PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: January 23, 2015 / comment : 0


    Palembang sendiri menyimpan banyak potensi wisata yang sangat sayang jika kita lewatkan jika berkunjung ke Palembang. Mulai dari wisata sejarah, wisata kuliner, wisata belanja, wisata religi ataupun wisata alamnya cukup layak untuk memanjakan para pelancong yang berkunjung ke kota ini.

    Sahabat GPS Wisata Indonesia, kota Palembang merupakan ibukota Sumatera Selatan, seperti ibukota provinsi lainnya di Indonesia, banyak tumbuh pesat pusat perbejanjan modern (Mall), namun disini akan diketengahkan wisata belanja hanya di Pasar Tradisional yang ada di Kota Palembang.

    Pasar 16 Ilir 
     

    Pasar 16 Ilir, Palembang (https://www.rmolsumsel.com)

    Selain menjadi tujuan wisata belanja, Pasar 16 Ilir terletak di Kawasan 16 ilir Palembang, yang berdiri di samping sungai Musi. Tempat yang dijuluki sebagai Tanah Abangnya kota empek-empek ini merupakan pusat aneka kebutuhan tekstil.

    Pasar 16 Ilir memiliki nilai historis bagi masyarakat wong kito. Pada pertengahan abad ke-19 area tepian sungai Musi mulai berkembang. Para pedagang dari daerah hulu biasa membawa hasil bumi seperti buah, sayuran dan kebutuhan lainnya menggunakan perahu kajang yakni sejenis perahu kayu dengan rumah-rumahan di bagian belakang sebagai tempat beristirahat. Transaksi jual beli tersebut terus terjadi dan membentuk kawasan 16 Ilir sebagai pusat perdagangan yang unik.

    Dermaga Pasar 16 Ilir, Palembang (https://www.panoramio.com)

    Selain warga pribumi pedagang yang memanfaatkan area ini berasal dari bangsa Arab, India dan Cina. Faktanya terlihat dari arsitektur bangunannya yang kental dengan nuansa Eropa, Timur Tengah.

    Pasar yang terdiri dari 4 tingkat bangunan tersebut cukup modern dan bersih. Berada tak jauh dari Jembatan Ampera membuatnya mudah dijangkau wisatawan. Bahan-bahan tekstil dan konfeksi yang bisa Anda jumpai meliputi batik, pakaian dan songket. Selain itu, tempat ini juga digunakan untuk jual beli emas. Harga barang yang ada di pusat grosir Pasar 16 Ilir juga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan pasar yang lain. Tak heran jika Pasar 16 Ilir disebut sebagai destinasi belanja murah di Palembang dan Sumatera Selatan.

    Lantai Satu

    Anda akan menjumpai puluhan pedagang tekstil, pakaian import, songket, tas wanita import dan segala pernak-pernik wanita semua tersedia.

    Lantai Dua

    Lapak-lapak pedagang yang terdiri dari ruko-ruko berjejer rapih dan tertata sesuai jenis barang dagangan. Di lantai ini anda akan mudah menjumpai pedagang busana muslim, aneka perlengkapan sholat yang semuanya berkualitas dengan harga yang sesuai tentunya.

    Lantai Tiga

    Di lantai ini anda akan mudah menjumpai pedagang busana muslim, aneka perlengkapan sholat yang semuanya berkualitas dengan harga yang sesuai tentunya. Mau beli boneka murah, perlengkapan pernikahan, sepatu, dan lainnya bisa anda cari disini.

    Lantai Empat

    Anda masih menjumpai para pedagang tekstil dan pakaian, pokoknya tergantung selera dan tinggal pilih aja. Kalau belum puas pilih-pilih baju di lantai dasar, lantai kedua, anda bisa melenggang sampai ke lantai empat. Dari lantai empat ini anda akan melihat pemandangan sungai musi di tengah hiruk pikuk geliat perekonomian masyarakat Palembang.

           

    Pasar Induk Jakabaring

    Peta dan Pasar Induk Jakabaring (https://www.paskomnas.com)

    Pasar Induk Jakabaring terletak di Jl. Pangeran Ratu, Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Pasar Induk Jakabaring di Palembang merupakan Pasar Induk (sayur dan buah).

