Penulis travel terdengar seperti pekerjaan impian. Namun seringkali pekerjaan itu justru sangat melelahkan, dan kadangkala sama sekali tidak obyektif.
Jadi, siapa yang dapat Anda percayai saat membutuhkan ulasan suatu tempat yang hendak Anda kunjungi atau suatu hotel yang akan Anda inapi dalam perjalanan nanti? Coba beberapa sumber berikut ini:
Koran dan majalah
Keduanya memiliki standar yang tinggi, namun biasanya para penulis mengunjungi suatu tempat karena diundang oleh resor yang direviu. Fakta yang sudah jadi rahasia umum. Meski demikian, beberapa penerbitan bisa benar-benar independen. Kebijakan etik The New York Times mengharuskan para penulis travel mengunjungi suatu tempat dengan penyamaran, membayar sendiri biaya-biaya yang dikeluarkan, dan tidak menulis tempat-tempat yang memiliki hubungan kekeluaragaan atau pertemanan dengan mereka.
Buku panduan
Para pengulas anonym ada di mana-mana. Buku populer dan paling dipercaya antara lain adalah seri Lonely Planet terbitan Australia, yang memegang motto “perjalanan independen, nasihat terpercaya dan kebebasan editorial.”
Layanan online
TripAdvisor.com sampai saat ini merupakan situs yang paling banyak memiliki feedback, yang mengklaim memiliki lebih dari 50 juta ulasan dari “pengelana sejati dari seluruh dunia”. Di situs itu bisa ditemukan berbagai daftar ulasan, mulai dari yang positif sampai kritis, bahkan kadang untuk tempat yang sama. Bahkan saking kuatnya, seorang pemilik hotel asal Inggris pernah menuntut organisasi itu ke pengadilan karena keuntungan hotelnya merosot tajam setelah TripAdvisor menuduh beberapa ulasan positif dicurigai merupakan ulasan palsu.
Dari mulut ke mulut
Jangan ragu bertanya ke sana ke mari. Jika menyangkut hal-hal yang penting, tak ada yang bisa mengalahkan rekomendasi pribadi seseorang.
No comments: