PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: December 07, 2014 / comment : 0

    Penutup Pertukaran Budaya Penari membawakan bagian dari rangkaian pementasan bertajuk "Fire! Fire! Fire!" karya kolaborasi Cheam Shapiro (Kamboja), Pichet Klunchun (Thailand) dan Eko Supriyanto (Indonesia) di Teater Besar, Institut Seni Indonesia, Solo, Jateng, Sabtu (2/2) malam. Pementasan itu menutup program kerjasama pertukaran budaya selama tiga tahun oleh Goethe Institute Jakarta, Khmer Arts Theater di Phnom Penh, Pichet Klunchun Dance Company di Bangkok dan Solo Dance Studio di Solo. (ANTARA/Andika Betha)

    Eko Supriyanto, penari yang telah malang melintang di mancanegara ini menilai tarian Indonesia kini tengah mendapat sorotan di mata internasional.

    "Kalau dulu kita masih dianggap eksotis, masih dianggap sesuatu yang unik yang aneh, tapi sekarang luar (negeri) sangat-sangat notice," katanya kepada Antara News seusai acara Indonesia Menari 2014, Minggu (23/11).

    Melalui festival-festival tarian, koreografer yang pernah menjadi penari Madonna ini berpendapat pementasan kesenian tersebut tidak hanya sekedar "ceremony", tetapi terdapat misi dan wacana yang lebih besar dibalik festival tari untuk menjadi media diskusi karya seni tari itu sendiri.

    "Festival itu tidak hanya mempertontonkan karya kita, tapi ada diskusi, ada dialog, ada semacam kolaborasi, ada exchange yang semuanya merujuk pada bagaimana dialog tari itu tetap harus dilaksanakan untuk tidak dilihat dari sisi keindahannya saja," ujar Eko.

    "Sebenarnya karya-karya tari seniman Indonesia tidak hanya indah, tapi juga sangat bisa mendunia, dan sangat bisa dikondisikan dalam konteks yang universal," lanjutnya.

    Tantangannya saat ini, menurut Eko, adalah anak muda Indonesia yang harus terus diedukasi bahwa tarian Indonesia juga merupakan sumber dan aset kekayaan bangsa.

    Koreografer yang karyanya pernah dipentaskan di Broadway ini percaya bahwa prospek tarian di Indonesia kedepannya tidak akan pernah habis untuk dieksplor.

    "Indonesia adalah negara yang mempunyai advance yang lebih dari negara-negara lain untuk bidang tari karena diversity-nya yang banyak, dan seniman-seniman kontemporer di Indonesia enggak akan pernah habis untuk mengeksplornya," kata Eko.

    "Dengan adanya seniman kontemporer Indonesia yang terus mengembangkan tarian tradisi kita, saya yakin wacana tradisi kita tidak akan pernah habis dan wacana tradisi kita tidak akan pernah luntur dan hilang dari muka bumi ini," tambahnya.

    Sumber: AntaraNews

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says