Tarian Kolosal melibatkan 12.500 penari
Pemerintah Kabupaten Buton kembali berhasil memecahkan rekor MURI dan Gunnes rekor dunia atas tarian yang melibatkan 12.500 penari. Tak tanggung-tanggung, lima rekor didapatkan dari beberapa tarian tradisional khas Butonyang melibatkan seluruh putra-putri Buton diajang Sail Nasional dikawasan Takawa Kabupaten Buton, Kamis (22/8).
Tarian yang berhasil mendapatkan rekor MURI diantaranya, Potimbe (2.000 orang anak), Ponare (2.000 orang anak khusus laki-laki), Lawati (3.000 orang anak khusus perempuan), Kampero (3.000 orang, terdiri atas siswa SMA, mahasiswa dan birokrat SKPD), serta tari Wandi-wandiu (10.000 yang merupakan gabungan dari peserta Potimbe, Ponare, Lawati dan Kambero).
"Hari ini MURI kembali rekor dunia pagelaran kolaborasi 5 tarian tradisional Buton dengan peserta terbanyak, yakni 12.535 peserta yang diprakarsai oleh Bupati Buton Samsu Umar Abdul Samiun dengan kriteria super latif. Tarian kolaborasi seperti ini didunia lain juga belum pernah ada dengan jenis 5 tarian tersebut," terang Paulus Pangka kepada Koran Tribun usai memberikan penghargaan.
Sebelumnya, Gubernur Sultra H Nur Alam dalam sambutannya mengatakan, persembahan tari kolosal masyarakat Kabupaten Buton yang disajikan diareal Takawa (Takimpo, Kondowa, Wolowa) perkumpulan tiga daerah danetnis di Kabupaten Buton dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Selain itu, persembahan tarian kolosal di Takawa bertujuan untuk memperkenalkan lokasi kompleks pemerintahan Kabupaten Buton yang baru.
"Momentum kegiatan hari ini yang dirangkaikan dengan kegiatan Sail Indonesia Komodo di Pasarwajo ibukota Kabupaten Buton di eks kesultanan Buton kembali membangkitkan semangat kejayaan Kesultanan Buton pada masa yang lalu," kata Nur Alam.
Sementara itu, Bupati Buton Samsu Umar Abdul Samiun ditemui usai pelaksanaan acara mengungkapkan, saat ini Buton sudah menyabet tujuh rekor MURI yang penyerahaan penghargaannya sekaligus diberikan karena waktu yang terbatas.
"Yang diterima tadi bertaraf internasional, kolaborasi dari kelima tarian total pesertanya 12.535 penari tradisional. Memang ada yang lebih banyak penarinya, tetapi cuma satu jenis tarian. Kalau yang di Buton karena hasil kolaborasi dari lima tarian hingga mendapatkan rekor dunia," tegas Umar Samiun.
Dalam kesempatan itu juga, Umar Samiun mengungkapkan rasa syukurnya atas terlaksanaan rangkaian acara dengan sukses. Diapun memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para peserta tarian kolosal Takawa yang telah mencapai penghargaan rekor dunia. Para penari akan diberikan penghargaan khusus selain ucapan terima kasih dari pemerintah Kabupaten Buton.
"Para penari akan diberi piagam pahlawan budaya. Didalam tarian tersebut juga telah diberi pesan terhadap anak-anak bahwa mereka tidak hanya menunggu, tetapi sudah terlibat langsung sebagai peserta. Pesan-pesan budaya kalau saya sampaikan dalam bentuk ceramah mungkin hanya dua orang yang ikut, tapi hari ini mereka langsung sebagai pelaku dan jumlahnya 12.535 orang. Pesannya itu sudah sampai langsung kepada mereka, dan bayangkan saja kalau mereka mempengaruhi satu orang bisa semakin banyak," terangnya.
Umar mengakui bahwa pembangkitan kelima jenis tarian dan budaya Buton secara kolosal tersebut bukan karena dilatari semata-mata untuk meraih rekor MURI, tetapi itu hanya dampak dari sebuah niat dan proses dalam mendorong kebangkitan kebudayaan Buton secara revolusioner yang mana selama ini seolah mati suri, atau terpendam. (ism/wan)
Sumber: Sultra-Online
No comments: