PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

  • Ini di Thailand?, bukan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan

    Banjarmasin merupakan ibukota Propinsi Kalimantan Selatan, dikenal dengan Kota Seribu Sungai, hal ini menjadikan sungai merupakan salah satu bagian terpenting bagi kehidupan masyarakat Banjarmasin. Kota ini juga identik dengan pasar tradisionalnya, yakni pasar terapung. Pasar ini sangat unik dan tidak dapat ditemukan dengan mudah di tempat lain. Walaupun keberadaan pasar terapung ini semakin terancam oleh modernisasi pembangunan di darat, tampaknya pasar tradisional ini masih menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong dan backpacker yang berkunjung.

    Pasar Terapung Muara Sungai Kuin

    Pasar Terapung Kuin (https://arraziibrahim.com)

    Pasar Terapung Kuin berlokasi di pelabuhan di Desa Kuin Utara, Kelurahan Kuin Utara, Kota Banjarmasin, Propinsi Kalimantan Selatan atau tepatnya berada di depan Masjid Sultan Suriansyah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ini dia salah satu daya tarik wisata paling memikat di Kota Banjarmasin.

    Pasar Terapung Muara Sungai Kuin atau Pasar Terapung Sungai Barito adalah pasar terapung tradisional yang berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin merupakan pusaka saujana Kota Banjarmasin. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah salat Subuh (sekitar jam 05.00) sampai selepas pukul tujuh pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya.

    Resto terapung (https://dhannysurya.blogspot.co.id)

    Beberapa jukung juga menjual makanan khas Banjar seperti soto banjar, udang galah, nasi sop banjar, dan wadai populer seperti bingka kentang, lam, dan kue ipau. Nah, wisatawan yang belum sempat sarapan.

    Dahulu, yang terjadi di sini adalah barter atau saling tukar barang tanpa menggunakan uang. Meskipun sekarang sudah menggunakan uang sebagai alat tukarnya, namun ada beberapa yang masih melakukan barter barang. Yang menarik di pasar terapung ini adalah adanya tongkat dengan ujung kawat untuk mengambil barang yang dibeli karena sulitnya mendekatkan perahu yang dinaiki.

    Ini dia salah satu daya tarik wisata paling memikat di Kota Banjarmasin. Pasar Terapung Kuin terdapat di muara Sungai Kuin, salah satu anak Sungai Barito. Para pelancong dapat mencapai lokasi pasar menggunakan perahu kelotok sewaan yang banyak tersedia di pusat kota. Sayangnya keadaan pasar tradisional ini semakin hari semakin sepi. Jika tidak ada perhatian dari pemerintah, bukan tak mungkin pasar ini akan hilang dalam waktu dekat.

    Pasar Terapung Lok Baintan

    Pasar terapung Lok Baintan (https://id.wikipedia.org)

    Pasar terapung Lok Baintan, di dermaga Lok Baintan, desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Propinsi Kalimantan Selatan.

    Kalau tak puas melihat suasana pasar terapung di Kuin yang semakin sepi, silakan mendatangi Pasar Terapung Lok Baintan yang berlangsung setiap hari mulai pukul 05.00 hingga sekitar pukul 09.00 WITA. Di pasar ini kita dapat menyaksikan transaksi jual beli yang masih menggunakan sistem barter. Barang-barang yang diperjualbelikan sangat beragam, mulai dari buah-buahan, sayur-mayur, jajanan, hingga barang-barang kebutuhan pokok. Dahulu pernah pindah pasarnya ke darat namun kembali lagi ke sungai, karena mayoritas pedagang di pasar terapung menjual dagangannya untuk dijual kembali oleh para pengumpul di pasar-pasar tradisional lainnya, hingga jangan heran ketika ingin membeli jeruk harus satu keranjang tidak bisa per biji.

    Pertokoan Cahaya Bumi Selamat

    Pasar Intan Cahaya Bumi Selamat (https://pariwisata.banjarkab.go.id)

    Pertokoan Cahaya Bumi Selamat terletak di Jalan Ahmad Yani Km 39, Martapura, Kalimatan Selatan. Martapura, Ibu Kota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dikenal sebagai Kota Intan, berjarak 39 kilometer dari Kota Banjarmasin.


    Begitu masuk area Pertokoan Cahaya Bumi, anda akan disambut dengan ruko-ruko yang berjejeran dan hampir semuanya menjual batu permata dan batu mulia lainnya. Bagi kamu yang datang dari luar Kalimantan, bisa nih menjadikan kesempatan berkunjung kesana sebagai peluang bisnis.

    Beragam perhiasan dan suvenir di Pertokoan Cahaya Bumi Selamat (https://ariechicarito.blogspot.co.id)

    Di pertokoan ini, terdapat sekitar 87 toko batu permata. Selain membelinya dalam bentuk batuan, Anda juga bisa membeli batu permata yang telah diolah menjadi berbagai bentuk seperti kalung, gelang, cincin dan juga bros. pengunjung pasar ini bukan hanya wisatawan domestik, banyak wisatawan dari Malaysia, Brunei dan Singapura yang datang ke sini.

    Kampung Sasirangan

    Kampung Sasirangan (https://www.tribunnews.com)

    Kampung Sasirangan terletak di Jalan Seberang Masjid RT 06, Kelurahan Kampung Melayu, Kota Banjarmasin, Propinsi Kalimantan Selatan, sejak 2010 telah dijadikan salah satu obyek wisata souvenir kerajinan kain dan busana sasirangan.

    Salah satu toko di Kampung Sasirangan

    Di sini ada banyak toko yang menjual sasirangan dalam berbagai varian. Ada yang berupa kemeja, kaus, dompet, gantungan kunci, sandal, taplak meja, tempat tisu, kopiah, jilbab, dan sebagainya. Harga kain Sasirangan berkisar antara puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah, semua tergantung bahannya.

    Desa Pumpung

    Penambangan Intan tradisional (https://bocahpetualang.com)

    Setelah membeli intan permata di Pertokoan Cahaya Bumi Selamat, sempatkanlah mampir ke desa Pumpung untuk menyaksikan secara langsung proses penambangan Intan.

    Desa Pumpung terletak di Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, berjarak hanya 40 km dari Banjarmasin atau lihat peta dibawah.

    Lokasi Desa Pumpung dari Museum Lambung Mangkurat (https://ailend.wordpress.com)
  • Pasar Tanjung dengan Menara Air

    Jember yang terletak di provinsi Jawa Timur merupakan salah satu destinasi wisata populer karena keberadaan pantai-pantai yang indah seperti Tanjung Papuma dan Watu Ulo. Selain terkenal dengan pantai-pantainya, Jember juga mendapat perhatian dunia karena gelaran Jember Fashion Festival yang spektakuler setiap tahunnya.

    Pasar Tanjung

    Pasar Tanjung dengan Menara Air (https://kekunaan.blogspot.co.id)

    Pasar Tanjung adalah salah satu pasar rakyat yang terdapat di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Pasar ini didirikan pada tahun 1973. Pasar ini merupakan pasar rakyat terbesar di Jember dengan luas sebesar 25.105 m2, yang tepatnya betempat di antara jalan-jalan berikut; sebelah selatan Jl. Trunojoyo, sebelah utara Jl. Untung Suropati, sebelah timur Jl. Dr. Wahidin, sebelah barat Jl. Samanhudi Jember.

    Seperti pasar pasar tradisional pada umumnya, menjual berbagai kebutuhan bahan pokok, seperti seperti beras, sayuran, ikan , daging, susu, buah buahan dan lain sebagainya, juga ada yang menjual baju, celana, sepatu dan tas.

    Menara Air

    Menara Air di Pasar Tanjung Jember, foto sekitar tahun 1950 (https://achmadrizal.staff.telkomuniversity.ac.id)

    Di belakang pasar Tanjung terdapat Cagar Budaya berupa Menara air, pada awalnya dikenal dengan Watertoren te Djember. Menara air ini dibangun oleh Provencial Water Leiding Bedrijf, Perusahaan Daerah Air Minum yang didirikan oleh Pemerintah Belanda (Provencial Oost Java) yang berkedudukan di Surabaya, pada tahun 1932.

    Menara Air di Pasar Tanjung Jember (https://www.panoramio.com)

    Kemudian pada tahun 1939 oleh Provencial Oost Java, perusahaan tersebut dijual kepada Regentschap te Djember, dan sejak tahun 1940 perusahaan tersebut berganti nama menjadi Regentschap Water Leiding Bedrijf te Djember yang menjadi cikal bakal Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jember.

    Kini, menara air ini bukan sekadar menyediakan air bersih kepada masyarakat melalui sistem perpipaan, melainkan juga menjadi salah satu maskot atau ikon yang ada di Kota Jember. Menara air peninggalan Belanda ini menjadi heritage yang masih meninggalkan jejak berupa bangunan menjulang tinggi yang kokoh dan khas.

    Batik Rolla

    Produk Batik Jember dari Batik Rolla Jember (https://plasa.kemenperin.go.id)

    Batik Rolla berlokasi di Jalan Mawar No. 75, Patrang, Jember, merupakan tempat produksi Batik Jember yang memiliki banyak jenis atau motif yang bisa dijadikan pilihan. Hampir 2000 motif telah ada dan siap dijadikan pilihan. Mulai dari motif daun tembakau, kopi, cokelat, buah naga, kombinasi, dll. Dengan harga yang terjangkau. Mulai dari 70 ribu hingga 3 jutaan. Batik ini sering dijadikan sebagai buah tangan atau oleh-oleh bagi para wisatawan yang berkunjung ke Jember. Baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

    Showroom Batik Rolla (https://wiwinrizakurnia.blogspot.co.id)

    Batik Rolla
    Jl. Mawar 75, Jember
    Telp. 0331-487026
    Email irianechm@ymail.com
    Contact person : 081234921803

    Batik Sumberjambe

    Batik Jember produk Sumberjambe (https://www.jemberjic.com)

    Batik Sumberjambe berlokasi di Desa Sumberpakem, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember yang terletak 45 km dari pusat kota Jember. Batik Sumberjambe terlihat hampir sama dengan batik di daerah lainnya namun motif daun tembakau dari ukuran kecil hingga ukuran besar selalu menjadi salah satu motif andalan bagi perajin batik. Motif daun tembakau ini sudah menjadi ciri khas Kabupaten Jember, yang dikenal sebagai kota tembakau.

    Pabrik Cerutu Boss Image Nusantara (BIN)


    Boss Image Nusantara (BIN) yang terletak di Jalan Brawijaya No. 5, Jubung, Jember, Jawa Timur. Selama ini Kabupaten Jember, Jawa Timur, lebih dikenal bukan sebagai produsen cerutu, melainkan produsen tembakau na oogst berkualitas ekspor untuk bahan baku cerutu. PT Boss Image Nusantara (BIN) mencoba menerobos persepsi itu. PT BIN mulai beroperasi 17 Maret 2013, dan memproduksi sejumlah cerutu bermerek Boss Image, antara lain BIN Corona 10S, BIN Half Corona 10S, BIN El Nino 20S, BIN La Nina 20S, BIN Corona 5S, BIN Half Corona 5S, BIN El Nino 5S, BIN La Nina 5S, dan BIN Moon Light 20S.

    Cerutu produksi BIN dapat menembus pasar ekspor diantaranya adalah ke Turki dan penjajakan ke beberapa negara lainnya seperti Polandia, Jepang dan Moldova. Meski dengan kapasitas yang tidak terlalu besar, per hari hanya 1000 batang saat sepi pesanan dan 6000 batang per hari saat ramai. Harga yang ditawarkan berfariasi mulai 30 ribuan hingga 700 ribu per pack.

    Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka)

    Kantor Puslitkoka Jember (https://iccri.net)

    Puslitkoka berlokasi di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Jember berjarak + 20 km arah Barat Daya dari Kota Jember. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) didirikan pada 1 Januari 1911 dengan nama waktu itu Besoekisch Proefstation. Setelah mengalami beberapa kali perubahan baik nama maupun pengelola, saat ini secara fungsional Puslitkoka berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia, sedangkan secara struktural dikelola oleh Lembaga Riset Perkebunan Indonesia – Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (LRPI – APPI).

           ?

    Ditempat ini pengunjung dapat menyaksikan proses pemecahan buah kakao hingga menjadi barang jadi berupa olahan makanan cokelat. Pusat penelitian ini cukup mumpuni sebagai pusat studi banding, penelitian dan pengembangan produk kopi dan cokelat. Pengunjung juga bisa membeli oleh-oleh berupa makanan cokelat hasil olahan dalam berbagai bentuk dan varian rasa.

