PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: February 15, 2016 / comment : 0


    Kota Surakarta atau yang akrab disebut Kota Solo atau Sala ini adalah salah satu kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo. Dan disisi timur Kota Solo sendiri terdapat sungai yang namanya terabadikan dalam salah satu lagu keroncong ‘Bengawan Solo’.

    Pasar Gede Hardjonegara

    Pasar Gede Hardjonegoro (https://www.kompasiana.com)

    Lebih dikenal dengan nama Pasar Gede, terletak di Jalan Jendral Sudirman menuju Jalan Urip Sumohardjo kota Solo. Dirancang oleh arsitek Belanda bernama Thomas Karsten, Pasar Gede mulai dibangun pada tahun 1927 dan selesai pada 1930, yang juga merancang Pasar Johar di Semarang. Pasar ini pun menjadi pasar tertua di Solo.

    Pasar Gede pernah mengalami 2 kali kebakaran besar, yakni di tahun 1948 dan pada tahun 2000. Kebakaran di tahun 2000 menghancurkan bangunan Pasar Gede yang terkenal sebagai salah satu bangunan paling cantik di Jawa Tengah itu. Setelah kebakaran, Pasar Gede dibangun kembali dan kini para pedagang telah kembali berjualan di sana.

    Sayuran segar di Pasar Gede Hardjonegoro (https://www.kompasiana.com)

    Pasar Gede adalah pasar kebutuhan pokok. Sayuran segar, aneka bumbu, daging hingga buah-buahan mengisi ruang tengah pasar yang berlantai dua ini. Sementara itu pedagang makanan khas Solo berada di sekeliling lapak sembako. Ada puluhan penjual yang menjajakan nasi liwet, pecel, aneka oseng-oseng, ayam goreng, dawet, kerupuk rambak, karak, intip hingga berbagai jenis jajanan pasar. Pasar seluas kurang lebih 4.000 m2 ini tak hanya menjadi tempat berbelanja kebutuhan warga Solo namun juga menjadi destinasi wisata kuliner para pelancong. Pasar Gede juga dilengkapi dengan jembatan penghubung menuju pasar ikan yang terletak di depannya.

    Dari tempat ini pula kita bisa menaiki becak berkeliling kota Solo karena puluhan tukang becak selalu berbaris di depan Pasar Gede menunggu penumpang.

    Pasar Klewer

    Pasar Klewer sebelum kebakaran (https://www.tripadvisor.co.id)

    Pasar Klewer terletak di Jl. Dr. Radjiman, Solo, tepatnya sebelah alun-alun lor Solo ini merupakan bangunan yang sudah ada sejak tahun 1942 dan diresmikan pertama kali oleh Presiden Suharto. Bangunan pasar klewer terdiri atas dua lantai yang membuat para pengunjung dan pelaku pasar lebih nyaman untuk memilih dan berjalan-jalan menyusuri setiap sudut lorong pasar.

    Pasar Klewer menyediakan berbagai macam pakaian dan tekstil yang bermotif batik, mulai dari kain, kemeja pria, rok hingga daster-daster nyaman yang cocok dibawa pulang sebagai oleh-oleh untuk ibu tercinta. Teknik pembuatan pun beragam, yakni cap dan tulis. Harga yang ditawarkan oleh para penjual di Pasar Klewer sangat beragam, mulai dari belasan ribu rupiah hingga ratusan ribu dan jutaan rupiah. Batik tulis, apalagi yang dibuat di alas kain sutera tentunya memiliki harga yang mahal, tergantung tingkat kesulitan saat pembuatan dan kualitas bahan yang dipergunakan.

    Pasar Klewer sesudah kebakaran (https://www.tribunnews.com)

    Pada tanggal 27 Desember 2014 malam, Pasar Klewer terbakar hebat hingga habis. Pada saat yang bersamaan di Alun-Alun Surakarta sedang berlangsung festival Sekaten, sehingga menimbulkan kepanikan.

    Pasar Triwindu atau Pasar Windujenar

    Pasar Triwindu atau Pasar Windujenar (https://websprogramming.com)

    Pasar Triwindu merupakan pasar barang loak yang cukup lengkap dan nyaman. Pasar yang terletak di Jl. Slamet Riyadi ini memiliki kios-kios mungil yang menyediakan berbagai benda antik, mulai dari koin-koin hingga porselen Cina yang sudah berusia ratusan tahun dengan penataan yang bebas dan tidak kaku. Berbagai perhiasan, wayang dan topeng juga dapat Anda temukan di pasar yang dari depan tidak terlalu menarik perhatian ini.

