Oleh Tri Agus Yogawasista
Desa Wonolelo terletak di lereng Gunung Merbabu yang tepatnya berada di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Batas administratif Desa Wonolelo meliputi:
Sebelah Utara : Puncak G. Merbabu
Sebelah Timur : Desa Jrakah (Boyolali)
Sebelah Selatan : Desa Klakah dan DesaTlogolele (Boyolali)
Sebelah Barat : Desa Ketep dan Desa Banyuroto
Desa Wonolelo terdiri dari 18 dusun yaitu Dusun Windu Sajan, Dusun Panggungan, Dusun Plutungan, Dusun Windusabrang, Dusun Sanden, Dusun Wirosuko, Dusun Nggratan, Dusun Bentrokan, Dusun Nderokan, Dusun Malang, Dusun Ngagrong, Dusun Batur, Dusun Candran, Dusun Surodadi, Dusun Pelem, Dusun Wonodadi , Dusun Klampahan, Dusun Wonolelo.
Sejarah Desa Wonolelo
Dulu Wonolelo merupakan wilayah hutan yang kemudian digunakan untuk tempat persembuyian di masa penjajahan Jepang dan lama kelamaan wilayah tersebut digunakan sebagai tempat tinggal. Disaat itu terdapat 2 orang ajar yang sakti yaitu Ki Putut dan Ki Panggung. Kedua ajar tersebut beradu sakti untuk menjadi pemimpin dan akhirnya Ki Putut lah yang menang. Untuk menjalin kekeluargaan kedua ajar tersebut menjodohkan anaknya dan sampai akhirnya memiliki cucu. Cucu tersebut memiliki keanehan yaitu tidak dapat tidur jika tidak dininabobokkan di ladang dan akhirnya ladang tersebut diberi nama Wonolelo. Wonolelo berasal dari kata “wono” dan “lelo”. “Wono” artinya adalah ladang dan “lelo” artinya kata untuk meninabobokkan cucu dari Ki Putut dan Ki Panggung.
Soreng merupakan kesenian tari yang menceritakan kisah Arya Penangsang sebagai penentang Hadiwijaya. Tari Soreng dikembangkan di Dusun Windusabrang. Kelompok tari di Dusun Windusabrang dikenal dengan nama Wahyu Rinenggo Sejati.
2. Tari Topeng Ireng
Topeng ireng merupakan salah satu kesenian tari dari Borobudur, Magelang. Tari Topeng Ireng Tari merupakan kesenian daerah pinggiran. Topeng Ireng sampai saat ini masih populer di kalangan Desa Wonolelo. Tarian tersebut masih diakui dan dilestarikan di Desa Wonolelo. Antusias dari masyarakat Desa Wonolelo sangat besar.
Tari Topeng Ireng di Desa Wonolelo di kembangkan di 3 dusun yaitu Dusun Wonolelo, Dusun Windu Sajan, dan Dusun Windusabrang. Topeng Ireng dulunya merupakan peninggalan dari wali yang tujuannya untuk menyebarkan agama Islam. Tarian Topeng Ireng mengadopsi dari konsep Indian atau Suku Dayak namun, pakaian yang dikenakan penari sudah dimodifikasi menjadi lebih tertutup.
Gerakan tarian Topeng Ireng mengadopsi dari kelompok-kelompok Tari. Tarian Topeng Ireng masih tergolong tarian baru diantara kesenian tari lainnya. Jumlah penari satu grup Topeng Ireng di Desa Wonolelo antara 50-80 orang.
Penari Topeng Ireng khusus di Dusun Wonolelo yaitu sebanyak 54 orang yang terdiri dari anak-anak, remaja, dan dewasa. Sekali pentas biasanya selama 45 menit dengan menampilkan 8 gerakan. Selain itu, jumlah pemain pentas juga dapat disesuaikan dengan permintaan pengundang dan jika hanya pentas dengan kemauan kelompok sendiri semua penari ikut pentas.
