PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: November 13, 2014 / comment : 0

    (https://mangrovemagz.com)

    Bila masih ada anggapan yang mengira bahwa perjuangan menyelamatkan ekosistem mangrove dan masyarakatnya, hanya bisa dilakukan dengan penanaman mangrove saja, tentu hal ini perlu diluruskan.

    Berjuang melawan ketidakadilan yang terus terjadi di lahan mangrove, tak hanya bisa dilakukan dengan menanami pesisir dengan beragam spesies mangrove saja, melainkan bisa dilakukan dengan cara lainnya yang juga bermanfaat, bahkan yang sesuai dengan latar belakang profesi kita, lho. Kok bisa? Bagaimana caranya? Terus, apa saja yang mesti dilakukan?

    Ada baiknya, kita “membuang” jauh dulu, kata menanam. Marilah kita mengenali kata-kata lainnya, yang sebetulnya sangat penting daripada hanya sekedar - terus menerus - menanam mangrove saja. Lima belas kata untuk menyelamatkan mangrove ini, juga sangat berhubungan erat dengan profesi kita masing-masing. Simak, yuk!

    1. Asisten Pembibitan

    Sebagai Asisten Pembibitan tanaman darat, Anda bisa ikut membibitkan mangrove di pesisir, bila ingin membantu hutan mangrove menyelamatkan populasinya di bumi (https://mangrovemagz.com)

    Kata pertama adalah membibitkan. Fakta di lapangan memperlihatkan bahwa mangrove bisa tumbuh lebih baik (sampai dengan 60%) di beberapa daerah, apabila kita melakukan pembibitan buah mangrove di bedeng persemaian terlebih dahulu, sebelum kemudian menanamnya di lapangan.

    Propagul Rhizophora yang tidak dibibitkan, bisa jadi akan mengalami banyak kematian saat ditanam di lokasi terabrasi. Bagi Anda yang berprofesi sebagai Asisten Pembibitan tanaman selain mangrove, coba deh mulai meliriknya. Siapa tahu, pengetahuan Anda dalam menangani tanaman darat, juga bisa diimplementasikan di tanaman pesisir ini.

    Selanjutnya, sebagai Asisten Pembibitan tanaman darat, Anda bisa ikut membibitkan mangrove di pesisir, bila ingin membantu hutan mangrove menyelamatkan populasinya di bumi.

    2. Nelayan

    Bagi Kelompok Tani Mangrove yang umumnya juga Nelayan, Anda bisa membantu mangrove dengan cara rajin merawatnya di sekitar lokasi Anda mencari ikan (https://mangrovemagz.com)

    Selanjutnya, menyulam (memelihara, menjarang dan melindungi tanaman) juga menjadi kata kunci bagi setiap program rehabilitasi mangrove yang dilakukan di pesisir kita. Bisa kita bayangkan, apa jadinya bila setelah ditanam, kita tidak menyulami mangrove kita.

    Maka, bisa jadi (dan ini memang telah terjadi di hampir semua program penanaman mangrove) mangrove yang telah kita tanam akan memiliki kelulushidupan yang minimal, terutama program penanaman mangrove yang bersifat seremonial.

    Bagi Anda, Nelayan yang setiap harinya melaut dan menelusuri hutan mangrove saat pergi dan pulang kerja, Anda bisa turut menjaganya dengan cara mengajak rekan seprofesi, untuk mulai menjaga mangrove dari penebangan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

    3. Guru

    KeSEMaT adalah Guru Mangrove Militan, yang getol sekali mendidik generasi penerus bangsa, dengan kurikulum mangrovenya. Mereka punya Sekolah Mangrover Cilik (Mangcil) yang berkonsentrasi di wilayah Pantura Jawa (https://mangrovemagz.com)

    Ibarat pepatah, “Lebih baik memberi kail daripada ikannya”, maka mendidik masyarakat agar sadar mangrove adalah jauh lebih baik, daripada kita terus menerus melakukan penanaman mangrove tanpa melakukan sosialisasi pendidikan mangrove ke masyarakat, terlebih dahulu.

    Tanpa pengetahuan mangrove yang cukup, maka akan menyebabkan masyarakat kita tidak memiliki rasa kepemilikan terhadap mangrove yang telah ditanam. Hal ini menyebabkan gagalnya program penanaman mangrove yang telah dilakukan karena tujuan profit terkesan lebih menonjol daripada kesadaran untuk melakukan swadaya.

    Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk merealisasikan program pendidikan mangrove terhadap masyarakat ini, diantaranya adalah dengan cara mengajar, mengkampanyekan, menyuluh dan melatih masyarakat mengenai arti penting mangrove bagi kehidupan manusia.

    Bagi Anda yang berprofesi sebagai Guru, peran Anda sangat penting. Tak salah bila dalam materi pengajaran Anda, juga diselipkan ajakan untuk mulai menyayangi dan mencintai hutan mangrove kepada murid-murid Anda.

    4. Penulis Buku

    Penulis Buku Mangrove, yaitu Aris Priyono sudah menerbitkan dua buah buku mangrovenya di atas ini dan diedarkan ke seluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri di Jaringan Mangroves For The Future se-Asia Pasifik (https://mangrovemagz.com)

    Membuat buku mangrove, juga bisa dijadikan alat untuk memperjuangkan nasib mangrove dari pembabatan liar oleh oknum masyarakat. Masyarakat yang buta mangrove, adalah salah satu penyebab tingkat kerusakan mangrove di Indonesia tergolong tinggi.

    Langkanya buku-buku mangrove di jaringan toko-toko buku, kecuali di kampus yang mengajarkan tentang ekosistem pesisir, semakin memperunyam keadaan. Untuk itulah, bila Anda adalah seorang Penulis Buku yang juga seorang aktivis mangrove, dan memiliki pengetahuan mangrove yang bisa dipertanggungjawabkan, bantulah mangrove dengan cara menciptakan sebuah buku mengenainya.

    5. Sutradara Film

    Fuad Ashari Finalis Eagle Awards Metro TV adalah salah satu Sutradara Muda yang pernah membuat film berlatar belakang kerusakan mangrove, berjudul Kampung Rob di Jantung Kota (https://mangrovemagz.com)

    Selanjutnya, bagi Anda yang memiliki latar belakang film, Sutradara misalnya, Andapun bisa membantu program penyelamatan mangrove dengan cara membuat film-film mangrove yang saat ini masih sangat jarang dijumpai.

    Memang, agaknya tak banyak Sutradara Film kita yang memiliki pemikiran untuk membuat film mangrove, padahal tahu bahwa ekosistem mangrove mengelilingi sebagian besar pesisir negerinya (?).

    Film “daratan”, kiranya lebih banyak dilirik sehingga seolah menelantarkan pesisirnya yang merana. Menyadarkan masyarakat dengan media film dokumenter layak dijadikan salah satu alternatif kampanye mangrove yang baik.

    6. Musisi

    KeSEMaTUSTIK bisa jadi satu-satunya band di dunia yang hanya menciptakan dan menyanyikan lagu-lagu penyelamatan hutan mangrove. Mereka dari Semarang, Indonesia! (https://mangrovemagz.com)

    Hal lain yang bisa dikerjakan untuk menyelamatkan mangrove adalah dengan membentuk band berlirik mangrove. KeSEMaTUSTIK adalah salah satu contoh band mangrove yang berhasil mengkampanyekan pendidikan mangrove kepada masyarakat dengan lagu-lagunya yang bernafaskan mangrove.

    Bahkan, band mangrove yang digawangi oleh anak-anak muda ini, sudah merekam lagu mangrovenya dan meluncurkan single-nya yang pertama berjudul “Mangrove Hidup Kita.” Kalau mereka bisa, tentu saja Anda yang berprofesi Musisi, pasti lebih bisa!

    7. Web Designer

    Tampilan website MANGROVEMAGZ, situs khusus mangrove yang ciamik, besutan Mahasiswa UNDIP Semarang, Ganis Riyan Efendi! (https://mangrovemagz.com)

    Bagi Anda seorang Web Designer, membuat situs mangrove, misalkan MANGROVEMAGZ.COM (yang berisi berita, blog, forum, souvenir mangrove dan lain-lain) yang menyuarakan pelestarian mangrove, adalah satu hal penting lainnya yang bisa dilakukan, agar informasi dan pengetahuan mangrove bisa disebarluaskan secara lebih luas lagi ke muka bumi.

    Dengan adanya situs yang khusus membahas mengenai mangrove, maka selain mendapatkan income tambahan, keterampilan Anda sebagai Web Designer pun akan semakin terasah, juga sebagai wujud kecintaan Anda dengan hutan mangrove yang Anda cintai.