    Pedagang sayur Pasar Induk Jakabaring (https://palembang.tribunnews.com)

    Pasar Cinde

    Sudut Pasar Cinde Palembang (http://www.panoramio.com)

    Pasar Cinde terletak di Jl. Sudirman, Palembang. Arsitek bangunan Pasar Cinde Palembang adalah Herman Thomas Karsten (1884-1945). Pembangunan dimulai pada tahun 1958 sebagai pasar yang pertama dibangun setelah kemerdekaan Indonesia di kota Palembang. Bangunan Pasar Cinde ini dirancang dengan struktur utama memakai konstruksi cendawan (paddestoel). Pasar kedua yang memakai konstruksi tersebut adalah “Pasar Djohar” di Semarang yang merupakan hasil karya Kartsen juga.

    Pasar ini telah menjadi trade mark bagi kota Palembang dan menempati tempat yang khusus di hati masyarakat Palembang. Banyak kebutuhan masyarakat yang tidak terdapat di pasar lain, dapat diperoleh di Pasar Cinde. Di bagian bawah pasar ini menjual kue, masakan, sayur-sayuran, buah-buahan, ayam, segala macam jenis ikan, daging, dan lain sebagainya.

    Di dalam Pasar Cinde, Palembang (https://panduanwisata.id)

    Di bagian atasnya terdapat banyak toko-toko yg menjual beraneka ragam perlengkapan, seperti toko pakaian tentara, perlengkapan rumah tangga, toko-toko jahit, dan perlengkapan pertanian.

    Di bagian luarnya banyak yang menjual besi-besi bekas, onderdil otomotif, plastik-plastik, tukang bikin kunci, tukang jam, dan jasa pembuatan terali.

    Di kala pagi hari, Pasar Cinde ini terkenal dengan pusat penjualan kue-kue dan makanan ringan lainnya dengan harga sangat murah. Pasar ini juga menyediakan makanan-makanan khas Palembang seperti pempek, kerupuk, dan banyak lagi.

    Barang Antik (Barang Bekas atau BaBe)

    Barang Antik Pasar Cinde, Palembang (https://brasil2014.tempo.co)

    Barang bekas dan berkarat tak selamanya buruk tak laku dijual. Justru barang rongsokan menjadi buruan bagi sebagian orang penggila barang antik. Pangsa pasar barang antik cukup besar di Palembang.

    Handphone bekas di Pasar Cinde (https://www.kaskus.co.id)

    Pasar Cinde, di Palembang ada dua. Keduanya menempati lokasi yang berdampingan. Yang satu pasar sembako tradisional, menempati bangunan dua lantai di Jalan Sudirman. Satunya lagi, pasar barang loak alias bekas yang menempati empat ruas jalan, yaitu Jalan Karet, Jalan Raden Muhamad, Jalan Raden Nangling, dan Jalan Cinde Welan, serta Lorong Kebon.

    Pasar Loakan Cinde ini menurut ceritanya sudah ada sejak tahun 60-an. Tidak hanya menjual barang tua dan berkarat, pasar Cinde juga menjual aneka barang keluaran terbaru dengan harga suka sama suka.

    Pasar Cinde (https://palembangdalamsketsa.blogspot.com)

    Pakaian Bekas

    Di Palembang barang bekas (second) ini disebut “bj (baca:be je)”, ada yang bilang kependekan dari “buruk an jambi” atau “buruk an jepang” karena barang-barang ini merupakan “import” dari luar yang datangnya dalam bentuk karungan.

    Bj ini beraneka ragam jenisnya yang paling banyak pakaian, ada juga sepatu, tas, gordyn dan yang lainnya. di dalam karungan ini cuma satu jenis barang saja, dengan kondisi yang berbeda-beda, ada yang masih baru, ada yang masih bagus, ada yang layak pakai sampai yang tidak lagi layak pakai, disinilah sortiran berperan.

    Tempat Penjualan Souvenir Khas Palembang

    Outlet Nyenyes (Kaus khas Palembang) 

    Barang yang diincar adalah kaus. Beragam kaus bertuliskan atau bergambarkan hal yang identik dengan Palembang bisa Anda dapatkan di sini.

    Tak perlu takut soal kualitas dan model, barang-barang yang dijual Outlet Nyenyes mengikuti zaman. Beberapa kaus yang dijual di antaranya bertuliskan "Emang Gue Palembang", "Wong Kito Galo", dan bergambar Jembatan Ampera yang menjadi ikon kota.

    Tempat penjualan Songket Palembang

    Songket Palembang (https://travel.detik.com)

    Zainal Songket

    Outlet-nya di Hotel Aston atau di pusat penjualannya di Kompleks Ilir Barat Permai, samping Ramayana.

    Serengam Setia, Jl. Ki Gede Ing Suro no.164, Palembang

    Rumah Limas Azis, Jl. Demang Lebar Daun No.51, Palembang

    Songket Cek Ipah, Jl. Ki Gede Suro, Palembang

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says