Grup Kesenian
Grup kesenian di Desa Wonolelo cukup banyak. Terdapat di beberapa dusun di Desa Wonolelo yang mempunyai grup kesenian. Grup tersebut antara lain:
a. Kayank Kawedar
Kayank Kawedar merupakan sebuah grup kesenian Topeng Ireng di Dusun Wonolelo. Grup ini diresmikan secara langsung oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang yang dapat ditunjukkan oleh sertifikat. Sertifikat yang didapatkan dari Dinas Pariwisata tersebut dapat menjadi surat ijin pentas ke luar. Hak cipta gerakan di setiap kelompok tari sangat dijaga dengan baik sehingga kekhasan tarian tetap terjaga.
b. Putra Garuda
Grup Putra Garuda merupakan grup dari Dusun Windusabrang. Putra Garuda sering pentas sampai keluar desa dan juga sering diundang di acara-acara kesenian di Jawa Tengah maupun Yogyakarta.
3. Wayang
Wayang Orang
Kesenian wayang orang dikenalkan di Dusun Windusabrang Desa Wonolelo. Wayang orang biasanya dipentaskan setiap bulan Suro.
Wayang Ndakan
Selain wayang orang, di Dusun Windusabrang juga terdapat kesenian wayang Ndakan. Wayang tersebut merupakan wayang yang menceritakan kisah-kisah yang lucu. Menurut kepercayaan masyarakat setempat sebelum pentas, dalang Wayang Ndakan biasanya mandi terlebih dahulu di Tuk Umbul sebagai bentuk pembersihan diri agar mendapatkan kelancaran dalam pentas.
Setelah merasa mampu mandiri, pangeran Rogosasi memisahkan diri dan merintis membangun sebuah desa yang kemudian dinamakan desa Tumang. Pangeran Rogosasi dalam merintis desa tersebut dibantu oleh para abdi dari keraton. Utusan pertama dari keraton mengajari masyarakat membuat keris dan kerangkanya. Selang beberapa tahun datanglah utusan kedua untuk mengajarkan cara membuat pakaian keratin dengan perak. Utusan ketiga mengajarkan cara membuat alat-alat dapur dari tembaga, dan utusan keempat mengajarkan cara menjahit. Keempat kerajinan tersebut sampai sekarang masih dilaksanakan oleh masyarakat setempat.
Pada awainya semua pengrajin hanya memproduksi jenis peralatan rumah tangga dari tembaga (misainya: dandang, ceret, kwali, dll) namun mulai tahun 1980-an muncul inovasi baru, sebagian pengrajin mencoba merintis kerajinan seni ukir tembaga, yang jenis produksinya tidak lagi berupa peralatan rumah tangga namun berupa perlengkapan dan assesoris perumahan (misainya: pot bunga, guci, lampu duduk, lampu gantung, kaligrafi, hiasan dinding, dil). Sedangkan kerajinan tradisional berupa alat-alat rumah tangga yang menggunakan bahan baku tembaga akhirnya kalah bersaing dengan produk lain yang menggunakan bahan baku dari alumunium.
Maka sekitar tahun 1990-an sebagian pengrajin peralatan rumah tangga yang menggunakan bahan baku dari tembaga mencoba memproduksi peralatan rumah tangga dengan menggunakan bahan baku alumunium.
2. Pendakian Gunung
Bagi tamu yang ingin mengunjungi objek-objek wisata atau pendakian, disediakan jas pemandu wisata.
a. Pendakian Gunung Merapi
b. Pendakian Gunung Merbabu
Fasilitas
Untuk menambah dan mendukung kegiatan wisata di kawasan desa wisata Selo, beberapa fasilitas telah dibangun dan difungsikan. Sarana-sarana tersebut adalah sebagai berikut:
Desa Wisata Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Nama Kontak: (62) 276 326 073 (Suparmo), (62) 276 326 029 dan +62 818 250 751 (H. Koesnandar), (62) 276 326 037 (Supardi)
Sumber: Berbagai artikel di internet
Topeng Ireng, Desa Wisata Wonolelo, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah
Desa Wonolelo terletak di lereng Gunung Merbabu yang tepatnya berada di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Batas administratif Desa Wonolelo meliputi:
Sebelah Utara : Puncak G. Merbabu
Sebelah Timur : Desa Jrakah (Boyolali)
Sebelah Selatan : Desa Klakah dan DesaTlogolele (Boyolali)
Sebelah Barat : Desa Ketep dan Desa Banyuroto
Panorama Desa Wisata Wonolelo
Desa Wonolelo terdiri dari 18 dusun yaitu Dusun Windu Sajan, Dusun Panggungan, Dusun Plutungan, Dusun Windusabrang, Dusun Sanden, Dusun Wirosuko, Dusun Nggratan, Dusun Bentrokan, Dusun Nderokan, Dusun Malang, Dusun Ngagrong, Dusun Batur, Dusun Candran, Dusun Surodadi, Dusun Pelem, Dusun Wonodadi , Dusun Klampahan, Dusun Wonolelo.
