7 Kekayaan Alam Papua Barat Yang Tak Ternilai Harganya
1. Kepulauan Raja Ampat
2. Taman Nasional Teluk Cendrawasih
3. Taman Nasional Lorenz
4. Salju Abadi Di Puncak Jayawijaya
5. Teluk Triton
6. Burung Cendrawasih
Cukuplah beralasan bila burung ini dijuluki sebagai bird of paradise. Bagaiman tidakm burung yang juga dijadikan maskot Papua ini memiliki keindahan dengan warna bulu yang indah. Karena kemolekan warnanya, Burung Cendrawasih juga sering disebut burung dari surga atau Bird of Paradise.
Kabarnya Indonesia adalah negara dengan jumlah spesies Cendrawasih terbanyak. Yang kesemuanya berada di wilayah Papua Barat. Burung Cendrawasih Mati-Kawat (Seleucidis melanoleuca) adalah jenis yang menjadi maskot atau identitas Provinsi Papua. Selain menjadi Maskot Papua, Masyarakat di Papua juga menggunakan Bulu Cendrawasih sebagai pelengkap atau hiasan dalam pakaian adat mereka.
Namun keberadaan Burung Cendrawasih ini kian lama kian terancam. Perburuan dan penangkapan liar untuk tujuan perdagangan serta kerusakan habitat asli mereka di alam liar menjadi penyebab utama kian langkanya burung ini.
7. Buah Merah
Buah Merah (Pandanus conoideus) atau yang dikenal luas di Wamena, Papua Barat dengan nama Tawi atau Sauk Ekendi adalah tanaman asli Papua yang tumbuh di dataran rendah 40 mdpl hingga dataran tinggi 2000 mdpl . Buah Merah tumbuh bergerombol dalam satu area dan jarang tumbu menyendiri.
Buah Merah termasuk tanaman pandan-pandanan dengan pohon menyerupai pandan. Tanaman ini dapat tumbuh sekitar 16 meter dengan tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 5 sampai 8 m yang diperkokoh akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah. Kultivar buah berbentuk lonjong dgn kuncup tertutup daun buah. Buah Merah sendiri panjang buahnya mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot 2-3 kg. Warnanya saat matang berwarna merah maroon terang. Walau sebenarnya ada jenis tanaman ini yg berbuah berwarna coklat dan coklat-kekuningan. Budidaya tanaman dipelopori oleh seorang warga lokal Nicolaas Maniagasi sejak tahun 1983, dan atas jerih payahnya tersebut mendapatkan penghargaan lingkungan hidup Kehati Award 2002. Buah merah sudah secara turun-temurun dikonsumsi oleh masyarakat Papua sebagai penambah energi dan daya tahan tubuh.
Kehebatan buah merah mulai terkuak setelah seorang peneliti dari Universitas Cendrawasih, Drs. I Made Budi MSi, pada akhir tahun 2004 lalu mengungkapkan secara ilmiah tentang khasiat pengobatan dan kandungan gizi yang luar biasa yang dikandung dalam buah ini. Sebagai ahli gizi dan dosen Universitas Cendrawasih beliau sempat mengamati secara seksama kebiasaan masyarakat tradisional di Wamena, Timika dan desa-desa kawasan pegunungan Jayawijaya yang mengonsumsi buah merah sebagai obat cacing, penyakit kebutaan, dan penyakit kulit.Menurutnya, buah ini mengandung zat-zat alami yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan proses metabolisme. Diantaranya adalah karotenoid, betakaroten, alfa tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat dan dekanoat, omega 3 dan omega 9 yang berperan sebagai senyawa anti radikal bebas pengendali beragam penyakit seperti kanker, hipertensi, paru - paru dan infeksi. Selain itu, buah merah mengandung banyak kalori untuk menambah energi, kalsium, serat, protein, vitamin B1, vitamin C dan nialin.Kandungan kalorinya tinggi, mencapai 400 kilo kalori /100 gram daging buah. Tak heran jika setelah meminumnya orang akan merasa bugar dan nafsu makan meningkat.
cantik banget pemandangannya..mau banget maen kesana k,
ReplyDeletekira2 berapa yah ongkos kesana yah k?
Paket Wisata Jogja