PESONA WISATA INDONESIA

welcome to our blog



in a way, articles can also be described as a type of adjectives as they also tell us something about the nouns, like adjectives.

Articles are found in many Indo-European, Semitic, and Polynesian languages but formally are absent from some large languages of the world, such as Indonesian, Japanese, Hindi and Russian.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: guru ppkn cerdas Posted date: April 20, 2016 / comment : 0


    Kabupaten Pangandaran adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Ibukotanya adalah Parigi. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar di utara, Kabupaten Cilacap di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Tasikmalaya di barat.

    Pangandaran berasal dari dua buah kata “Pangan” dan “Daran” yang artinya pangan adalah “Makanan” dan daran adalah “Pendatang”. Jadi Pangandaran artinya “Sumber Makanan Para Pendatang”. Lalu para sesepuh terdahulu memberi nama desa Pananjung, karena menurut para sesepuh terdahulu di samping daerah itu terdapat tanjung di daerah ini pun banyak sekali terdapat keramat-keramat di beberapa tempat. Pananjung artinya dalam bahasa sunda pangnanjung-nanjungna (paling subur atau paling makmur).

    Bekas Stasiun Kereta Api Pangandaran

    Bekas Stasiun Pangandaran (https://news.mypangandaran.com)

    Stasiun ini dibangun sejak tahun 1921, merupakan Stasiun tersibuk di Kabupaten Pangandaraan saat itu. Karena tempat transit penumpang dan pengangkutan barang serta rempah-rempah dari hasil perkebunan di Kecamatan Banjar, Banjarsari, Padaherang, Kalipucang, Cijulang dan Parigi. Pada tahun 1997, stasiun dan jalur ini sempat diaktifkan dan dilewati berberapa lokomotif seperti BB300 dan D301. Namun akhirnya jalur BANCI (Banjar - Cijulang) ini ditutup kembali saat krisis ekonomi yang melanda seluruh Asia.

    Terowongan Wilhelmina

    Terowongan Wilhelmina sedang dibangun

    Terowongan ini merupakan terowongan terpanjang di Indonesia, yang memiliki panjang terowongan mencapai 1.208 meter, terletak di Kecamatan Kalipucang.

    Terowongan Wilhelmina dibangun oleh perusahaan kereta api zaman Belanda, SS (Staats Spoorwegen) pada tahun 1914 dan mulai digunakan pada 1 Januari 1921. Nama Wilhelmina diambil dari nama seorang ratu dari Kerajaan Belanda yang memiliki nama lengkap Wilhelmina Helena Pauline Maria. Wilhelmina menjadi Ratu Kerajaan Belanda pada tahun 1890 hingga 1948.

    Terowongan Wilhelmina (https://news.mypangandaran.com)

    Masyarakat setempat sering menyebut terowongan Wilhelmina dengan sebutan terowongan Sumber. Hingga pada 3 Pebruari 1981, dikarenakan matinya jalur kereta api Banjar-Cijulang maka mati pula terowongan ini dan tidak digunakan lagi, kini kondisinyapun sangat memperihatinkan, rel didalamnya sudah hilang entah kemana. Terowongannya pun dipenuhi rumput dan semak belukar dan terkesan angker. Alasannya adalah karena mahalnya biaya operasional dan sedikitnya pemasukan dari para penumpang kereta api di jalur itu.

    Gedung Uyeng

    Gedung Uyeng (https://anaxpangandaran.blogspot.co.id)

    Bangunan berarsistektur Belanda ini terletak di Dusun Bojongsari tepatnya di Jalan Babakan KM 0.5, Pangandaran. Bangunan yang sudah terlihat tua ini pun terkesan Angker. Sejak tanahnya di beli oleh pengusaha Susi Puji Hastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan, Era Pemerintahan Presiden Jokowi), bangunan ini terlihat lebih cantik dan nyaman walaupun suasana sepi masih sangat terlihat akibat dikelilingi tanah kosong yang luas, buat anda yang pernah makan di Yans Seafood Pangandaran, gedung ini terletak tepat diseberangnya. Beberapa Photografer lebih suka melakukan hunting di tempat ini. Ditempat ini juga sering dipakai Syuting film laga pada era 90-an.

    Gedung Uyeng (https://anaxpangandaran.blogspot.co.id)

    Goa Jepang Pananjung

    Goa Jepang Pananjung (https://news.mypangandaran.com)

    Goa jepang terletak di Cagar Alam Pantai Pangandaran, goa yang dibangun oleh pemerintah jepang pada tahun 1941-1945, dengan menggunakan kerja paksa selama kurang lebih 1 tahun, bertujuan untuk memantau atau mengawasi pendaratan pihak Belanda di Pantai Pangandaran. Setiap tanggal 17 Agustus warga Jepang yang berada di Pangandaran melakukan upacara khusus sebagai tanda penghormatan terhadap nenek moyang nya.

    Gua Jepang ini terbuat dari tembok beton yang tertimbun tanah sebagai benteng pertahanan dengan lubang - lubang pengintai ke arah laut untuk mengawasi pendaratan tentara sekutu.

    Rumah Tinggal

    Rumah Tinggal  (https://news.mypangandaran.com)

    Rumah yang ini merupakan rumah yang dibangun oleh orang Belanda saat itu, namun kini kondisi nya sudah rusak parah karena tidak terurus. Rumah yang terletak di desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran ini pernah menjadi tempat menginap pihak Belanda ketika akan menyebrang ke Sungai Citanduy untuk memantau perkebunan di Jawa Tengah.

    Rumah Tinggal

    Rumah Tinggal (https://www.mypangandaran.com)

    Rumah tinggal. peninggalan Belanda di Desa Parigi, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran ini nampak masih berdiri kokoh. Bangunan tua yang di dirikan pada masa penjajahan Belanda ini memang masih utuh, jika mengunjungi bangunan tua ini anda juga bisa melihat barang-barang antik (barang kuno) seperti lemari, piring, cangkir, dan lain-lain, yang masih sangat terawat.

    Rumah Tinggal (https://www.mypangandaran.com)

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says