    8. Pembatik

    Cahyadi (paling kiri) bersama tiga modelnya di salah satu ajang pameran-media di Jakarta. Dia berhasil mengembangkan batik mangrove di Indonesia sambil kampanye penyelamatan hutan mangrove (https://mangrovemagz.com)

    Batik Bakau adalah sebuah label pengrajin batik mangrove yang berada di Semarang. Ownernya masih sangat muda, yaitu Cahyadi Adhe Kurniawan yang membina Ibu-ibu wilayah pesisir di Mangunharjo, untuk mulai memanfaatkan limbah buah mangrove yang kering (propagul) dari jenis Rhizophora yang telah jatuh dan membusuk di tanah.

    Bagi Anda yang berprofesi sama dengan Cahyadi, ada baiknya Anda mulai meneliti kondisi hutan mangrove di sekitar kota Anda. Apabila sudah rusak, dan Anda ingin membantu untuk memulihkannya, Anda bisa mengkampanyekannya seperti yang dilakukan oleh anak muda dari Semarang ini.

    9. Koki

    Eksplorasi makanan lezat menggunakan tepung mangrove, saat ini terus dimasyarakatkan oleh para Koki. Salah satunya oleh “Koki Blangkon Kuning,” Owner Mas Jamang, yaitu Kamto Wahyono (https://mangrovemagz.com)

    Berprofesi sebagai Koki, tak lantas hilang kepedulian dengan lingkungan, terutama mangrove. Banyak juga, Koki yang bekerja di resto-resto di kawasan pesisir, yang menghidangkan sea food sebagai menu favoritnya.

    Namun, saya yakin, sedikit yang tahu kalau resto itu, beberapa ada yang didirikan di kawasan yang dulunya adalah hutan mangrove. Pohon mangrove ditebang dan direklamasi, demi berdirinya restoran cepat saji, tersebut.

    Bila Anda, seorang Koki yang baik, dan sadar akan fenomena kerusakan hutan mangrove yang seperti ini, maka untuk menunjukkan kepedulian Anda, tak salah juga bila Anda mulai merekomendasikan hidangan dari tepung mangrove, yang teknik pengolahannya sudah dipraktekkan di Semarang oleh Mas Jamang.

    Mas Jamang adalah sebuah label makanan (terutama jajanan) yang dibuat dari tepung mangrove. Olahannya bermacam-macam, mulai dari stik, bolu, krupuk, dan lain-lain. Sebagai Koki, Anda bisa bereksperimen untuk membuatnya lebih bercita rasa.

    10. Penulis Cerpen

    Nulis Buku membantu Penulis Cerpen menerbitkan karyanya. Kedepan Cerpen Mangrove bisa juga diterbitkan di sini (https://mangrovemagz.com)

    Bukan hanya buku mangrove saja yang langka. Cerpen mangrove juga belum banyak ditulis. Keberadaan cerpen mangrove mulai diinisiasi kehadirannya oleh Aris Priyono yang banyak menulis Cerita Mangrove (Cermang) fokus cerpen, bertema beragam, mulai dari flora, fauna, masyarakat, dan banyak hal yang berkaitan dengan mangrove, bahkan juga membuat blognya dan kabarnya juga akan me-release buku kumpulan cerpen mangrove (dongeng) pertamanya dalam waktu dekat.

    Bagi Anda yang berprofesi sama, namun tak memiliki informasi mengenai mangrove, rasa kepedulian Anda bisa ditunjukkan dengan cara mulai belajar tentang mangrove, atau menulis pengalaman Anda saat menanam mangrove dan bertemu dengan banyak komunitas mangrove di Indonesia.

    Kisah-kisah seputar mangrove dan dunianya, banyak yang menarik untuk diangkat sebagai sebuah cerpen. Anda mungkin tertarik untuk mengikuti jejak Aris Priyono?

    11. Pengelola Distro

    Distro mangrover yang berpusat di Semarang, hanya menjual kaos kampanye penyelamatan mangrove. Kabarnya, konsumennya sangat loyal dan produknya dijual terbatas. Keren, kan! (https://mangrovemagz.com)

    Selain label mangrover di Semarang, saya belum menemukan Pengelola Distro yang khusus menawarkan kaos bertema mangrove. Padahal, kampanye mangrove melalui media kaos, sangat efektif dalam menjangkau kalangan masyarakat yang lebih luas. Apa pasal? Karena kaos adalah media sederhana yang dipakai sehari-hari oleh semua kalangan.

    Bagi Anda Pengelola Distro, tak ada salahnya untuk mulai memproduksi kaos dengan motif dan desain eksplorasi dari mangrove. Apalagi di tahun 2014 ini, pangsa pasarnya juga sangat luas, dimana di seluruh Indonesia sudah mulai tumbuh pecinta mangrove dan komunitasnya, yang tentunya menanti-nanti produk distro mangrove keluaran Anda.