    Pasar Triwindu atau Pasar Windujenar (https://nationalgeographic.co.id)

    Gerbang Pasar Triwindu ini memang sangat sederhana dan tidak terlalu mencolok, hanya terlihat seperti jalan untuk memasuki sebuah gang kecil. Namun begitu tiba di dalam, mata dijamin akan langsung kegirangan karena begitu banyak benda-benda unik yang tersaji. Selain benda antik, tak jarang benda baru yang dikondisikan menjadi tuapun dapat ditemukan di Triwindu. Pembeli memang diharapkan memiliki pengetahuan tentang barang antik ketika berbelanja di pasar ini atau berbelanja bersama orang yang mengerti.

    Pasar Triwindu atau Pasar Windujenar (https://nationalgeographic.co.id)

    Tawar-menawar adalah hal yang sangat wajar untuk dilakukan di sini. Sekali lagi, perhatikan dan perkirakan usia benda yang ingin dibeli. Kalau memang benda tersebut memang antik, jangan memberikan penawaran yang terlalu rendah. Salah satu hal yang paling menyenangkan ketika berbelanja di Pasar Triwindu adalah Anda diberikan keleluasaan untuk melihat-lihat, berkeliling dan menjatuhkan pilihan, tanpa diburu-buru oleh si penjual.

    Pasar Malam Ngarsopuro

    Pasar Malam Ngarsopuro digelar di sepanjang city walk kawasan pasar Windujenar, Ngarsopuro di depan Pura Mangkunegaran. Tepatnya di jalan Diponegoro. Ketika matahari sudah condong ke barat, di kawasan Ngarsopuro ini sudah berjejer tenda-tenda yang siap dipakai untuk berjualan produk UKM dan suvenir khas kota Solo.

    Beberapa produk dan oleh-oleh yang lazim dijumpai di sini antara lain berbagai baju, tas, sepatu yang bernuansa batik, pin dan sticker Solo, dan beraneka macam cendera mata yang unik dan menarik. Selain itu, di Night Market Ngarsopuro juga banyak terdapat makanan serta jajanan pasar yang siap memanjakan lidah seperti Nasi liwet, Cabuk Rambak, Wedang Ronde, Sosis Solo, Bakso Bakar, Sate Kere, dan lain sebagainya.

    Kampung Batik Kauman

    Kampung Batik Kauman

    Kampung Batik Kauman terletak di Jl. Dr. Radjiman, beberapa meter sesudah Pasar Klewer, Solo. Cikal bakal industri batik kota Solo diyakini berada di tempat ini.

    Kampung Batik Laweyan


    Kampung Laweyan didesain dengan konsep terpadu, dengan memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 24 ha yang terdiri dari 3 blok. Di dalam kampung Batik tersebut, terdapat ratusan pengrajin Batik yang menjual berbagai motif, seperti Tirto Tejo dan Truntum dengan beragam variasi harga. Selain batik, Kampung Batik Laweyan juga menyimpan kekayaan arsitektur Jawa kuno.

    Lumbung Batik

    Lumbung Batik (www.worldtravelserver.com)

    Lumbung Batik merupakan tempat belanja batik terbaru di Kota Solo yang terletak di dekat Kampung Batik Laweyan, tepatnya di Jl. Agus Salim 17 Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo. Di area ini terdapat 40-han gerai batik yang menjual beraneka ragam produk batik. Lumbung Batik ini didirikan pada tahun 2010 oleh Koperasi Pamong Pengusaha Batik Surakarta (PPBS), diresmikan oleh Joko Widodo yang saat itu masih menjabat Wali Kota Surakarta.

    Pasar Depok

    Pasar Depok (https://ronggolawe.info)

    Pasar Depok merupakan pasar burung dan ikan hias terletak di Jl. Balekambang Lor, Banjarsari, Solo, pasar burung ini telah menjelma menjadi kawasan jual beli hewan-hewan peliharaan yang terbesar di Jawa Tengah. Pasar ini tak hanya menjadi tujuan pecinta burung dan ikan, namun juga menjadi tempat berburu bagi para pecinta unggas-unggas hias yang unik.

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says