Yang menarik di sini adalah penggunaan kain batik untuk penutup jenazah. Jenazah ditutup dengan kain batik dan orang-orang yang memandikan jenazah dan membantu prosesi penguburan diberi ucapan terima kasih dengan kain batik (jaman sekarang sepertinya sudah jarang).

    Kain Batik untuk Penutup Jenazah 

    Sumber: https://days-of-dee-tresna.blogspot.com

    Salah satu motif batik yang digunakan untuk kain penutup jenazah yaitu motif biren beras tompah dari Madura, biasanya digunakan menutup jenazah secara turun-temurun. Motif daun biren dengan isian gambar beras tumpah ini menggunakan pewarna alam. Pencuciannya pun menggunakan bahan alami, remasan daun pepaya.

    Motif Biren Beras Tompah dari Madura 

    Sumber: https://arsipberita.com

    Kain lain berupa kain batik yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan yaitu kain Semage Selumbung. Jenis kain ini khusus digunakan pada upacaran kematian, sebagai penutup atau selubung saat jenazah disemayamkan di rumah duka.

    Kain Semage Selumbung 

    Sumber: https://budaya-indonesia.org

    Dari provinsi Bengkulu terdapat kain dengan motif rejang lebong tergolong sakral. Polanya berupa tulisan arab yang mudah dibaca. Walaupun begitu, tulisan arabnya tidak berasal dari Al Qur’an. Umumnya digunakan pada upacara adat pernikahan atau kematian (sebagai kain penutup mayat). Filosofi yang terkandung adalah mengenai hubungan manusia dengan Tuhan.

    Kain Motif Rejang Lebong 

    Sumber: https:// wurinugraeni.wordpress.com

    Dari Jawa, khususnya Yogyakarta dan Solo terdapat kain batik motif Slobog. Dilihat dari polanya berbentuk kotak yang mengandung empat potongan. Dua potong bergambar mirip segitiga yang lebih kecil, serta dua sisanya terlihat bulatan kecil. Kotak-kotak tersebut menyatu membentuk sebuah motif. Slobog bisa juga “lobok” atau longgar, kain ini biasa dipakai untuk melayat agar yang meninggal tidak mengalami kesulitan menghadap yang kuasa. Makna yang terkandung adalah agar jalan arwah yang meninggal dimudahkan bertemu dengan Tuhan YME, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran.

    Batik Motif Slobog 

    Sumber: https://gobatik.wordpress.com

    Dari Bengkulu terdapat kain Besurek yang memiliki motif khas yang bernuansa kaligrafi. Motif kain besurek yang bertuliskan huruf arab yang dapat dibaca, kain ini sangat sakral, terutama pada pemakaian kain upacara adat pengantin dan untuk menutupi mayat. (Baca: Batik Besurek Bengkulu)

    Semoga bermanfaat.

    Sumber: Fitinline

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says