Sejarah Desa Wonolelo
Dulu Wonolelo merupakan wilayah hutan yang kemudian digunakan untuk tempat persembuyian di masa penjajahan Jepang dan lama kelamaan wilayah tersebut digunakan sebagai tempat tinggal. Disaat itu terdapat 2 orang ajar yang sakti yaitu Ki Putut dan Ki Panggung. Kedua ajar tersebut beradu sakti untuk menjadi pemimpin dan akhirnya Ki Putut lah yang menang. Untuk menjalin kekeluargaan kedua ajar tersebut menjodohkan anaknya dan sampai akhirnya memiliki cucu. Cucu tersebut memiliki keanehan yaitu tidak dapat tidur jika tidak dininabobokkan di ladang dan akhirnya ladang tersebut diberi nama Wonolelo. Wonolelo berasal dari kata “wono” dan “lelo”. “Wono” artinya adalah ladang dan “lelo” artinya kata untuk meninabobokkan cucu dari Ki Putut dan Ki Panggung.
Potensi Budaya dan Seni Tradisional
1. Tari SorengTari Soreng (nu.or.id)
Soreng merupakan kesenian tari yang menceritakan kisah Arya Penangsang sebagai penentang Hadiwijaya. Tari Soreng dikembangkan di Dusun Windusabrang. Kelompok tari di Dusun Windusabrang dikenal dengan nama Wahyu Rinenggo Sejati.
2. Tari Topeng Ireng
Topeng Ireng - Group Kayank Kawedar
Topeng ireng merupakan salah satu kesenian tari dari Borobudur, Magelang. Tari Topeng Ireng Tari merupakan kesenian daerah pinggiran. Topeng Ireng sampai saat ini masih populer di kalangan Desa Wonolelo. Tarian tersebut masih diakui dan dilestarikan di Desa Wonolelo. Antusias dari masyarakat Desa Wonolelo sangat besar.
Tari Topeng Ireng di Desa Wonolelo di kembangkan di 3 dusun yaitu Dusun Wonolelo, Dusun Windu Sajan, dan Dusun Windusabrang. Topeng Ireng dulunya merupakan peninggalan dari wali yang tujuannya untuk menyebarkan agama Islam. Tarian Topeng Ireng mengadopsi dari konsep Indian atau Suku Dayak namun, pakaian yang dikenakan penari sudah dimodifikasi menjadi lebih tertutup.
Gerakan tarian Topeng Ireng mengadopsi dari kelompok-kelompok Tari. Tarian Topeng Ireng masih tergolong tarian baru diantara kesenian tari lainnya. Jumlah penari satu grup Topeng Ireng di Desa Wonolelo antara 50-80 orang.
Penari Topeng Ireng khusus di Dusun Wonolelo yaitu sebanyak 54 orang yang terdiri dari anak-anak, remaja, dan dewasa. Sekali pentas biasanya selama 45 menit dengan menampilkan 8 gerakan. Selain itu, jumlah pemain pentas juga dapat disesuaikan dengan permintaan pengundang dan jika hanya pentas dengan kemauan kelompok sendiri semua penari ikut pentas.
Grup Kesenian
Grup kesenian di Desa Wonolelo cukup banyak. Terdapat di beberapa dusun di Desa Wonolelo yang mempunyai grup kesenian. Grup tersebut antara lain:
a. Kayank Kawedar
Kayank Kawedar merupakan sebuah grup kesenian Topeng Ireng di Dusun Wonolelo. Grup ini diresmikan secara langsung oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang yang dapat ditunjukkan oleh sertifikat. Sertifikat yang didapatkan dari Dinas Pariwisata tersebut dapat menjadi surat ijin pentas ke luar. Hak cipta gerakan di setiap kelompok tari sangat dijaga dengan baik sehingga kekhasan tarian tetap terjaga.
b. Putra Garuda
Grup Putra Garuda merupakan grup dari Dusun Windusabrang. Putra Garuda sering pentas sampai keluar desa dan juga sering diundang di acara-acara kesenian di Jawa Tengah maupun Yogyakarta.
