PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: August 27, 2013 / comment : 0

    Baju dari Kulit Kayu

    Pada zaman dahulu ketika kapas belum digunakan sebagai bahan pembuat pakaian, kayu pun digunakan sebagai salah satu bahan. Tradisi menggunakan bahan kayu sebagai pakaian, awal November lalu kembali diangkat di Pameran Tekstil Indonesia yang digelar di Museum Tekstil, Jakarta. Pameran yang mengetengahkan berbagai kain dari berbagai penjuru Nusantara ini mengangkat pula pembuatan kain dari kulit kayu. Kulit kayu? Ya, adalah Mufid, salah satu perajin Daluang (bahan kertas daur ulang dari kayu) yang mencoba untuk belajar dan mengembangkan tekstil dari kayu ini. Mufid belajar langsung dari seorang nenek yang berdomisili di Sulawesi Tengah selama 1 bulan.

    Bahan mentah diproses dengan memukul

    Sesudah dari hasil pemukulan bahan mentah menjadi lebar, di bungkus dengan daun pisang

    Tidak semua jenis pohon bisa digunakan untuk membuat tekstil dari kayu ini, salah satu yang bisa digunakan adalah pohon Saeh. Prosesnya dimulai dari pengelupasan lapisan kulit terluar dari pohon yang berusia lebih dari 2 tahun. Selanjutnya lapisan luar bagian yang berwarna cokelat dikerok sampai terlihat bagian berwarna putih saja, kemudian direndam di dalam air supaya lebih bersih. Setelah itu, dipukul menggunakan alat yang disebut Ike Pepaupu (alat yang terbuat dari kayu dan batu), hingga kayu tersebut menjadi lebar bentuknya, lalu dibungkus daun pisang, dan diletakkan dalam wadah tertutup selama 3 hari.

    Lembaran kain kayu yang sudah jadi 

    Selanjutnya, kayu yang telah difermentasi tersebut akan menjadi lebih lembut, lalu kembali dipukul-pukul sampai berbentuk lembaran kain. Tanpa memerlukan proses penjahitan, kedua ujung kain juga bisa direkatkan satu sama lain dengan cara dipukul-pukul.

    Alat-alat produksi pembuatan kain dari kayu

    Hasilnya adalah sebuah sarung yang bisa langsung digunakan. Namun kendalanya adalah sarung ini tidak bisa terkena air, dan bila kusut juga tidak bisa disetrika. Bagaimanapun inilah inovasi untuk menghasilkan bentuk kain baru yang mungkin pada waktunya makin dapat disempurnakan. Dea, foto: Rio


    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says