    Kerajinan Manik-Manik

    Pengrajin Manik-Manik Jember  (https://www.jemberjic.com)

    Pengrajin Manik-Manik berlokasi di Desa Tutul, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, tersohor sebagai pusat produksi kerajinan manik-manik dan tasbih berbahan kayu. Tak hanya dua produk andalan itu, di sana, ada ribuan warga yang mahir membuat aneka aksesori dari kayu, seperti gelang dan kalung. Aksesoris ini dibuat dari kayu, fiber, buah pocok, dan tulang-tulang hewan. Industri manik-manik ini sudah menjadi pemasok utama di Pulau Bali, Jogjakarta, Surabaya, Medan, dan Jakarta.

  • Karya Dian Pelangi Sports Wear (https://fashionbeautytrends.com)

    Salah satu desainer yang khas dengan warna-warni di setiap koleksinya, Dian Pelangi tahun ini dalam acara Jakarta Fashion Week 2016 mengusung tema Sport.

    Tema ini dipilih Dian karena ia ingin menampilkan gaya hidup yang kekinian serba energik dan penuh dengan kerativitas dalam bentuk busana sporty dengan gaya yang playful. Selain itu, Dian bekerja sama dengan kosmetik Wardah menampilkan tema 'A Fashion Journey'.




    "Akhirnya aku terinspirasi dari sports wear. Sports juga udah kayak lifestyle kan sekarang. Lebih dinamis dan playful," ujar Dian Pelangi saat Jumpa Pers Jakarta Fashion Week di Senayan City Jakarta, Minggu 25 Oktober 2015.

    Dian tidak membutuhkan waktu lama untuk mempersiapkan busana yang akan ditampilkan di ajang Jakarta Fashion Week (JFW) yang dimulai sejak kemarin 24 Oktober 2015. "Tidak butuh waktu lama. Cukup 2 bulan untuk persiapan semuanya," kata Dian.



    Untuk warna sendiri desainer muslim ini mengusung tema pastel pada busananya. Tapi tidak meninggalkan ciri khas sebagai salah satu desainer yang selalu menampilkan warna-warna cerah dan playful. Ditambah bahan yang tak asing buat pencinta fashion seperti organdi dan tenun.

    "Warna pastel. Tapi tetap ada warna-warninya. Bahan yang digunakan dari tenun dan organdi," pungkasnya.



    Sebagai desainer muslim, Dian Pelangi bangga karena busana muslim kita sudah berkembang dan semakin mengikuti tren fesyen yang ada. Bahkan dirinya mengaku didaulat sebagai desainer muslim di ajang internasional dan go global.

    "Sekarang busana muslim dan desainer muslim makin disupport. Saya juga baru saja terpilih menjadi salah satu pelaku bisnis dan desainer busana muslim yang sudah go global," kata Dian menjelaskan.



    Sumber: Dream

  • Para model saat berjalan diatas catwalk mengenakan busana karya Carmanita yang bertajuk 'Paintasia' pada acara IPMI Trend Show 2016 di The Hall, Senayan City, Jakarta Selatan, Rabu (2/12/2015). Carmanita menampilkan beberapa koleksi rancangan terbarunya yang akan menjadi trend 2016.













    Sumber: Tribunnews

  • Panel-panel kayu berwarna cokelat melapisi dinding Nusantara Ballroom Hotel Dharmawangsa. Panel itu dibangun berjarak dengan dinding asli ballroom yang sudah dilapisi kain berwarna hitam. Biyan Wanaatmadja, desainer label Studio 133, ingin membawa seluruh undangan yang menonton peragaan busananya malam itu ke sebuah dermaga di pelabuhan, tanpa aroma laut. Eksotis, tapi juga urban.

    Tahun ini, label Studio 133 memasuki masa tiga dasawarsa. Label sekunder dari Biyan ini konsisten melakukan eksplorasi terhadap pakaian urban, tanpa meninggalkan identitas Indonesia. “Saya suka sekali memadukan unsur modern dengan tradisional,” kata Biyan sebelum peragaan digelar pada Rabu, 11 November lalu. Menurut dia, membikin pakaian dengan cita rasa lokal, tapi dengan tetap tampilan modern, merupakan tantangan yang menarik untuk diselami.

    (https://m.life.viva.co.id)

    (https://www.cnnindonesia.com)

    Jangan bayangkan Biyan menerjemahkan dualisme modern yang tradisional itu mentah-mentah. Sebaliknya, dia justru memilih untuk menginterpretasikannya secara halus. Kain ikat asal Uzbekistan, yang menjadi salah satu unsur koleksi ini, misalnya, tidak dimunculkan secara gamblang. Motif pada kain ikat itu dicampurkan juga dengan motif-motif lokal Indonesia yang tentu akrab di mata, mulai dari motif pada beragam batik hingga songket.

