PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: March 08, 2016 / comment : 0


    Pemerintah mendorong pengembangan wisata paus di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebab, perairan di provinsi itu memiliki sedikitnya sepuluh jenis mamalia laut tersebut.

    "Kalau dilihat untaian pulau di NTT, keunggulannya itu di paus. Setahu saya ada 10 jenis paus di provinsi ini. Saya minta tolong ini bisa dikembangkan," kata Deputi IV Kementerian Koordinator Kemaritiman Safri Burhanuddin di Kupang, seperti dikutip Antara, Jumat (26/2).

    Safri menuturkan keberadaan beraneka jenis paus tersebut bisa menjadi tontonan menarik bagi wisatawan. Terlebih, pariwisata sejenis itu belum banyak diketahui masyarakat luas.

    "Saya minta tolong dari Dinas Kelautan dan Perikanan untuk memantau kapan dan lokasi pemijahan paus agar bisa jadi tontonan menarik," ujarnya.

    Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan pihaknya tengah mematangkan wacana wisata paus tersebut. Sejak tahun lalu, NTT telah bekerja sama dengan peneliti Australia untuk mempromosikan budaya berburu paus di Desa Lamalera, Kabupaten Lembata, NTT.

    "Yang kami tahu, orang Lembata yang Katholik itu setiap tahun membunuh ikan paus. Makanya ini jadi pekerjaan rumah dinas perikanan untuk memantau kapan pemijahan ikan paus," katanya.

    Frans mengaku membutuhkan promosi untuk mengangkat pariwisata unik tersebut. Salah satu idenya menggelar seminar internasional tentang penangkapan paus pada Mei-Oktober.

    "Kami ingin undang orang-orang yang pro dan kontra soal penangkapan ikan paus. Biar berdebat mereka, jadilah promosi besar angkat wisatanya. Waktu seminarnya digelar saat musim penangkapan. Jadi ramai."

    Sumber: Merdeka

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says