3. Wayang
Wayang Orang
Kesenian wayang orang dikenalkan di Dusun Windusabrang Desa Wonolelo. Wayang orang biasanya dipentaskan setiap bulan Suro.
Wayang Ndakan
Selain wayang orang, di Dusun Windusabrang juga terdapat kesenian wayang Ndakan. Wayang tersebut merupakan wayang yang menceritakan kisah-kisah yang lucu. Menurut kepercayaan masyarakat setempat sebelum pentas, dalang Wayang Ndakan biasanya mandi terlebih dahulu di Tuk Umbul sebagai bentuk pembersihan diri agar mendapatkan kelancaran dalam pentas.
Potensi Kerajinan
Kawasan desa wisata Selo memiliki pusat industri rumah tangga yang bergerak di bidang pembuatan kerajinan logam. Desa Tumang, merupakan cluster industri kerajinan logam yang ada di kawasan ini. Konon kira-kira dalam abad XVIII lahirlah seorang anak dari kerajaan Mataram II yang diberi nama Rogosasi. Kerena ia memiliki tubuh yang cacat dan raja menganggap tidak pantas hidup di kerajaan Mataram, maka ia diasingkan dan kemudian dititipkan kepada Kyai Wonosegoro yang bertempat di lereng gunung Merapi.Setelah merasa mampu mandiri, pangeran Rogosasi memisahkan diri dan merintis membangun sebuah desa yang kemudian dinamakan desa Tumang. Pangeran Rogosasi dalam merintis desa tersebut dibantu oleh para abdi dari keraton. Utusan pertama dari keraton mengajari masyarakat membuat keris dan kerangkanya. Selang beberapa tahun datanglah utusan kedua untuk mengajarkan cara membuat pakaian keratin dengan perak. Utusan ketiga mengajarkan cara membuat alat-alat dapur dari tembaga, dan utusan keempat mengajarkan cara menjahit. Keempat kerajinan tersebut sampai sekarang masih dilaksanakan oleh masyarakat setempat.
Pada awainya semua pengrajin hanya memproduksi jenis peralatan rumah tangga dari tembaga (misainya: dandang, ceret, kwali, dll) namun mulai tahun 1980-an muncul inovasi baru, sebagian pengrajin mencoba merintis kerajinan seni ukir tembaga, yang jenis produksinya tidak lagi berupa peralatan rumah tangga namun berupa perlengkapan dan assesoris perumahan (misainya: pot bunga, guci, lampu duduk, lampu gantung, kaligrafi, hiasan dinding, dil). Sedangkan kerajinan tradisional berupa alat-alat rumah tangga yang menggunakan bahan baku tembaga akhirnya kalah bersaing dengan produk lain yang menggunakan bahan baku dari alumunium.
Maka sekitar tahun 1990-an sebagian pengrajin peralatan rumah tangga yang menggunakan bahan baku dari tembaga mencoba memproduksi peralatan rumah tangga dengan menggunakan bahan baku alumunium.
Paket Wisata Alam
1. Air Terjun Kedung KayangAir Terjun Kedung Kayang
2. Pendakian Gunung
Bagi tamu yang ingin mengunjungi objek-objek wisata atau pendakian, disediakan jas pemandu wisata.
a. Pendakian Gunung Merapi
b. Pendakian Gunung Merbabu
Penginapan (Homestay)
Tersedia sebanyak kurang lebih 100 (seratus) inap desa (penginapan) yang disediakan oleh pendudukFasilitas
Untuk menambah dan mendukung kegiatan wisata di kawasan desa wisata Selo, beberapa fasilitas telah dibangun dan difungsikan. Sarana-sarana tersebut adalah sebagai berikut:
- Lapangan Tenis
- Pusat Informasi Pariwisata (TIC-Tourism Information Center)
- Pasar Tradisional
- Rumah Sakit dan Puskesmas
- Balai Diklat
Peta Desa Wisata Wonolelo
Informasi lebih lanjut hubungi
Pusat Informasi PariwisataDesa Wisata Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Nama Kontak: (62) 276 326 073 (Suparmo), (62) 276 326 029 dan +62 818 250 751 (H. Koesnandar), (62) 276 326 037 (Supardi)
Sumber: Berbagai artikel di internet
No comments: