PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: January 16, 2015 / comment : 0


    Senjata tradisional adalah sebuah alat yang digunakan oleh suku-suku di Indonesia pada masa lalu sebagai senjata untuk berburu maupun sebagai alat membela diri apabila terjadi pertikaian, contohnya parang, pisau, atau keris dan lain sebagainya. Tetapi selain daripada memburu atau membela diri, beberapa senjata tradisional yang dimiliki Indonesia mempunyai makna simbolik lain yang terkandung didalamnya.

    Keris (Tekhapang atau Punduk Keris)

     Keris (Tekhapang atau Punduk Keris) - https://pusakasumatera.blogspot.com

    Keris jenis ini biasanya tidak dipandang mamiliki kekuatan magis. Asal pemilikannya pun biasanya bukan merupakan warisan dari orang tua. Bentuknya biasanya merupakan sebuah keris yang indah, kadang berlapis logam mulia, mulai dari gagang hingga ke sarungnya. Tidak 0Jarang sarungnya diukir sedemikian rupa menyerupai ukiran barang-barang dari emas. Di daerah Lampung keris ini disebut tekhapang/punduk keris yang indah seperti ini digunakan untuk upacara perkawinan dan dipakai oleh pengantin Aria, yang diselipkan di pinggang bagian depan atau dipegang dengan tangan kanan (berbeda dengan pengantin Jawa, keris diselipkan di pinggang bagian belakang/punggung).

    Kondisi sekarang ini di Lampung keris bukan lagi untuk senjata perang, tinggal fungsi lain yang masih lazim dikenal: Umpamanya, pelengkap pakaian adat tradisional, pelengkap upacara tradisional, pelengkap konsep hidup ideal sebagai apa yang disebut gagaman/peselok, pelengkap eksotisme lama dalam hidup zaman modern. Di Lampung dikenal ada konsep hidup lengkap bagi seorang pria dewasa, yaitu antar lain wisman (bulamban), tenangga, kukila (segokan), jama (istri) dan pemenah (pusaka). Di daerah Lampung keris saat ini banyak di buat di Lampung Utara terutama di Tulangbawang udik.

    Badik

    Badik Lampung (https://khasanahbadiklampung.blogspot.com/)

    Badik adalah salah satu senjata tradisional lampung yang sangat dikenal masyarakat baik di kalangan masyarakat kota maupun desa. Senjata ini berbentuk seperti pisau biasa, namum gagangnya membengkok seperti gagang golok, sedang mata pisaunya membengkok di bagian ujung. Penyebutan badik terhadap senjata ini mengingatkan kita pada senjata tradisional dari Bugis, tidak jelas asal usulnya apakah senjata Badik lampung merupakan senjata "kiriman" dari Bugis, atau sebaliknya, sampai saat ini belum dapat dipastikan. yang jelas jika kita amati berdasarkan bentuknya memang terdapat kemiripan antara badik lampung dengan badik bugis. Badik Lampung biasanya juga dilengkapi dengan sarung terbuat dari kayu. Yang menarik ternyata sampai saat ini masih dibuat oleh orang Lampung. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari si pembuatnya sendiri bahwa badik yang diproduksinya itu merupakan badik asli lampung dan pengatahuan yang diperolehnya adalah merupakan warisan dari leluhurnya.

    Tombak

    Ujung Tombak Lampung memiliki pamor (https://www.pisau.co.id)

    Tombak menurut bahasa Lampung disebut Payan. Sama halnya dengan keris, penggunaan dari berbagai tombak yanng masih dimiliki masyarakat ternyata berdasarkan bentuknya dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu:

    a. Tombak Payan (Payan Kejang)
    b. Tombak Pendek (Payan Buntak atau Linggis)

    Klasifikasi bentuk tombak ada dua bentuk yaitu tombak panjang dan tombak pendek, yang dimaksud tombak panjang yaitu tombak yang memiliki gagang yang terbuat dari kayu yang berukuran tidak lebih dari 150 cm, sedangkan mata tombaknya berukuran sama dengan jenis tombak pendek yaitu mencapai 34-40 cm. Sedang yang dimaksud tombak pendek yaitu tombak yang gagangnya tidak lebih dari 90 cm. jens tombak yang terakhir ini termasuk tombak langka, karena biasanya berkualitas sangat tinggi, yang kadang diberi bulu ekor kuda yang disebut tunggul.

    Ada juga tombak yang didatangkan dari luar daerah Lampung, terutama dari jawa, dalam hal ini Banten (surosoan). Tombak yang didatangkan atau hadiah dari luar Lampung, biasanya dipandang memiliki kualitas yang lebih baik, ini dapat dimaklumi karena ia dijadikan ikatan lahir batin dalam persahabatan. Mata Tombaknya sama dengan keris yaiut memiliki pamor dan berlapis. Banyak tombak Lampung ini dipandang memiliki kekuaan magis, apalagi jika tombak tersebut merupakan benda pusaka warisan dari leluhur. Biasanya tombak yang demikian ini dilengkapi dengan sarung untuk mata tombaknya, sedang tombak yang tidak memiliki kekuatasn magis, banyak tidak dilengkapi dengan sarung (wrangka/sakhung, lampung). namun kadang ada juga yang memiliki kekuatan magis cara menyimpannya tidak sembarang, biasanya disimpan disuatu tempat khusus, berbeda dengan tempat penyimpanan keris biasa.

    Dari bukti bukti arkeologis, fragmen tombak banyak ditemukan di situs-situs purbakala, misalnya ditemukan di situs Pugungraharjo (situs masa pra sejarah dan klasik), situs Benteng sari (situs masa Islam) dikedua situs tersebut ditemukan pula lelehan lelehan atau kerak besi dan loga lainnya. kecuali itu ditemukan pula wadah pelebur logam , terutama disitus Bentengsari. Dengan demikian dapat diduga bahwa di kedua situs tersebut terdapat perbengkelan atau pande pembuatan senjata yang termasuk pembuatan tombak. Kesimpulan yang dapat kita tarik dari pembuktian tadi berarti di daerah Lampung sejak zaman masa Klasik telah dikenal adanya pembuatan senjata termasuk tombak.

    Golok (Candung atau Laduk)

    Golok (Candung atau Laduk) - https://www.pisau.co.id

    Golok menurut bahasa Lampung disebut candung atau laduk. Golok adalah alat bantu senjata yang digunakan sehari-hari baik di dapur maupun di ladang. Ternyata sampai kini pande golok masih dijumpai didaerah lampung, yaitu daerah Menggala, Lampung Utara.

    Berdasarkan penggunaannya ternyata golok dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori:

    a. Golok Dapur (Rampak Alu)

    Merupakan golok yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang ada kaitannya dengan kegiatan ibu-ibu didapur. Golok seperti ini biasanya berkualitas rendah, tidak banyak unsur bajanya dan kurang tajam. Pande golok Menggala juga memproduksi golok dapur, bahan bakunya berasal dari komponen mobil yang tidak terpakai, yaitu per mobil bekas. Golok dapur biasanya tidak dilengkapi dengan sarung (wrangka), sedang cara penyimpanannya sembarang karena cukup disisipkan di dinding sudut-sudut dapur.

    b. Golok Ladang (Canduk Kawik)

    Merupakan Golok yang digunakan untuk keperluan diladang seperti menyiangi, membersihkan semak, memotong ranting, dan lain sebagainya. Golok ladang biasanya juga tidak berkualitas tinggi, namun dibandingkan golok dapur masih lebih baik. Unsur bajanya tidak bagitu menonjol. Golok ladang biasanya dilengkapi dengan sarung (wrangka/cantil) tetapi lebih banyak yang tidak dilengkapi dengan sarung.

    c. Golok Pegangan Istimewa (Lancip)

    Merupakan sebuah golok yang berkualitas tinggi. Sebuah golok yang sangat tajam karena unsur bajanya menonjol, untuk membuat golok ini pande golok di Manggala Lampung Utara, biasanya bahan baku yang digunakan adalah klaher bekas mobil. Masyarakat akan lebih suka apabila golok pegangan istimewa ini ukuran mata tajamnya pendek, seperti golok cibaru yang berukuran tidak lebih dari 25 cm panjangnya. Golok yang berukuran demikian ini dipandang lebih praktis dan tidak merepotkan jika di bawa pergi. Untuk lebih menambah kepraktisan diselipkan dipinggang, maka golok seperti ini dillengkapi dengan sarung yang terbuat dari dua bilah kayu ringan yang diikat dengan lilitan-lilitan rotan atau tanduk, ada beberapa daerah dilampung menyebutnya laduk/lancip.

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says