PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: December 08, 2014 / comment : 0


    Selamat hari Jum’at sahabat GPS Wisata Indonesia, seperti biasa jika hari Jum’at kami selalu menyuguhkan artikel tentang batik. Kali ini masih membahas mengenai batik lawasan, sebelumnya kita telah menyinggung soal batik lawasan yang dibuat dengan versi baru atau membuat replika batik lama. Kali ini kita akan bahas mengenai batik lawasan yang asli yang sudah dibuat sejak puluhan hingga ratusan tahun silam.

    Batik lawas merupakan batik lama yang sudah tidak diproduksi lagi. Walaupun tampilannya telah tua dan memudar, tidak jarang para kolektor mencari sampai ke pelosok negeri hanya untuk sebuah karya batik lawas dengan motif tertentu. Banyak kita temui corak yang ada di batik lawas sudah banyak versi barunya. Akan tetapi, umur batik lawasanlah yang membuatnya lebih berharga dari batik baru. Tidak mudah menemukan corak batik tertentu yang dibuat dari tahun yang sama. Terlebih lagi, proses pencucian alami membuat batik lawas memiliki efek warna yang unik dan berbeda dengan batik baru. Batik lawasan bukan lagi sekedar batik melainkan barang antik yang layak dikoleksi. Jika batik lawasan bukanlah sesuatu yang berharga, rasa-rasanya museum tidak akan memajang batik tua alias batik lawas.

    Batik Lawasan

    Sumber: https://batikshuniyya.wordpress.com

    Sumber: https://batikshuniyya.wordpress.com

    Keeksklusifan batik lawas sangat berbeda dengan batik modern. Bahan kainnya lebih lembut karena menggunakan bahan import dari Belgia dan sangat sulit menemukan kain tersebut saat ini. Begitu juga dengan teknik pewarnaan dan pengeringannya yang dilakukan secara alami, sehingga menghasilkan karya yang tidak mungkin dibuat ulang. Dari warna dan rapuhnya kain. Kain yang bagus, kusam dan cerahnya warna kelihatan. Warna coklat soga alami dan kimia pada sehelai kain batik akan terlihat berbeda. Bisa saja si penjual batik bilang batik kuno atau lawas, karena itu harus dilihat dulu secara cermat. Sebab ada teknik bagaimana membuat kain batik terlihat seperti lawas.

    Batik Lawasan Batik Tiga Negeri Tjoa

    Sumber: https://www.kriyalea.com

    Kain batik lawas yang dijadikan koleksi biasanya memiliki makna dan filosofi tinggi. Nilai jual kain batik tersebut mencapai puluhan hingga ratusan juta tergantung keunikan kainnya, proses pembatikan, warna, dan umur kainnya. Kalau desainnya langka, dan tak bisa ditiru, itu akan menentukan harganya juga. Rata-rata yang menjadi koleksi adalah kain batik yang dibuat mulai tahun 1920an hingga tahun 1970an, bahkan lebih tua dari itu.

    Batik Lawasan

    Sumber: https://galerisoka.com

    Terdapat banyak jenis batik lawas, misal batik madura, batik tiga negeri, batik hokokai, batik encim, dan lain sebagainya. Batik tersebut biasanya ditandai sign atau tanda tangan dari si pembuat batik tersebut.

    Batik Madura dengan beragam corak, seperti Bangkalan asli Tanjung Bumi, Sampang Pamekasan dan corak Sumenep. Nama kain batiktersebut adalah mano’ juduh tarpotè kellengan, tarpotè bangan, burubur, rawan mèra, dan tana pasèr mèra. Untuk batik Tanjung Bumi ini ternyata sudah dibuat sejak ratusan tahun lalu, sekitar 200 tahun. Jenis mano’ juduh tarpotè kellengan yang banyak diminati para kolektor dan pemilik museum.

    Batik Lawas Tanjung Bumi

    Sumber: https://ldiibangkalan.com

    Batik Encim yang dipelopori oleh Batik Oei Soe Tjun yang tinggal di Kedungwuni, menjadi salah satu pelopor pembuatan batik halus dengan cara tradisional. Terdapat tanda tangan Oey Soe Tjoen yang merupakan ciri khas batik encim Kedungwuni.

    Batik Lawasan

    Sumber: https://sosbud.kompasiana.com

    Batik tulis lawasan yang dibuat oleh Na Swan Hien, Kedungwuni, Pekalongan, dengan motif burung phoenix latar ukel memiliki proses pengerjaan dan garapan yang sangat halus menjadikan batik karya Na Swan Hien sangat digemari dan diburu oleh para kolektor batik antik. Cecekannya sangat halus karena menggunakan canting "0", memberikan efek 3dimensi dan gradasi warna yang sangat indah. Batik ini dibuat tahun 1945 dengan menggunakan mori Belanda.

    Batik Lawasan

    Sumber: https://tonyantique2.blogspot.com

    Sumber: https://tonyantique2.blogspot.com

    Batik Hokokai adalah salah satu contoh gaya batik yang paling banyak berisi detail, menggabungkan ciri pagi-sore, motif terang bulan, dan tanahan Semarangan. Batik Hokokai menggunakan latar belakang yang penuh dan detail yang digabungkan dengan bunga-bungaan dalam warna-warni yang cerah. Motif terang-bulan awalnya adalah desain batik dengan motif segi tiga besar menaik secara vertikal di atas latar belakang yang sederhana.

    Batik Jawa Hokokai

    Sumber: https://lokabatiksemarang.wordpress.com

    Saat ini ada upaya dari para penggemar batik terutama bagi mereka yang menyukai batik dengan motif lama. Mereka membuat batik baru dengan motif lama, selain untuk pelestarian motif agar tidak hilang, juga untuk memperkenalkan kepada khalayak bahwa motif seperti ini memang ada dari dulu. Namun dilihat dari segi mutu, jelas berbeda dengan batik yang ada pada zaman dulu, sebab proses pembuatannya berbeda. Dan karena hal inilah para kolektor batik kurang menyukai jenis batik replika seperti ini. Tetapi, bagi pecinta batik lainnya sering berpikir bahwa daripada tidak dapat yang asli, maka replika pun boleh-boleh saja.

    Semoga bermanfaat.

    Sumber: Fitinline

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says