PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: February 22, 2016 / comment : 0

    Tari Wayang Hihid

    Bogor (berarti “enau”) telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan penelitian pertanian nasional. Di sinilah berbagai lembaga dan balai penelitian pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19. Salah satunya yaitu, Institut Pertanian Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20. Bogor dikenal dengan julukan kota hujan karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi.

    Bogor dibagi menjadi dua wilayah yaitu Kotamadya Bogor dan Kabupaten Bogor, hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni, karena tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja dari Kerajaan Pajajaran.

    Tari Rampak Gendang

    Tari Rampak Gendang (https://ecikurniasari.blogspot.co.id)

    Tari Rampak Gendang adalah Kesenian yang memadukan suara kendang yang dinamis dengan musik gamelan salendro yang bersifat ceria. Pemain kendang terdiri atas 6-15 orang, sedangkan nayaga (pemain gamelan) terdiri atas 7-10 orang. Mirip Taiko di jepang yang dimainkan untuk memberi semangat.

    Tari Ketuk Tilu

    Tari Ketuk Tilu

    Tari Ketuk Tilu merupakan tarian tradisi Jawa Barat khususnya wilayah Priyangan, Bogor dan Purwakarta. Pertunjukan tari Ketuk Tilu terdiri dari penari wanita yang biasa disebut ronggeng dan nayaga sebagai pengiring musik.

    Pertunjukan ketuk tilu biasanya dilakukan diarea terbuka baik didalam maupun diluar ruangan, ronggeng biasanya akan menari mengitari lampu yang berkaki (sunda = obor).

    Pada pertunjukan Ketuk Tilu pertama dilakukan tatalu (membunyikan alat musik) dengan tujuan untuk memanggil penonton. Setelah para penonton banyak pertunjukan akan diawali dengan tari pembuka, yaitu para penari wanita (Ronggeng) memasuki gelanggang, menari bersama mengitari lampu oncor, gerakan tarinya disebut jajangkungan dan wawayangan dan gerakannya sudah ditata terlebih dahulu, dengan tempo irama lambat.

    Setelah tarian pembuka baru dilakukan tari bersama antara ronggeng dan penonton laki-laki, dan acara puncak disebut dengan parembut ronggeng. Dalam acara tersebut para penonton berebut untuk menari dengan ronggeng pilihan mereka.

    Tari Wayang Hihid

    Tari Wayang Hihid yang dilakukan oleh anggauta Pramuka Bogor (https://www1.jabarprov.go.id)

    Tari wayang hihid diciptakan oleh kerjasama Ade Suarsa pada tahun 2009, beliau terinspirasi dari hihid (kipas). Hihid terbuat dari anyaman bambu yang melambangkan kesederhanaan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.

    Fungsi hihid dikehidupan sehari-hari ialah untuk kebutuhan domestik, kipas angin, dan lain sebagainya. Namun oleh kreativitas Ade Suarsa mampu merubah kegunaan hihid yang asal mulanya untuk kegunaan rumah tangga menjadi property tari. Fungsi hihid dalam tari wayang hihid sendiri adalah sebagai kebutuhan estetis.

    Bentuk penyajian Tari Wayang Hihid ini berupa tari kelompok yang pada awalnya seorang dalang yang membacakan kakawen sebagai bubuka (pembukaan) pertunjukan yang akan dimulai, kemudian mulai dengan irama yang ramai menggambarkan kehidupan sehari-hari dimasyarakat yang digambarkan oleh datangnya 6 orang penari perempuan (yang menggambarkan kehidupan dimasyarakat) yang membawa hihid sebagai properti dengan gerakan energik.

    Pada bagian tengah adegan dalam tari wayang hihid ini, datang 2 orang penari laki-laki sebagai Jangkrik Gombong yang melambangkan angin baik (putih) dan Jongjrong Maruta yang melambangkan angin jahat (hitam). Kedua angin ini yang melambangkan hawa nafsu manusia ketika sedang mendapatkan masalah dan cara penyelesaian masalah yang dihadapinya (cara penyelesaian yang benar atau yang salah).

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says