    12. Pengusaha Souvenir

    GROVENIR singkatan dari Mangrove Souvenir. Oleh ownernya, dia dikonsep hanya memproduksi produk-produk souvenir bertema flora dan fauna mangrove. Walaupun masih diserap kalangan terbatas, tapi usahanya mulai berkembang di Semarang (https://mangrovemagz.com)

    Belum banyak dibuat souvenir yang terinspirasi dari indahnya hutan mangrove. Bila kita ke supermarket, tak banyak toko souvenir yang menjual pernak-pernik, misalkan penjepit rambut, gelang, bandana dan souvenir lain yang berbentuk pohon mangrove, akar cakar ayam, ikan gelodok, dan flora fauna khas mangrove lainnya. Kebanyakan, souvenir masih didominasi dengan flora dan fauna darat atau laut.

    Nah, sebagai Pengusaha Souvenir, yang memiliki kepedulian terhadap mangrove, tak ada salahnya jika Anda berjuang dengan cara memproduksi pernak-pernik bertema flora dan fauna mangrove dengan segala keterkaitannya dengan ekosistemnya.

    13. Pendongeng

    Tokoh Boneka Mangrove, seperti Pohon Mangrove, Kepiting Mangrove dan Lebah Mangrove ini, bisa dijadikan tokoh utama, bagi Anda yang berprofesi sebagai Pendongeng, Videonya (https://mangrovemagz.com)

    Bagi Anda yang berprofesi sebagai Pendongeng, tak ada salahnya jika sesekali dalam kesempatan bekerja, juga mulai mengkampanyekan akan arti pentingnya hutan mangrove bagi kehidupan di bumi.

    Tokoh dongeng bisa juga digali dari flora dan fauna mangrove, misalkan Pohon Mangrove, Kepiting Mangrove dan Lebah Mangrove serta Mr. Brugu (diambil dari mangrove jenis Bruguiera) yang suka menolong manusia dengan cara memberikan tepung buahnya untuk dijadikan permen dan dijual ke anak-anak manusia.

    14. Pengusaha Tour dan Travel

    Wisata menelusuri hutan mangrove dengan kayak di Langkawi, Malaysia. Wahai para Pengusaha Tour dan Travel Indonesia, berani mencoba bisnis ini? (https://mangrovemagz.com)

    Membuat paket wisata khusus mangrove, juga bisa dilakukan, bagi Anda yng berprofesi sebagai Pengusaha Tour dan Travel. Tak banyak paket wisata yang hanya memfokuskan dirinya di eksplorasi hutan mangrove.

    Di Malaysia dan beberapa negara lain, sudah banyak yang mulai menjalankan bisnis ini. Nah, bila ini dibuat dan dikembangkan di Indonesia, tentu saja akan semakin banyak orang yang tahu akan keindahan hutan mangrove kita.

    15. Jurnalis

    Majalah Lingkungan dari National Geographic sudah banyak, tapi Majalah Mangrove? Belum ada! (https://mangrovemagz.com)

    Majalah Mangrove yang mengkhususkan dirinya pada pembahasan hutan mangrove, tentunya sangat menarik untuk dibuat. Bagi Anda para Jurnalis, terutama yang sehari-hari bergulat dengan pemberitaan di lingkungan, tak ada salahnya untuk mulai membuat majalah ini.

    Bicara masalah pangsa pasar, maka semakin banyaknya masyarakat yang mulai peduli dengan mangrove dan mendirikan komunitas mangrovenya, dalam beberapa tahun terakhir ini, membuat oplah majalah ini semakin hari bisa semakin meningkat.

    Walaupun masih banyak kata dan profesi yang bisa ditambahkan, semoga saja 15 profesi ini bisa sedikit membuka pikiran kita, betapa masih banyak cara yang bisa kita lakukan untuk bisa mempertahankan mangrove tetap berada di bumi. Jadi, kini kita tahu, bahwa berjuang menyelamatkan mangrove, memang tak hanya bisa dilakukan dengan menanam saja.

    Nah, apakah Anda juga punya cara lain dalam menyelamatkan mangrove selain menanam? Pastinya, ya. Apapun profesi Anda, jangan ragu untuk mulai mengkampanyekan mangrove kita. Mari praktekkan sekarang!

    Sumber dan Foto: Mangrovemagz

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says