PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: February 18, 2014 / comment : 0

    Oleh I Ketut Sutika

    Tari Joged Legong Bisama yang dibawakan anak perempuan belum dewasa ini merupakan tari Bali sakral dan langka yang sudah jarang dipagelarkan. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana) 

    Denpasar (ANTARA News) - Tari Bali telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Pulau Dewata itu, yang diwarisi sejak zaman dahulu hingga saat ini dan terpelihara dengan baik, kata seorang pengamat seni budaya Bali, Kadek Suartaya.

    "Sebelum agama Hindu masuk ke Bali, masyarakat setempat yang masih primitif telah memiliki jenis-jenis tari yang berfungsi untuk menolak bala yang hingga kini masih dijumpai di daerah pedesaan dan pegunungan," kata Kadek Suartaya yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, di Denpasar, Sabtu.

    Akan tetapi, kata kandidat doktor kajian budaya Universitas Udayana itu, runtuhnya Kerajaan Majapahit pada permulaan abad XV, membawa berkah terhadap keberadaan kesenian di Bali yang dikembangkan oleh pelarian seniman-seniman dari Jawa.

    Pada zaman kejayaan kerajaan Bali, abad XV-XIX, tarian-tarian Bali mengalami masa keemasan dengan terciptanya sejumlah drama tari, di antaranya dramatari Gambuh yang dinilai sebagai sumber tari Bali yang berkembang sesudahnya.

    "Sebagai hasil olah cipta, rasa, serta karsa masyarakat dan seniman Bali, tari Bali sangat diikat oleh nilai-nilai budaya Hindu Bali," katanya.

    Berdasarkan Seminar Tari Sakral dan Profan pada 1971, masyarakat Bali mengklasifikasikan seni tari menjadi tiga, yakni Tari Wali, Tari Bebali, dan Tari Balih-balihan.

    Tari Wali merupakan jenis-jenis tari Bali yang berfungsi sakral, hanya dapat dipentaskan pada tempat, waktu, dan suasana yang dianggap suci.

    Tari Bebali adalah tarian seremonial yang dipentaskan melengkapi ritual keagamaan.

    Tari Balih-Balihan adalah seni pertunjukkan bersifat sekuler yang disajikan di arena profan.

    Ia mengatakan bahwa tari sebagai refleksi dari organisasi sosial, sarana ekspresi untuk ritual, sekuler dan keagamaan.

    Selain itu, tari merupakan aktivitas rekreasi dan hiburan sekaligus sebagai ungkapan serta pengendoran psikologis dan refleksi dari kegiatan ekonomi, ujar Kadek Suartaya.

    Sumber: AntaraNews

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says