PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: April 02, 2014 / comment : 0


    Selamat hari Jum’at, selalu identik dengan batik. Batik merupakan salah satu warisan dunia dari Indonesia. Dalam inovasinya, media yang digunakan untuk membatik pun kini berkembang. Tak hanya pada media kain, kayu, kulit, dan gerabah tetapi juga kertas semen. Proses pembuatan barang kerajinan batik di atas kertas semen ini sudah berlangsung sekitar tahun 2007.

    Limbah yang mengotori lingkungan banyak jenisnya, dan selama ini relatif hanya berpindah tangan, tidak beralih fungsi. Oleh karena itu, keberadaan limbah harus dikurangi, dengan memperpanjang waktu pemakaian. Caranya antara lain dengan mengolahnya kembali menjadi produk permanen yang bisa memberi manfaat bagi manusia. Salah satunya kertas atau kantong semen selama ini hanya menjadi sampah atau kertas bekas. Kertas pembungkus bahan bangunan tersebut biasanya hanya dijual secara kiloan. Namun saat ini, kantong semen tidak lagi hanya dijadikan sebagai sampah yang laku dijual kiloan. Kantong semen ternyata dapat diolah menjadi produk batik yang bernilai tinggi.

    Batik Kertas Semen 

    Sumber: https://regional.kompas.com

    Salah satu seniman yang mengembangkan batik kertas semen adalah Harris Riadi yang bertempat tinggal di sentra batik di kawasan Tirto, Pekalongan. Beliau mengubah kantong semen menjadi produk batik. Batik berbahan dasar media kertas sisa pembungkus semen ditampilkan untuk memperkenalkan khasanah batik daerah yang ramah lingkungan. Meski terbuat dari kertas bekas, batik dari kantong semen cukup kuat untuk dijadikan sebagai bahan aksesori rumah tangga. Hal ini karena kertas kantong tersebut tebal dan tidak mudah sobek. Kantong semen yang sudah dibatik dimanfaatkan untuk membuat gorden, sarung bantal, tas, sandal, dan lain sebagainya. Meskipun demikian, ia sengaja tak memanfaatkan kertas batik dari kantong semen untuk pakaian dengan alasan estetika. Misal untuk membuat satu unit gorden, sarung bantal, maupun tas, dibutuhkan sekitar 1-2 kantong semen.

    Produk Batik Kertas Semen 

    Sumber: https://cantingbatik.wordpress.com

    Sandal Batik Kertas Semen 

    Sumber: https://id.indonesian-craft.com

    Proses pembuatan batik kertas semen tidak berbeda dengan proses pembuatan kain batik lainnya. Hanya saja, pewarna yang digunakan dalam membuat kertas batik sebaiknya pewarna alami. Apabila menggunakan pewarna dari bahan kimia, kantong semen akan mudah hancur. Hasil batikan dengan menggunakan media kertas nyaris sama dengan hasil batikan dengan menggunakan media kain. Bahkan bila hanya dilihat saja, sekilas tampak tak ada perbedaan. Kertas batik dengan kain batik baru bisa dibedakan setelah dipegang dan diraba.

    Proses pembuatan batik kertas semen ini dimulai dengan mencuci kantong semen bekas. Kantong semen dimasukkan ke dalam bak yang berisi air. Setelah dicuci lalu dikeringkan dengan cara digantung. Kantong semen yang telah bersih kemudian dipotong sesuai ukuran barang yang akan dibuat. Setelah itu, kantong semen dibatik, dengan cara dicap. Proses pengecapan ini dilakukan secara hati-hati sehingga batik cap yang diperoleh terlihat rapi. Proses selanjutnya merebus kantong semen yang telah dibatik dengan air panas. Perebusan ini dilakukan untuk menghilangkan lilin batik atau malam. Kemudian memasuki proses pengeringan dengan cara dijemur. Kantong semen yang telah selesai dibatik lalu diproses dengan cara dipotong sesuai pola dan dilem. Setelah itu dijahit dengan menggunakan mesin. Proses penjahitan ini dilakukan oleh tenaga kerja yang telah ahli, sehingga hasil jahitan bagus dan rapi.

    Proses Membatik Kertas Semen 

    Sumber: https://www.suaramerdeka.com

    Terdapat dua metode pembuatan kertas batik dari kantong semen. Metode pertama, membatik kantong semen yang sudah dibersihkan, tanpa diolah terlebih dahulu. Setelah kertas dibatik, lalu dibuat aksesori rumah tangga. Metode kedua, dengan memilin potongan kantong semen menjadi tali dan kemudian merajutnya menjadi berbagai aksesori. Setelah rajutan terbentuk, barulah ia membatik di atasnya. Kertas batik yang dipilin maupun yang tidak memiliki kualitas sama. Perbedaannya hanya pada selera. Aksesori rumah tangga dari kertas batik itu juga dapat dicuci.

    Selain dibatik, kertas semen juga diwarnai dengan teknik tie dye atau ikat celup. Caranya yaitu, kertas semen dibersihkan dari semen dengan menggunakan spon dengan sedikit air. Kedua, kertas semen dicelupkan ke dalam air sebentar, lalu keringkan dan kertas semen diikat. Ketiga kertas semen dimasukkan ke dalam air mendidih yang sudah diberi pewarna (wantek). Dalam memasukkannya ke air mendidih harus ada tekniknya biar merata. Keempat, kertas yang sudah diwarnai diangkat lalu dicelupkan sebentar ke air dingin. Kelima, kertas semen dijemur. Keenam, kertas semen disetrika. Selanjutnya kertas baru bisa diproses seperti dijahit atau disulam. Setelah itu kertas diberi formula tahan air. Terakhir diberi lapisan fernis agar terlihat mengkilap.

    Tas Berbahan Kertas Semen 

    Sumber: https://www.tokobagus.com

    Produk batik berbahan kertas semen dipasarkan tidak saja di dalam negeri tetapi juga diekspor ke Eropa, Korea dan Belanda. Produk tersebut disenangi pembeli manca negara karena merupakan produk daur ulang dari bahan natural yang mudah larut kembali menjadi tanah. Kelebihan batik kertas semen yaitu tidak mudah berjamur dan merupakan produk daur ulang.

    Produk berbahan kertas semen yang dibatik terlihat sangat unik dan inovatif. Sahabat bisa menjadikannya sebagai salah satu koleksi aneka produk batik anda. Semoga bermanfaat.

    Sumber: Fitinline

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says