    Urusan bentuk, Biyan juga mengeksplorasi siluet pakaian tradisional. Misalnya, bentuk kebaya yang diberi sentuhan bahu berbentuk boxy agar terlihat lebih muda. Dia sengaja tidak menampilkan bentuk kebaya secara harfiah. “Bagi saya, kebaya atau pakaian tradisional lainnya itu harus dibiarkan seperti apa adanya,” kata Biyan. Jadi, desainer tidak perlu mengutak-atik bentuk dasar kebaya dengan aplikasi atau macam-macam ornamen sehingga menjadi kebaya yang terlalu ramai. “Kita perlu melestarikan kostum nasional yang lebih jelas. Semisal Jepang dengan kimono yang bentuknya tetap ajek dan bisa menjadi identitas saat dilihat,” kata Biyan.

    (https://www.harpersbazaar.co.id)

    (https://www.cnnindonesia.com)

    Melalui lini ini, Biyan memang terlihat lebih banyak bermain dalam ragam desain. Siluet A-line yang khas, dan sekaligus melambangkan sisi romantik Biyan, memang tetap muncul. Tapi semua dibikin dengan permainan siluet urban. Itu sebabnya, setelan blus dengan celana palazzo, hingga sweater dengan detail ikat berwarna monokromatik, muncul dalam koleksi ini.

    Keseluruhan peragaan mode itu sebenarnya berkisah soal satu hari yang panjang bagi kaum urban. Dimulai saat pagi hari dengan iringan musik jazz dan sedikit swing, pakaian bersiluet longgar dan warna-warna cerah, atau kaftan pada koleksi pakaian pria bisa menjadi pilihan. Jangan bayangkan juga anda berada di Jakarta dengan pakaian-pakaian itu. Mood koleksi ini adalah “resor versus urban”. Bisa jadi, ini adalah pakaian-pakaian yang cocok untuk dipakai berlibur ke Maroko.


    (https://www.cnnindonesia.com)

    Biyan juga menyadari bahwa, pada siang hari, sebagian wanita menginginkan warna yang sedikit cerah, ataupun motif yang lebih menyala. Itu ditunjukkan dengan gaun berbahan dasar sutra dengan motif ikat yang diprint besar-besar dan dijahit sedikit miring sehingga tampak asimetris. Ada juga sejumlah jaket dengan detail motif bordir daun semanggi berhelai empat.

    Sedangkan untuk sore hingga malam hari, Studio 133 menyediakan pilihan gaun cocktail ataupun rok dengan aksen siluet lonceng hingga gaun penuh bordir yang diberi taburan akrilik menyerupai kerang. Koleksi pakaian malam ini punya ciri khas ala Biyan yang kaya detail.


    (https://www.cnnindonesia.com)

    Era 1970-an tampaknya menjadi inspirasi utama dalam koleksi Studio 133 kali ini. Berbagai macam motif dalam warna terang yang dibikin menjadi kolase serta permainan motif grafis yang kaya menandakan era itu. Belum lagi kemunculan celana palazzo serta siluet longgar pada sebagian blus dan jaket yang muncul di antara 100 tampilan malam itu.

    Gelungan rambut di atas kepala lengkap dengan lilitan kain dan anting besar pada para peragawati malam itu mengingatkan kita akan tampilan Frida Kahlo, pelukis wanita asal Meksiko yang menjadi ikon pada era 1930 hingga 1950-an. Bedanya, Frida Kahlo yang ini hidup mapan dan tak sakit-sakitan seperti Kahlo semasa hidupnya. Ini Kahlo yang punya cukup uang untuk berlibur ke Maroko dan membeli baju seharga jutaan rupiah.

    (https://www.cnnindonesia.com)

    (https://www.cnnindonesia.com)

    Yang jelas, dengan kliennya yang didominasi kelas menengah atas Indonesia, Studio 133 berhasil membuktikan eksistensinya selama 30 tahun. Label sekunder ini juga sukses menjadi jembatan Biyan kepada klien yang lebih kosmopolitan, atau dalam bahasa Biyan dalam konferensi pers sore itu sebelum peragaan: “Mereka yang lebih muda.”

    Sumber: Preppyjourno

Comments

The Visitors says